PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS FUNGI MIKORIZA ABUSKULAR (FMA) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI PRE NURSERY PADA ULTISOL

Yuliatri, Yuliatri (2016) PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS FUNGI MIKORIZA ABUSKULAR (FMA) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI PRE NURSERY PADA ULTISOL. Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
Text (cover dan abstrak)
1. cover dan abtrak.pdf - Published Version

Download (304kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB 1 Pendahuluan)
2. pendahuluan.pdf - Published Version

Download (298kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB 5 Penutup)
3. kesimpulan dan saran.pdf - Published Version

Download (176kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Daftar Pustaka)
4. daftar pustaka.pdf - Published Version

Download (271kB) | Preview
[img] Text (skripsi full text)
5. full skripsi.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract

Penelitian ini mengenai Pengaruh Pemberian Beberapa Dosis Fungi Mikoriza Abuskular (FMA) Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Di Pre Nursery Pada Ultisol. Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan fakultas pertanian universitas andalas dari bulan februari sampai dengan juni 2016. Tujuan penelitian untuk mendapatkan dosis Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) yang terbaik terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq) di Pre Nursery pada Ultisol. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 taraf perlakuan dan 5 ulangan. Data di analisis secara statistik dengan uji Fpada taraf nyata 5%. Apabila F hitung lebih besar dari F tabel 5%, maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s New Multiple Range Tes (DNMRT) pada taraf 5%. Parameter yang diamati adalah Persentase Akar Terinfeksi, Umur Kecambag Benih Muncul Di Atas Permukaan Tanah, Tinggi Bibit, Jumlah Daun, Panjang Akar Terpanjang, Jumlah Bibit Abnormal, Bobot segar Bibit, Bobot Segar Akar, Bobot Kering Bibit, Bobot Kering Akar, Rasio Tajuk Dan Akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis FMA 5 – 20 gram dapat meningkatkan derajat infeksi dengan kriteria tinggi yaitu berkisar 55 – 70%. Pemberian dosis 5 gram FMA menunjukkan derajat infeksi tertinggi yaitu 70%. Bibit kelapa sawit umur 16 MST menunjukkan pertumbuhan yang sama pada semua variabel pengamatan baik tanpa diberi FMA maupun diberi FMA dengan beberapa dosis FMA. Kata Kunci : Kelapa Sawit, Pembibitan, FMA

Item Type: Thesis (Diploma)
Primary Supervisor: Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, MP
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: s1 agroekoteknologi pertanian
Date Deposited: 13 Sep 2017 12:06
Last Modified: 13 Sep 2017 12:06
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/29449

Actions (login required)

View Item View Item