PENGARUH PENCANTUMAN LABEL HALAL PADA PRODUK COKLAT TERHADAP PEMBELIAN MASYARAKAT MUSLIM DI KOTA PADANG

WENNY, WINARTI AGRI (2016) PENGARUH PENCANTUMAN LABEL HALAL PADA PRODUK COKLAT TERHADAP PEMBELIAN MASYARAKAT MUSLIM DI KOTA PADANG. Diploma thesis, Universitas Andalas.

Text (Skripsi Fulltext) 1414.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (3MB)

Abstract

1.1 Latar Belakang Kebutuhan pangan meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan dinamika ekonomi masyarakat, hal ini mendorong pertumbuhan permintaan terhadap hasil industri pangan. Pasar industri pangan nasional hingga akhir tahun 2015 diperkirakan mencapai Rp 700 triliun, naik sekitar 7,7% dari realisasi pasar tahun lalu sebesar Rp 650 triliun. Pertumbuhan tersebut dengan rata-rata pertumbuhan pasar industri pangan per tahun di kisaran 5-10%. Namun, jika terjadi inflasi, maka pertumbuhan nilai pasarnya bisa mencapai 10-12% per tahun (Kemenperin, 2015). Keterbatasan kemampuan produksi dalam negeri di Indonesia khususnya dan Negara ASEAN pada umumnya telah mendorong terjadinya impor produk pangan. Impor produk pangan secara kumulatif di ASEAN pada tahun 2014 mencapai sekitar USD1,53 miliar, sedangkan selama periode Januari hingga Mei 2012 nilainya telah mencapai USD863 juta, naik dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar USD744 juta. Dari total produk pangan yang masuk ke Indonesia, porsi impor dari Malaysia secara rata-rata bisa mencapai sekitar 40-50%. Sedangkan, impor produk pangan dari seluruh dunia pada tahun lalu mencapai USD5,9 miliar. Pada periode Januari hingga Mei 2012 nilainya mencapai USD2,26 miliar, atau turun dibandingkan periode tahun lalu sebesar USD2,29 miliar. Potensi industri pangan Indonesia sangat besar, baik dari bahan baku maupun bahan tambahan (Kemenperin, 2015). Sementara, dilihat dari penerimaan devisa sektor industri nonmigas melalui ekspor, industri makanan dan minuman mampu memberikan sumbangan yang cukup berarti. Pada 2011 nilai ekspor makanan dan minuman sebesar USD13,73 miliar naik dibanding periode sama 2010 yang hanya USD9,26 miliar. Meski demikian, pasar dalam negeri masih bergantung pada impor (Kemenperin, 2015). Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk terbesar pada urutan ke 4 di dunia. Dengan jumlah penduduk tersebut, Indonesia memiliki kebutuhan konsumsi yang banyak. Dengan banyaknya kebutuhan konsumsi di Indonesia maka Indonesia menjadi pasar potensial untuk produk pangan, termasuk coklat. Indonesia berada di bawah Negara Cina yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.369.220.000 jiwa, India sebanyak 1.269.765.000 jiwa dan Amerika Serikat sebanya k 320.672.000 jiwa, dengan jumlah penduduk Indonesia mencapai di angka 255.461,700 jiwa. Tabel 1.1 Negara dengan Jumlah Penduduk Terbesar di Dunia Tahun 2014 Sumber: Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB Tahun 2014 Negara Jumlah Penduduk Republik Rakyat Tiongkok 1.369.220.000 India 1.269.765.000 Amerika Serikat 320.672.000 Indonesia 255.461.700 Brazil 204.153.000 Jumlah penduduk Indonesia menurut 34 Provinsi yang ada di Indonesia pada tahun 2014 sebanyak 252.164.8 jiwa. Dari total jumlah penduduk di Indonesia, penduduk terbanyak ada di provinsi Jawa Barat yaitu 46.029.6 jiwa dengan persentase 18,2%, disusul dengan urutan kedua yaitu provinsi Jawa Timur sebanyak 38.610.2 jiwa dengan persentase 15,3% dan penduduk terkecil adalah provinsi Kalimantan Utara yaitu hanya sebanyak 618.2 jiwa dengan persentase 0,24% sedangkan Sumatera Barat termasuk 10 besar yaitu pada urutan ke 10 dengan jumlah penduduk terbanyak, Sumatera Barat memiliki jumlah penduduk yaitu 5.131.9 jiwa dengan persentase 2,03% terletak dibawah provinsi Riau yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 6.188.4 jiwa dengan persentase sebanyak 2,45%. Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Indonesia per Provinsi Tahun 2014 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2015 (Data diolah) Provinsi

Actions (login required)

View Item