DEASY, NATALIA (2016) KORELASI STATUS NUTRISI DENGAN KEKUATAN GENGGAMAN TANGAN DAN STATUS FUNGSIONAL PADA PASIEN GERIATRI. Masters thesis, Universitas Andalas.
Text (Tesis Full Text)
1182.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (951kB) |
Abstract
Saat ini terjadi perubahan demografi di seluruh dunia termasuk Indonesia, jumlah penduduk usia lanjut diperkirakan meningkat dari 690 juta orang tahun 2010 menjadi hampir 1,5 milyar pada tahun 2050.1,2 Perubahan demografi tersebut dapat terjadi antara lain disebabkan peningkatan angka harapan hidup dan penurunan angka kelahiran.3 Data demografi penduduk internasional yang dikeluarkan oleh Bureau of the Census USA melaporkan bahwa Indonesia pada tahun 1990-2025 akan mempunyai kenaikan jumlah penduduk usia lanjut sebesar 414%, suatu angka paling tinggi di seluruh dunia. Sebagai perbandingan, Kenya 347%, Brazil 255%, India 242%, China 220%, Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33%.4 Jumlah penduduk usia lanjut di Indonesia mencapai peringkat lima besar terbanyak di dunia, yakni mencapai 18,1 juta pada tahun 2010 dan akan meningkat dua kali lipat menjadi 36 juta pada tahun 2025. Angka harapan hidup penduduk Indonesia mencapai 67,8 tahun pada periode 2000-2025 dan meningkat menjadi 73,6 tahun pada periode 2020-2025.3 Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat 2014, jumlah penduduk di Sumatera Barat pada tahun 2013 adalah 5,06 juta orang, dan dari jumlah tersebut 420.238 orang adalah penduduk usia lanjut (8,3%).5 Peningkatan populasi usia lanjut dapat dilihat sebagai keberhasilan pelaksanaan kebijakan kesehatan masyarakat dan pembangunan sosial ekonomi. Namun disisi lain, tingginya populasi usia lanjut dapat menimbulkan permasalahan terkait aspek medis, psikologis, ekonomi, dan sosial sehingga diperlukan peningkatan pelayanan kesehatan terhadap usia lanjut.6 Hal ini merupakan tantangan yang harus dihadapi bangsa Indonesia agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada peningkatan kualitas hidup usia lanjut yang tidak semata-mata berorientasi kuratif tetapi juga preventif, promotif, dan rehabilitatif.7 Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan usia lanjut, usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas.8 Konsekuensi peningkatan jumlah penduduk usia lanjut adalah meningkatnya jumlah pasien geriatri.2 Istilah geriatri pertama kali digunakan oleh Ignatz Nasche pada tahun 1909. Geriatri merupakan disiplin ilmu kedokteran yang menitikberatkan pada pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan pelayanan kepada para pasien usia lanjut. Ilmu ini baru dikatakan berkembang pada tahun 1935 di Inggris oleh seorang dokter perempuan Marjorie Warren di West Middlesex Hospital, yang dianggap sebagai perintisnya. Beratus-ratus orang usia lanjut yang dirawat di rumah sakit tersebut mulai diberikan “ active treatment “ berupa latihan-latihan jasmani dan rohani dengan giat dan sistematik, yang ternyata memberikan manfaat yang besar.9 Pasien geriatri pada hakikatnya adalah usia lanjut juga namun karena karakteristiknya maka perlu dibedakan dari mereka yang sekedar usia lanjut namun sehat. Karakteristik pasien geriatri yang pertama adalah multipatologi, yaitu pada satu pasien terdapat lebih dari satu penyakit yang umumnya penyakit bersifat kronik degeneratif. Kedua adalah menurunnya daya cadangan faali yang menyebabkan pasien geriatri amat mudah jatuh dalam kondisi gagal pulih. Ketiga, yaitu berubahnya gejala dan tanda penyakit yang klasik. Keempat adalah terganggunya status fungsional pasien geriatri. Status fungsional adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari. Keadaan status fungsional ini menggambarkan kemampuan umum seseorang dalam memerankan fungsinya sebagai manusia yang mandiri, sekaligus menggambarkan kondisi kesehatannya secara umum. Kelima adalah kerapnya terdapat gangguan nutrisi, gizi kurang, atau gizi lebih.2 Usia lanjut berisiko tinggi untuk terjadi malnutrisi. Kondisi ini sering diabaikan dan dianggap sebagai salah satu aspek penuaan.10 Survei nasional di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 40-50% usia lanjut yang tinggal di institusi berisiko tinggi mengalami masalah terkait nutrisi dan hingga 40% subyek mengalami defisiensi tiga atau lebih zat gizi.11 Studi oleh Kucukerdonmez et al (2005) melaporkan 76% usia lanjut di Turki berisiko malnutrisi dan 7,8% malnutrisi.12 De La Montana et al (2011) melaporkan 57% usia lanjut di Spanyol berisiko malnutrisi dan 12,5% malnutrisi.13 Begitu juga dengan penelitian multisenter oleh Setiati dkk (2010) di Indonesia yang melibatkan 702 pasien rawat jalan dari 10 rumah sakit di Indonesia termasuk RS Dr. M. Djamil Padang melaporkan bahwa terdapat 56,7% subyek yang berisiko malnutrisi dan 2,14% yang mengalami malnutrisi berdasarkan skor Mini Nutritional Assessment (MNA).14 Mini Nutritional Assessment merupakan instrumen yang telah digunakan secara luas untuk menilai status nutrisi pada usia lanjut. Instrumen ini telah divalidasi dan dianggap sebagai gold standard penilaian status nutrisi pada usia lanjut karena praktis, non-invasif, dan sederhana.15 Penilaian status nutrisi menggunakan MNA