Jacqline, Charles Labo (2018) Angka Kejadian Keterlambatan Bicara Disertai Gangguan Pendengaran Pada Anak Yang Menjalani Pemeriksaan Pendengaran Di Bagian THT-KL RSUP Dr. M.Djamil Padang. Diploma thesis, Universitas Andalas.
|
Text (abstrak)
1 COVER DAN ABSTRAK.pdf - Published Version Download (200kB) | Preview |
|
|
Text (BAB 1 PENDAHULUAN)
2 BAB 1 (Pendahuluan).pdf - Published Version Download (304kB) | Preview |
|
|
Text (BAB 6 PENUTUP)
3 BAB akhir (Penutup atau Kesimpulan).pdf - Published Version Download (283kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
4 DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (368kB) | Preview |
|
Text (SKRIPSI FULLTEXT)
5 Tugas akhir ilmiah utuh.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (8MB) |
Abstract
Keterlambatan bicara adalah keterlambatan proses bicara seorang anak dibandingkan dengan proses bicara anak seusianya yang sebagian besar diakibatkan oleh gangguan pendengaran. Pemeriksaan pendengaran yang dianjurkan adalah timpanometri, Otoacoustic Emission (OAE) dan Brainstem Evoked Response Audiometry (BERA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian keterlambatan bicara disertai gangguan pendengaran pada anak yang menjalani pemeriksaan pendengaran di Bagian THT-KL RSUP Dr. M.Djamil Padang. Penelitian ini merupakan penelitian desktiptif retrospektif dengan desain cross-sectional menggunakan data sekunder terhadap 70 anak terlambat bicara yang menjalani pemeriksaan timpanometri, BERA dan OAE di Bagian THT-KL RSUP Dr. M. Djamil Padang periode 2016-2017. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Hasil penelitian didapatkan 70 anak terlambat bicara dengan 140 telinga yaitu pada periode 2016 sebanyak 30 orang dan periode 2017 sebanyak 40 orang. Kelompok usia anak terbanyak yaitu 2 – 3 tahun (51,43%), dengan jenis kelamin laki –laki (61,44%). Hasil timpanometri terbanyak Tipe A (62,14%), gambaran OAE terbanyak PASS (51,43%) dan hasil BERA terbanyak profound SNHL (26,43%). Gangguan pendengaran terbanyak adalah gangguan bilateral sebanyak (48,57%). Hasil tipe gangguan pendengaran terbanyak didapatkan tuli sensorineural (42,14%). Faktor resiko gangguan pendengaran terbanyak adalah infeksi postnatal (14,29%).
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > RF Otorhinolaryngology R Medicine > RJ Pediatrics R Medicine > RJ Pediatrics > RJ101 Child Health. Child health services |
Divisions: | Fakultas Kedokteran |
Depositing User: | S1 Pendidikan Kedokteran |
Date Deposited: | 25 Jun 2018 11:48 |
Last Modified: | 25 Jun 2018 11:48 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/34852 |
Actions (login required)
View Item |