NAGARI TARUNG-TARUNG, KECAMATAN RAO, KABUPATEN PASAMAN: DARI PEMERINTAHAN DESA KEMBALI KE NAGARI 1983-2006

ERMIN SAID, LUBIS (2018) NAGARI TARUNG-TARUNG, KECAMATAN RAO, KABUPATEN PASAMAN: DARI PEMERINTAHAN DESA KEMBALI KE NAGARI 1983-2006. Diploma thesis, UNIVERSITAS ANDALAS.

[img]
Preview
Text (Cover dan Abstrak)
Cover dan Abstrak.pdf - Published Version

Download (159kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
BAB I.pdf - Published Version

Download (185kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB V)
BAB V.pdf - Published Version

Download (73kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (118kB) | Preview
[img] Text (Full Skripsi)
Skripsi Ermin Said Lubis 1310711023.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (7MB)

Abstract

Penelitian ini berjudul “Nagari Tarung-Tarung, Kecamatan Rao, Kabupaten Pasaman: Dari Pemerintahan Desa Kembali Ke Nagari 1983-2006”. Nagari Tarung-Tarung terletak di perbatasan Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Sumatera Utara. Hal itu menyebabkan Nagari Tarung-Tarung dihuni oleh dua etnis mayoritas yaitu dan etnis Minang dan etnis Mandailing. Mata pencaharian masyarakat Nagari Tarung-Tarung yang utama adalah pertanian, ternak ikan, pedagang dan wiraswasta. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode sejarah yang terdiri dari empat tahap, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Tahap awal adalah pengumpulan sumber-sumber yang berhubungan dengan penelitian. Pada tahap pengumpulan sumber dilakukan melalui studi pustaka dan lapangan dengen metode sejarah lisan dan wawancara. Setelah itu diperoleh sumber-sumber yang dapat diklasifikasikan menjadi sumber primer dan sumber sekunder. Penulisan diarahkan dalam bentuk deskriptif naratif. Kemudian data yang diperoleh dilanjutkan kepada tahap kritik. Tahapan yang terakhir adalah historiografi atau penulisan. Setelah diterapkan sistem pemerintahan desa, desa dipimpin oleh kepala desa dan menyampingkan pemerintahan adat. Dalam menjalankan pemerintahannya kepala desa hanya menjalankan fungsi administrasi pemerintahan umum saja, karena desa bukan merupakan kesatuan masyakat hukum adat. Nagari yang sebelumnya sebuah wilayah yang cukup besar dipecah menjadi satuan wilayah yang relatif kecil. Hal ini tentunya memberikan dampak baik dan dampak buruk bagi pemerintah dan masyarakat nagari. Dampak positif pembentukan pemerintahan desa di antaranya semakin mudah bagi masyarakat untuk mengurus keperluan yang bersifat administrasi karena wilayah desa yang relatif kecil, sedangkan dampak buruknya yaitu kurangnya rasa kebersamaan masyarakat yang sebelumnya tertanam pada saat pemerintahan nagari. Setelah pemerintahan desa kembali ke pemerintahan nagari masyarakat dengan antusias dalam menyambut kembalinya pemerintahan nagari. Hal itu terlihat dengan semangat masyarakat dalam membentuk kembali Nagari Tarung-Tarung setelah sekitar 16 tahun berada dalam sistim pemerintahan desa. Kembalinya ke sistim pemerintahan nagari menyebabkan kembalinya sistem pemerintahan lama yang memang dirasa pas berada di wilayah Sumatera Barat. Kata Kunci: Dampak, Desa, Masyarakat, Nagari, Pemerintah

Item Type: Thesis (Diploma)
Primary Supervisor: Dr. Nopriyasman M.Hum
Subjects: H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform
Divisions: Fakultas Ilmu Budaya > Ilmu Sejarah
Depositing User: S1 Ilmu Sejarah
Date Deposited: 18 Oct 2018 16:52
Last Modified: 18 Oct 2018 16:52
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/38997

Actions (login required)

View Item View Item