memungkinkan kita untuk dapat menilai pasien usia lanjut dengan status nutrisi baik, berisiko malnutrisi, dan malnutrisi.10,16 Kekuatan otot merupakan hal yang penting dinilai pada usia lanjut karena hilangnya kekuatan otot mengakibatkan timbulnya sejumlah sindroma geriatri yaitu sarkopenia, frailty, immobilisasi, dan risiko jatuh. Kekuatan otot yang rendah juga terkait dengan buruknya kesehatan di kemudian hari yang dapat memprediksi keterbatasan fungsional dan cacat, peningkatan risiko fraktur, berkembangnya penyakit kronis, dan risiko lebih tinggi penurunan fungsi kognitif.17 Kekuatan genggaman tangan merupakan ukuran sederhana yang telah direkomendasikan untuk menilai kekuatan otot.17 Studi longitudinal menunjukkan bahwa kekuatan genggaman tangan menurun seiring dengan bertambahnya usia.18 Bohannon et al (2006) dalam meta-analisis yang melibatkan 12 studi multisenter, terdiri dari 3.317 subjek melaporkan bahwa kekuatan genggaman tangan akan menurun seiring dengan bertambahnya usia dan akan menurun secara drastis pada usia ≥ 75 tahun.19 Chilima et al (2000) meneliti mengenai hubungan antara status nutrisi dengan kekuatan genggaman tangan pada usia lanjut di Malawi, London dan membedakannya berdasarkan jenis kelamin melaporkan bahwa status nutrisi yang buruk berhubungan dengan buruknya kekuatan genggaman tangan (laki-laki : r = 0,40, perempuan : r = 0,34, p < 0,001).20 Martin et al (2012) yang meneliti mengenai korelasi antara status nutrisi dengan kekuatan genggaman tangan pada pasien geriatri rawat jalan di Federal Public University Portugis melaporkan bahwa terdapat korelasi yang bermakna antara status nutrisi yang dinilai menggunakan MNA dengan kekuatan genggaman tangan yang dinilai dengan handgrip dynamometer (p < 0,008).21 Queiroz et al (2014) meneliti mengenai korelasi antara status nutrisi dengan kekuatan genggaman tangan pada 316 orang usia lanjut pada komunitas dengan indeks pembangunan manusia yang rendah melaporkan bahwa terdapat korelasi positif antara status nutrisi dengan kekuatan genggaman tangan ( p = 0,010 ).22 Hand-grip dynamometer merupakan instrumen yang digunakan untuk mengukur kekuatan genggaman tangan.23 Alat ini merupakan alat yang sederhana untuk diterapkan pada praktek klinis. Nilai normatif hand-grip dynamometer yang dipublikasikan memungkinkan untuk dilakukannya penilaian terhadap gangguan kekuatan genggaman tangan.24 Kekuatan genggaman tangan telah dilaporkan berkorelasi dengan tingkat kemandirian dan memprediksi ketergantungan di masa yang akan datang.25 Sejumlah studi prospektif telah menggambarkan hubungan kekuatan genggaman tangan dengan penurunan kesehatan pada usia lanjut, terutama menggambarkan hubungannya dengan keterbatasan status fungsional dan mortalitas. Taekema et al (2010), dalam penelitian cross-sectional melaporkan bahwa kekuatan genggaman tangan yang rendah dapat menjadi prediktor dipercepatnya penurunan status fungsional dan fungsi kognitif pada usia lanjut ( P ≤ 0,001).26 Matsui et al (2014) melakukan penelitian untuk menilai hubungan kekuatan genggaman tangan dengan tingkat kemandirian menggunakan Activities of Daily Living (ADL) Barthel pada usia lanjut melaporkan bahwa kekuatan genggaman tangan terbukti berhubungan dengan tingkat kemandirian (P ≤ 0,001).25 Begitu juga dengan studi lainnya yang dilakukan oleh Hutasuhut (2014) terhadap 88 orang usia lanjut perempuan melaporkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan genggaman tangan dengan tingkat kemandirian (p ≤ 0,05).27 Macedo et al (2014) meneliti hubungan kekuatan genggaman tangan dengan aktivitas fungsional. Pada penelitian ini dilaporkan bahwa terdapat hubungan antara kekuatan genggaman tangan dengan aktivitas fungsional dimana usia lanjut yang memiliki kekuatan genggaman tangan yang lebih baik, memiliki aktivitas fungsional yang lebih baik (p ≤ 0,05).28 Activities of Daily Living Barthel adalah instrumen yang dirancang untuk menilai status fungsional yang menggambarkan tingkat kemandirian pada seseorang.29,30 Activities of Daily Living Barthel memiliki inter-rater reliability (0,95) dan test-retest reliability (0,89) yang tinggi.31 Instrumen ini telah digunakan secara luas untuk menilai terdapatnya disabilitas fungsional pada pasien geriatri.32 Berdasarkan latar belakang demikianlah, maka dilakukan penelitian tentang korelasi status nutrisi dengan kekuatan genggaman tangan dan status fungsional pada pasien geriatri, status nutrisi dapat dinilai dengan MNA yang merupakan metode yang paling handal untuk menilai status nutrisi pada pasien geriatri. Sedangkan kekuatan genggaman tangan diukur dengan menggunakan hand-grip dynamometer yang merupakan alat yang mudah digunakan dan telah diterima sebagai alat standar untuk pengukuran kekuatan genggaman tangan, dan status fungsional yang dinilai dengan menggunakan ADL Barthel yang sangat mudah diaplikasikan dalam praktek sehari-hari.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | Pascasarjana Tesis |
Depositing User: | Mr Azi Rahman |
Date Deposited: | 03 Mar 2016 09:35 |
Last Modified: | 03 Mar 2016 09:35 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/3268 |
Actions (login required)
View Item |