ANALISIS EFISIENSI RANTAI PASOK KELAPA SAWIT PETANI SWADAYA DI SUMATERA BARAT

Lisa, Nesti (2018) ANALISIS EFISIENSI RANTAI PASOK KELAPA SAWIT PETANI SWADAYA DI SUMATERA BARAT. Doctoral thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
Text (Cover dan Abstrak)
ABSTRAK.pdf - Published Version

Download (129kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I (Pendahuluan))
2. BAB 1 PENDAHULUAN OKT.pdf - Published Version

Download (294kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab Akhir (Penutup/Kesimpulan))
3. BAB 7 PENUTUP.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img]
Preview
Text (Daftar Pustaka)
4. DAFTAR PUSTAKA OK.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (Tugas Akhir Ilmiah Utuh)
5. full gabungan ok.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (54MB)

Abstract

Kelapa sawit sebagai komoditi unggulan di sektor perkebunan di Provinsi Sumatera Barat telah memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB. Kondisi yang demikian seharusnya dapat mensejahterakan perekonomian petani kelapa sawit itu sendiri, namun pada kenyataannya kondisi tersebut jauh dari yang dibayangkan. Salah satu penyebabnya adalah selain mutu Tandan Buah Segar (TBS) yang dihasilkan oleh petani swadaya belum sesuai dengan standar yang ditetapkan pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS), juga disebabkan adanya ketidakseimbangan antara pasokan (supply) TBS milik petani swadaya terhadap permintaan (demand) TBS dari pabrik PKS, akibatnya TBS petani swadaya sulit untuk diterima oleh pabrik PKS, sebaliknya jika diterima namun dengan harga jual yang rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis karakteristik petani swadaya dimasing-masing daerah penelitian, (2) Menganalisis karakteristik rantai pasok TBS ke pabrik pengolah kelapa sawit di masing-masing daerah penelitian, (3) Tingkat efisiensi transmisi harga pada sistem rantai pasok kelapa sawit petani swadaya pada masing-masing daerah penelitian, (4) Menganalisis RCA indeks, (5) Menganalisis margin keuntungan dan margin pemasaran, (6) Merumuskan implikasi kebijakan. Dua sumber data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung dari petani swadaya dan stakeholder lainnya, instrumen yang peneliti gunakan adalah wawancara langsung, kuisioner, observasi lapangan dan FGD. Data sekunder yang peneliti gunakan adalah data time series yang diperoleh dari lembaga terkait. Analisis frekuensi digunakan untuk perhitungan data primer, sedangkan price relationship dan Revealed Comparative Advantage (RCA) digunakan untuk mengolah data sekunder. Jika disinkronisasikan hasil analisis data primer dan sekunder, maka hasil penelitian menunjukkan bahwa : secara keseluruhan sistem rantai pasok dapat dikatakan tidak efisien dan tidak menguntungkan petani swadaya. Hal ini terlihat terutama dari hasil temuan berikut : (1) Petani swadaya belum begitu fokus pada perbaikan standar kualitas dalam proses produksi TBS; (2) Panjangnya rantai pasok dan banyaknya aktor yang terlibat sepanjang rantai pasok dari petani swadaya sampai ke eksporter (3) Penentuan harga TBS disetiap tingkat aliran rantai pasok mulai dari eksporter sampai ke petani terbukti terdapatnya indikasi inefisiensi transmisi harga. (4) RCA indeks di pasar domestik secara rata-rata 5,00 (tahun 2000-2015), menunjukkan eksporter dipasar domestik dalam membeli TBS sebagai price maker. Sementara RCA indeks dipasar dunia secara rata-rata kurang dari satu, menunjukkan dipasar internasional sebagai price taker, kondisi pasar demikian mengarah pada berkerjanya pasar monopsoni (5) margin keuntungan, margin pemasaran, bagian petani dan nilai efisiensi pemasaran, diperoleh nilai Pbi <MPi; (ii) Pbi + Ci> MKi; (iii) FS kurang dari 50% (iv) EP> 1, menunjukkan kondisi rantai pasok yang tidak efisien, kondisi ini sangat merugikan petani swadaya kelapa sawit. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa belum terdapat suatu kebijakan tersendiri bagi pemerintah untuk mengintervensi bekerjanya pasar monopsoni. Dalam konteks ini peneliti mengajukan 3 arahan kebijakan untuk menyelesaikan persoalan tersebut yang dilihat dari kepentingan masing-masing stake holder. Ditingkat petani, diperlukan kebijakan memfasilitasi agar petani menjadi mampu untuk memenuhi standar kualitas yang diperlukan oleh pabrik PKS, sementara ditingkat pengumpul diperlukan suatu kebijakan terbentuknya organisasi usaha yang lebih berpihak kepada petani, dalam hal ini sistem koperasi sebagai penjamin pemasaran dianggap suatu kebijakan yang cukup efisien. Ditingkat eksporter, perlu didorong agar produk-produk yang diekspor tidak lagi semata-mata CPO dan PKO, tapi harus ditumbuhkembangkan industri hilirisasi yang mampu membuat end products. Dalam hubungan dengan pemerintah daerah dan provinsi agar menciptakan Badan Usaha Milik Daerah yang mampu bersaing dan bersinergi dengan Badan Usaha Milik Swasta yang sudah ada. Lebih penting lagi dalam hubungan ini menetapkan kebijakan land reform terhadap perkebunan-perkebunan yang mendapatkan konsensi pendayagunaan lahan pada masa lalu. Dengan catatan pabrik investor besar diharapkan hanya memiliki pabrik pengolahan saja sedangkan sebagai pemasok bahan baku adalah petani swadaya. Kata kunci : Kelapa sawit petani swadaya, rantai pasok, pasar monopsoni, kebijakan

Item Type: Thesis (Doctoral)
Primary Supervisor: Prof. Dr. Firwan Tan, SE, M.Ec, DEA, Ing
Subjects: H Social Sciences > HB Economic Theory
Divisions: Fakultas Ekonomi > Ilmu Ekonomi
Depositing User: s3 Ilmu Ekonomi
Date Deposited: 18 Oct 2018 11:30
Last Modified: 18 Oct 2018 11:30
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/38981

Actions (login required)

View Item View Item