Distribusi Arah Vertikal Hujan Konvektif Kuat di Indonesia

Helmi, Yusnaini (2018) Distribusi Arah Vertikal Hujan Konvektif Kuat di Indonesia. Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
Text (Cover dan Abstrak)
cover+abstrak01.pdf - Published Version

Download (69kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Pendahuluan)
PENDAHULUAN_02.pdf - Published Version

Download (28kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Penutup)
penutup_03.pdf - Published Version

Download (20kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA_04.pdf - Published Version

Download (38kB) | Preview
[img] Text (skripsi full text)
skripsi_full_05okee.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract

ABSTRAK Telah dilakukan analisis distribusi arah vertikal awan konvektif kuat di Indonesia dengan menggunakan data radar refletivity factor (dBZ), dari satelit Tropical Rainfall Measuring Mission (TRMM) Precipitation Radar (PR) 2A25 selama 10 tahun pengamatan (1998-2007). Distribusi arah vertikal didefenisikan dalam dua tipe sel konvektif yaitu cumulonimbus tower (CbT) dan intense convective clouds (ICC) mengikuti pengelompokkan dari beberapa penelitian sebelumnya. Data dBZ diasumsikan sebagai CbT jika mengandung Z ≥ 20 dBZ pada ketinggian 12 km dengan kedalaman 9 km. Awan ICC dibedakan menjadi dua ketinggian, Z ≥ 30 dan ≥ 41 dBZ pada ketinggian 8 (ICC8) dan 3 km (ICC3), masing-masingnya. Penelitian ini menemukan bahwa awan konvektif kuat lebih sering diamati pada daratan seperti Sumatera, Kalimantan, Jawa, daripada kawasan lautan. Hal ini konsisten dengan tingginya nilai CAPE di daratan terutama Indonesia bagian barat. Di bawah melting layer, peningkatan nilai Z terhadap penurunan ketinggian (downward increasing/DI) dominan teramati di lautan dan pantai dimana awan CbT mempunyai gradien DI terbesar. Sebaliknya, pada ketinggian di atas melting layer, awan CbT memiliki gradien DI terkecil yang menggambar pertumbuhan butiran presipitasi paling kecil dibandingkan dengan ICC8 dan ICC3. Hal ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang mendapatkan CbT memiliki tingkat pertumbuhan paling besar. Frekuensi kemunculan dan intensitas konvektif kuat dipengaruhi oleh musim dimana konvektif kuat banyak teramati pada bulan-bulan basah (MAM dan SON). Walaupun demikian, pengaruh musim terhadap pertumbuhan dan evolusi butiran presipitasi dari konvektif kuat tidak teramati dengan jelas dimana gradien Z di atas dan di bawah melting layer hampir sama untuk setiap musimnya. Kata kunci: radar reflektivitas, awan konvektif kuat, Indonesia, TRMM-PR 2A25

Item Type: Thesis (Diploma)
Primary Supervisor: Dr.techn. Marzuki
Subjects: Q Science > QC Physics
Divisions: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Fisika
Depositing User: s1 fisika fisika
Date Deposited: 18 Oct 2018 15:52
Last Modified: 18 Oct 2018 15:52
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/38999

Actions (login required)

View Item View Item