ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI PADA RUMAHTANGGA DI WILAYAH PERDESAAN PROVINSI JAWA BARAT

TONI, CHRISTY (2015) ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI PADA RUMAHTANGGA DI WILAYAH PERDESAAN PROVINSI JAWA BARAT. Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img] Text
980.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (859kB)

Abstract

Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumberdaya manusia suatu bangsa.Untuk mencapai ketahanan pangan diperlukan ketersediaan pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup, terdistribusi dengan harga terjangkau dan aman dikonsumsi bagi setiap warga untuk menopang aktivitasnya sehari-hari sepanjang waktu (Saliem dkk, 2002). Salah satu produk pangan yang sangat penting dalam memenuhi gizi masyarakat serta menjadi komoditas ekonomi yang strategis adalah daging. Daging adalah salah satu hasil ternak yang hampir tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia (Soeparno,1992). Lebih lanjut dikatakan, selain penganekaragaman sumber pangan daging dapat juga menimbulkan kepuasan atau kenikmatan bagi yang memakannya, karena kandungan gizinya yang lengkap, sehingga keseimbangan gizi untuk hidup terpenuhi. Indonesia yang terdiri dari 34 propinsi tersebar pada beberapa pulau besar dan ratusan gugusan pulau kecil memiliki masalah tersendiri dalam pemenuhan kebutuhan akan dagingkhususnya daging sapi dan salah saatunya yaitu provinsi Jawa Barat. Dilihat dari segi geografis provinsi Jawa Barat terletak diujung sebelah barat Pulau Jawa.Provinsi ini merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Wilayah administrasi pemerintahan Jawa Barat memiliki 17 Kabupaten, 9 Kota, dan 620 Kecamatan, terdiri dari 5.242 Desa dan 632 Kelurahan. Jumlah penduduk Jawa Barat mencapai 40.737.592 jiwa dengan kepadatan penduduk rata2 rata mencapai 981 jiwa/km2. Dari total penduduk tersebut 57 % diantaranya tinggal di perdesaan.Data jumlah rumah tangga yang ada di Jawa Barat pada tahun 2012 mencatat jumlah rumah tangga di Jawa Barat mencapai 11.761.194 rumah tangga, dengan rata-rata per rumah tangga 4 anggota. Provinsi Jawa Barat masih memiliki minat konsumsi daging sapi yang rendah. Hingga saat ini tingkat konsumsi daging warga Jawa Barat masih 7,8 kilogram perkapita pertahun. Jumlah tersebut di bawah standar konsumsi daging nasional 10,10 kilogram perkapita pertahun (Dinas peternakan Jabar,2012). Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat menyatakan, kebutuhan daging sapi di Jawa Barat tahun 2012 sebesar 331.363 ton, dimana yang terpenuhi hanya 50.659 ton atau 33,29 persen. Komsumsi daging domba dan kambing di Jawa Barat masih terbilang sangat kecil, hanya 1,45 persen, sangat jauh kalau dibandingkan dengan komsumsi unggas yang mencapai 74 persen. Sedangkan untuk konsumsi daging babi di Jabar terbilang minim hanya 87 ton per tahunnya di karenakan penduduk di Jawa Barat mayoritas muslim. Ariningsih (2004) meneliti tentang perbedaan dan besarnya konsumsi pangan hewani seperti telur, daging antara daerah perkotaan dan pedesaan dijawa.Hasil penelitian memberikan kesimpulan yang signifikan, yaitu terdapat perbedaan pola pengeluaran rumahtangga untuk komoditi telur, daging, ikan, Dimana konsumsi komoditi tersebut untuk daerah perkotaan jauh lebih tinggi dibanding daerah pedesaan.Perubahan pendapatan pada masyarakat berpengaruh terhadap perubahan pola konsumsi. Semakin tinggi tingkat pendapatan maka tingkat konsumsi akan semakin tinggi. Ketika tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga 3 untuk membeli aneka kebutuhan akan menjadi makin besar atau gaya hidupnya berubah menjadi semakin konsumtif. Perubahan harga yang cukup besar akan menyebabkan perubahan daya beli masyarakat yang besar pula. Perubahan pendapatan dan harga tersebut akan direspon dengan cara yang berbeda oleh masingmasing konsumen dengan karakteristik yang berbeda. Banyak atau sedikitnya jumlah anggota rumah tangga akan mempengaruhi besarnya pengeluaran rumah tangga. Semakin besar jumlah anggota rumah tangga tentunya akan menambah pengeluaran dalam rumah tangga tersebut dalam mengkonsumsi suatu komoditi. Wilayah tempat tinggal dari rumah tangga tersebut juga mempengaruhi pola konsumsi. Ketika wilayah tempat tinggal rumah tangga tersebut dekat dengan sumber dari komoditi daging, diasumsikan akan mendapatkan kemudahan dalam membeli komoditi tersebut. Wilayah yang jauh dari sentra produksi hasil peternakan tentunyaakan mengakibatkan langkanya komoditi tersebut harga komoditi tersebut menjadi mahal. Selain itu ketersediaan daging untuk dikonsumsi dipengaruhi juga oleh kelengkapan infrastruktur dalam suatu wilayah. Pada umumnya perdesaan merupakan wilayah yang menjadi konsumen sekaligus produsen suatu komoditi. Sedangkan perkotaan merupakan wilayah konsumen. Perbedaan tipe daerah antara perdesaan dan perkotaan juga dapat mempengaruhi pola konsumsi pangannya karena tingkat pendapatan antar kedua tipe daerah tersebut cukup signifikan. Faktor yang tidak kalah penting dalam rumahtangga adalah tingkat pendidikan ibu rumahtangga. Tingkat pendidikan menentukan pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang. Bila tingkat pendidikannya tinggi, diasumsikan juga 4 memiliki tingkat pengetahuan yang lebih terkait bahan pangan yang akan dikonsumsi anggota rumah tangganya. Posisi ibu rumahtangga juga ikut andil dalam menentukan keputusan terkait daging apa yang akan dipilih untuk memenuhi kebutuhan protein hewani keluarganya. Untuk itu diperlukan informasi yang akurat tentang perilaku konsumsi masyarakat wilayah daerah perdesaan provinsi Jawa Barat mengenai faktor-faktor yang menentukan jumlah permintaan dan konsumsi daging sapi. Atas dasar hal-hal yang disebutkan diatas maka perlu untuk dilakukan sebuah penelitian sebagai upaya untuk menjawab persoalan yang ada, dan penelitian ini berjudul “Analisis Permintaan Daging Sapi Pada Rumahtangga Di Wilayah Perdesaan Provinsi Jawa Barat”.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
S Agriculture > SF Animal culture
Divisions: Fakultas Peternakan
Depositing User: Ms Lyse Nofriadi
Date Deposited: 02 Mar 2016 04:43
Last Modified: 02 Mar 2016 04:43
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/3003

Actions (login required)

View Item View Item