MIGRASI BURUNG PEMANGSA SEBAGAI OBJEK EKOWISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS RIAU

yera putri rahayu, yera (2015) MIGRASI BURUNG PEMANGSA SEBAGAI OBJEK EKOWISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS RIAU. Masters thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
Text (Abstrak)
ringkasan.pdf - Published Version

Download (38kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab 1 Pendahuluan)
Bab 1.pdf - Published Version

Download (46kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Bab 6 baru.pdf

Download (36kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (352kB) | Preview
[img] Text (Tesis Full Text)
tesis1.compressed.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Migrasi Burung Pemangsa Sebagai Objek Ekowisata Di Pulau Rupat Kabupaten Bengkalis, Riau Oleh : Yera Putri Rahayu (Di bawah bimbingan Wilson Novarino dan Rizaldi) RINGKASAN Migrasi burung merupakan perpindahan yang dilakukan burung untuk menghindari musim dingin, pemenuhan makanan, dan mencari tempat berkembangbiak. Salah satu burung yang melakukan migrasi setiap tahunnya yaitu burung pemangsa. Burung pemangsa migran telah menjadi daya tarik bagi masyarakat di sepanjang daerah yang dilewati. Burung pemangsa yang bermigrasi mengikuti koridor tradisional untuk sampai ke daerah tujuan. Pulau Rupat yang menjadi lokasi penelitian merupakan pintu masuk burung pemangsa migran ke Pulau Sumatera, Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kelimpahan populasi dari masing–masing spesies burung pemangsa migran yang ada di Pulau Rupat. Menganalisa kondisi daerah persinggahan burung pemangsa migran yang meliputi keadaan biofisik (tutupan hutan, tipe vegetasi, topografi, cuaca), dan keadaan sosial ekonomi serta menganalisa pengembangan potensi kegiatan birdwatching migrasi burung pemangsa sebagai objek ekowisata di Pulau Rupat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi kegiatan birdwatching migrasi burung pemangsa sebagai objek ekowisata dan menumbuhkan kesadaran masyarakat pentingnya burung pemangsa sebagai bioindikator lingkungan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2014 – Maret 2015 di Pulau Rupat. Metode yang digunakan yaitu metode survey dan metode point count dengan mengidentifikasi spesies, penghitungan jumlah populasi, serta mencatat pola pergerakan dan arah terbang burung pemangsa migran. Pengumpulan data dan informasi kondisi Pulau Rupat dengan metode desk study dan pembuatan peta serta klasifikasi tutupan hutan dengan menggunakan QuantumGIS 2.8. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa spesies burung pemangsa migran yang diidentifikasi saat pengamatan yaitu Pernis ptilorhyncus, Aviceda leuphotes, Accipiter soloensis, Accipiter gularis, dan Falco peregrinus. Kelimpahan pada migrasi musim gugur tahun 2014 sebanyak 518 individu dengan lima spesies dan musim semi tahun 2015 sebanyak 4.501 individu dengan 2 spesies. Berdasarkan waktu pengamatan pada kedua tahun pengamatan, kelimpahan burung pemangsa migran tertinggi pada pagi hari (musim gugur 2014 sebanyak 336 individu, dan musim semi 2015 sebanyak 3005 individu). Pola tingkah laku burung pemangsa pada saat migrasi terlihat selalu terbang berkelompok baik heterogen maupun homogen serta pergerakan terbang mengikuti arah angin. Kelimpahan burung pemangsa migran musim gugur tahun 2014 lebih rendah dari tahun 2012 karena disebabkan oleh kondisi habitat sementara, waktu pengamatan, dan jumlah pengamat. Kondisi biofisik Pulau Rupat mencakup tutupan hutan yang dilihat dari penggunaan lahan wilayah paling luas yaitu hutan mangrove sekunder, dan tipe vegetasi meliputi hutan mangrove sekunder, hutan mangrove primer, hutan rawa primer, hutan rawa sekunder, hutan tanaman, perkebunan, pertanian lahan kering, pertanian lahan kering campur, sawah, pemukiman, rawa, belukar rawa, dan tanah terbuka. Pulau Rupat memiliki kelerengan datar (0–3%) dengan ketinggian maksimal 25m diatas permukaan air laut. Curah hujan di Pulau Rupat berkisar antara 1,0 sampai 339,5 mm/bulan. Sedangkan kondisi sosial ekonomi dilihat dari latarbelakang masyarakat yang beragam meliputi melayu, jawa, cina, batak, dan suku asli penduduk yaitu akit serta aktifitas mata pencaharian pokok sebagai petani, nelayan, buruh tani, wiraswasta (dagang dan wirausaha), dan PNS. Nilai ekowisata Pulau Rupat sebesar Rp 857.752.800,- per tahunnya. Dan kegiatan birdwatching migrasi burung pemangsa dapat menjadi objek ekowisata di Pulau Rupat dengan potensi pendukung yang telah ada sehingga dapat menarik lebih banyak wisatawan untuk berkunjung dan juga sebagai upaya konservasi kawasan ekosistem esensial dan habitat sementara burung migran.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: Q Science > Q Science (General)
Divisions: Pascasarjana Tesis
Depositing User: s2 biologi biologi
Date Deposited: 07 Mar 2016 07:57
Last Modified: 07 Mar 2016 07:57
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/3320

Actions (login required)

View Item View Item