PEMANFAATAN EKSTRAK ETANOL KULIT JENGKOL (Pithecellobium jiringa) SEBAGAI INHIBITOR KOROSI BAJA St.37 DALAM MEDIUM ASAM KLORIDA

SISKA, ROZI (2013) PEMANFAATAN EKSTRAK ETANOL KULIT JENGKOL (Pithecellobium jiringa) SEBAGAI INHIBITOR KOROSI BAJA St.37 DALAM MEDIUM ASAM KLORIDA. Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img] Text
368.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (883kB)

Abstract

Baja banyak digunakan untuk keperluan mekanik dan struktural mesin, plat, bagian-bagian mesin uap, dan mobil. Baja Karbon rendah banyak digunakan dalam sebagian besar industri karena biayanya yang rendah dan mudah didapatkan. Larutan asam banyak digunakan dalam laboratorium kimia dan dalam beberapa proses industri, seperti dalam proses pickling, cleaning, dan descaling. Asam klorida menyerang dengan agresif terhadap baja karbon rendah yang menyebabkan kerusakan material sehingga terjadilah penurunan umur pemakaian logam. Peristiwa inilah yang secara umum dikenal dengan korosi.1,2,3 Korosi adalah kerusakan bertahap dari bahan karena reaksi dengan lingkungan. Korosi baja ringan merupakan masalah akademik dan industri dasar yang telah menerima cukup banyak perhatian. Korosi menimbulkan kerugian yang besar secara langsung dan tidak langsung. Masalah ekonomi menjadi masalah utama untuk kontrol korosi. Sebagai contoh, di Amerika Serikat biaya langsung untuk korosi baja dianggarkan sekitar 276 milyar dollar dari anggaran dasar tahunan. Nilai ini lebih besar dari jumlah kerugian yang ditimbulkan akibat bencana alam (17 milyar dollar pertahun). 4,5,6,7 Penggunaan inhibitor adalah salah satu pilihan terbaik untuk melindungi logam terhadap korosi. Beberapa inhibitor yang digunakan salah satunya disintesis dari bahan mentah yang harganya murah atau dipilih dari senyawa yang memiliki atom hetero pada gugus aromatik atau rantai karbon panjang. Namun, sebagian besar inhibitor tersebut bersifat racun terhadap lingkungan. Hal ini telah mendorong beberapa peneliti mencari inhibitor korosi yang ramah lingkungan. Inhibitor ramah lingkungan adalah inhibitor yang dapat mengalami biodegradasi dan tidak mengandung logam berat atau senyawa beracun lainnya. 8 Penggunaan bahan alami untuk menghambat korosi logam dalam lingkungan asam dan basa seperti yang telah dilaporkan oleh beberapa kelompok penelitian seperti penggunaan ekstrak bawang putih, ekstrak kulit buah pisang,dan ekstrak daun nenas memberikan hasil yang memuaskan. Dalam penelitian ini 3 telah dipelajari apakah ekstrak dari kulit jengkol (Pithecellobium jiringa) juga dapat berperan sebagai inhibitor korosi yang ramah lingkungan. 6,7,9,10 Dari beberapa penelitian yang telah dilaporkan, telah dimanfaatkan juga beberapa bagian tumbuhan jengkol, seperti aktivitas antiangiogenesis dan antioksidan dari ekstrak etanol kulit jengkol, efek tumbuhan jengkol sebagai antimikroba, efek ekstrak etanol jengkol sebagai penstimulasi cidera getah lambung dalam sparague-dewley tikus, dan isolasi senyawa antibakteri dari daun jengkol.11,12,13,14 Ekstrak etanol kulit jengkol mengandung senyawa metabolit sekunder seperti senyawa fenolik, flavonoid, terpenoid dan alkaloid. Senyawa ini mengandung gugus OH sehingga dapat menyumbangkan pasangan elektron bebas yang berpotensi sebagai inhibitor korosi. Akan tetapi, penggunaan ekstrak etanol kulit jengkol sebagai inhibitor korosi belum pernah dilaporkan. Oleh karena itu, melalui penelitian ini penggunaan ekstrak etanol kulit jengkol diharapkan dapat menjadi inhibitor korosi yang ramah lingkungan, di samping itu agar dapat meningkatkan nilai ekonomis dari kulit jengkol yang biasanya hanya terbuang sebagai limbah dan dapat digunakan secara luas.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Q Science > Q Science (General)
Q Science > QD Chemistry
Divisions: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Kimia
Depositing User: Ms Ikmal Fitriyani Alfiah
Date Deposited: 02 Mar 2016 04:30
Last Modified: 02 Mar 2016 04:30
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/2966

Actions (login required)

View Item View Item