Shuttle Diplomacy Indonesia di ASEAN Terkait Konflik Laut Tiongkok Selatan

Muhammad, Naufal Aziz (2018) Shuttle Diplomacy Indonesia di ASEAN Terkait Konflik Laut Tiongkok Selatan. Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
Text (Cover & Abstrak)
Cover & Abstrak.pdf - Published Version

Download (207kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab I (Pendahuluan))
Bab I (Pendahuluan).pdf - Published Version

Download (605kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab V (Penutup))
Bab V (Penutup).pdf - Published Version

Download (347kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (451kB) | Preview
[img] Text (Skripsi Full Text)
Full Draft (watermark).pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Penelitian ini menjelaskan faktor-faktor keberhasilan mediasi dalam Shuttle Diplomacy yang dilakukan oleh Indonesia selama dua hari dalam menyatukan pandangan negara-negara ASEAN pasca tidak tercapainya communique pada pertemuan AMM ke 45 di Kamboja. Peneliti menggunakan tulisan Lawrence Susskind dan Eileen Babbitt untuk menjelaskan kenapa sebuah usaha mediasi bisa berjalan efektif, yaitu dengan adanya kesadaran untuk tidak melakukan aksi unilateral diantara negara yang berkonflik, penyusunan perjanjian alternatif untuk menghindari konflik yang berkelanjutan, delegasi dalam perundingan adalah orang yang memiliki otoritas dan berkomitmen dalam menerapkan tindakan yang disepakati, adanya faktor eksternal yang memaksa pihak terkait untuk mencari sebuah resolusi konflik, pihak yang menjadi mediator adalah orang yang bisa diterima oleh semua pihak. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan metode analisis deskriptif untuk menemukan jawaban mengenai faktor-faktor keberhasilan shuttle diplomacy yang dilakukan oleh Indonesia. Penelitian ini menemukan bahwa usaha mediasi yang dilakukan bisa berjalan efektif karena adanya kesadaran dari masing-masing negara ASEAN untuk tidak melakukan aksi unilateral dalam merespon konflik yang terjadi, kemudian Marty Natalegawa mengusulkan draft Six Point Principle on the South China Sea sebagai alternatif communique yang gagal dan memastikan perjanjian ini dipatuhi oleh semua pihak, faktor adanya Indonesia sebagai mediator dan adanya kepentingan internasional lain juga ikut memaksa negara-negara ASEAN untuk menentukan sikap bersama terhadap konflik Laut Tiongkok Selatan yang telah terjadi berlarut-larut. Kata kunci : Indonesia, Laut Tiongkok Selatan, Shuttle Diplomacy, Mediation.

Item Type: Thesis (Diploma)
Primary Supervisor: Anita Afriani Sinulingga, S.IP, M.Si
Subjects: J Political Science > JQ Political institutions Asia
J Political Science > JZ International relations
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional
Depositing User: s1 ilmu hubungan internasional
Date Deposited: 19 Oct 2018 12:50
Last Modified: 19 Oct 2018 12:50
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/39315

Actions (login required)

View Item View Item