AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK JAMUR Penicillium oxalicum (WR3) YANG DIKULTIVASI PADA EMPAT JENIS MEDIA PERTUMBUHAN

Widya, Elisa (2018) AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK JAMUR Penicillium oxalicum (WR3) YANG DIKULTIVASI PADA EMPAT JENIS MEDIA PERTUMBUHAN. Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
Text (Cover dan Abstrak)
Abstrak..pdf - Published Version

Download (374kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I Pendahuluan)
BAB I.pdf - Published Version

Download (129kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB V Kesimpulan dan Saran)
BAB V.pdf - Published Version

Download (127kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (214kB) | Preview
[img] Text (Tugas Akhir Full Text)
Tugas Akhir Full Text..pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (5MB)

Abstract

Penelitian mengenai perbedaan metabolit sekunder, berat ekstrak etil asetat dan aktivitas antibakteri yang dihasilkan oleh jamur Penicillium oxalicum (WR3) asal spon laut Haliclona fashigera yang dikultivasi pada 4 media berbeda dalam kurun waktu 1-6 minggu telah dilaksanakan. Kultivasi dilakukan pada media beras dalam aquades, beras dalam air laut, Malt Extract Broth (MEB) dalam aquades dan MEB dalam air laut. Hasil kultivasi diekstraksi dengan pelarut etil asetat kemudian dilakukan penentuan berat ekstrak, analisa Kromatografi Lapis Tipis (KLT), analisa KLT densitometri terhadap senyawa pembanding sydowinin B dan pengujian aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Berat ekstrak terbesar diperoleh pada kultivasi menggunakan media beras dalam aquades selama 3 minggu. Aktivitas antibakteri terbesar diperoleh pada kultivasi menggunakan media beras air laut selama 5 minggu. Sedangkan kadar sydowinin B terbesar diperoleh pada kultivasi menggunakan media beras dalam aquades selama 6 minggu. Berdasarkan hasil analisa KLT dengan senyawa pembanding sydowinin B dan curvularin mengggunakan eluen etil asetat : diklorometana (1:4), bercak sydowinin B terlihat lebih jelas pada kultivasi menggunakan media beras dibandingkan dengan media MEB, sedangkan bercak curvularin hanya terlihat pada kultivasi mengggunakan media beras dalam air laut selama 5 minggu. Selain bercak sydowinin B dan curvularin, diperoleh juga bercak lainnya pada media beras. Hasil uji statistika menggunakan metode Kruskal Wallis menunjukkan bahwa media kultivasi mempengaruhi berat ekstrak dan aktivitas antibakteri yang dihasilkan (P<0.05) sedangan lama kultivasi tidak mempengaruhi (P>0.05). Berdasarkan hasil yang diperoleh disimpulkan bahwa kultivasi menggunakan media beras dalam air laut selama 5 minggu merupakan media dan waktu optimal dalam memproduksi senyawa aktif antibakteri. Kata kunci: media kultivasi, metabolit sekunder, jamur, kultivasi, antibakteri

Item Type: Thesis (Diploma)
Primary Supervisor: Prof. Dr. Dian Handayani, Apt
Subjects: R Medicine > RS Pharmacy and materia medica
Divisions: Fakultas Farmasi
Depositing User: s1 Fakultas Farmasi
Date Deposited: 09 May 2018 10:23
Last Modified: 09 May 2018 10:23
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/33307

Actions (login required)

View Item View Item