SUSAN, REVITA SARI (2015) PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM REGIONAL DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI SUMATERA BARAT. Diploma thesis, UPT. Perpustakaan.
Text
878.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (951kB) |
Abstract
Pembangunan ekonomi bertujuan untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi, menjaga kestabilan harga dengan selalu memperhatikan tingkat inflasi, mengurangi tingkat pengangguran dan juga untuk mengurangi tingkat kemiskinan suatu daerah atau negara. Menurut Arsyad (2010) pembangunan ekonomi merupakan salah satu proses yang dapat menyebabkan terjadinya kenaikan pendapatan rill perkapita penduduk suatu negara. Salah satu indikator dari pembangunan ekonomi diantaranya adalah tingkat pengangguran. Tingkat pengangguran merupakan alat ukur kesejahteraan masyarakat suatu daerah atau negara, karena menurut sudut pandang makroekonomi masalah pengangguran merupakan masalah yang mempengaruhi manusia secara langsung karena menurut sebagian orang kehilangan pekerjaan berarti dapat menurunkan standar kehidupan dan dapat mengurangi tingkat kesejahteraan (Mankiw, 2007). Selain itu angka pengangguran yang tinggi akan mencerminkan bahwa perekonomian suatu negara berada dalam kondisi buruk. Indonesia merupakan salah satu negara yang tergolong ke dalam negara berkembang, dimana permasalahan utama negara-negara berkembang adalah laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Menurut Jhingan (2012) peningkatan jumlah penduduk yang cepat akan menyebabkan perekonomian berada pada kondisi pengangguran dan kekurangan lapangan kerja karena peningkatan proporsi kerja pada penduduk total menjadi naik. Selain itu kekurangan sumber daya pelengkap seperti modal maupun sumber daya alam tidak memungkinkan untuk 2 mengembangkan lapangan pekerjaan yang dapat mengakibatkan terjadinya pengangguran. Selain itu Pengangguran juga akan berdampak pada pendapatan masyarakat yang menjadi berkurang, apabila pendapatan masyarakat menjadi rendah dapat menyebabkan tingkat kesejahteraaan dan kemakmuran masyarakat juga menjadi berkurang. Semakin rendah tingkat kemakmuran akan menimbulkan masalah lain yaitu kemiskinan (Sukirno, 2008). Sedangkan tingkat pendapatan merupakan salah satu tolak ukur yang dapat menentukan kemakmuran masyarakat, dan pendapatan dapat mencapai kondisi maksimum apabila terjadi penggunaan tenaga kerja penuh atau pada saat full employment dapat terwujud. Selanjutnya, tingkat pengangguran akan menggambarkan baik atau buruknya keadaan perekonomian suatu daerah atau negara. Keadaan perekonomian suatu negara dapat dikatakan baik, apabila pertumbuhan ekonominya tinggi dan tingkat penganggurannya rendah. Sementara itu pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besarnya PDB atau PDRB, sedangkan PDB dan PDRB merupakan nilai total akhir barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara atau daerah. Dan diduga pertumbuhan ekonomi mempunyai pengaruh terhadap jumlah angkatan keja yaitu apabila pertumbuhan ekonomi suatu daerah tinggi, maka jumlah nilai tambah output pada seluruh unit-unit ekonomi disuatu wilayah akan ikut meningkat. Jumlah output yang meningkat pada seluruh unitunit ekonomi ini akan berdampak baik terhadap penyerapan tenaga kerja (Sukirno, 2008). Apabila kita lihat dari kenaikan upah minimum regional (UMR) yang merupakan upah yang diterima tenaga kerja dalam bekerja. Namun apabila kita 3 lihat dari sisi tenaga kerja, apabila terjadi kenaikan upah akan menyebabkan bertambahnya permintaan tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran. Sebaliknya apabila kita lihat dari sisi perusahaan setiap terjadi kenaikan upah maka akan diikuti oleh turunnya penawaran akan tenaga kerja yang bertujuan untuk meminimumkan biaya produksi. Begitu juga dengan tingkat inflasi, menurut Boediono (2013) inflasi merupakan suatu keadaan yang memperlihatkan kenaikan tingkat harga secara umum yang berlangsung secara terus menerus. Setiap negara akan selalu dihadapi oleh permasalahan inflasi, oleh sebab itu tingkat inflasi selalu dijadikan tolak ukur baik atau buruknya perekonomian suatu negara dan pemerintah harus mengambil kebijakan yang tepat untuk menjaga dan mengawasi laju inflasi. Karena apabila terjadi kenaikan inflasi akan menyebabkan terjadinya kenaikan angka pengangguran. Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang juga bermasalah dengan tingkat pengangguran. Pada Tahun 2013 tingkat pengangguran terbukanya adalah sebesar 6,99% dan pada tahun tersebut tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Sumatera Barat lebih tinggi daripada tingkat pengangguran terbuka Indonesia. Secara keseluruhan dari Tahun 2000 hingga 2013 tingkat pengangguran terbuka di Sumatera Barat berfluktuasi dan cenderung mengalami penurunan, dengan rata-rata penurunan sebesar 10,33% pertahun. Namun pada kenyataannya tingkat pengangguran terbuka di Sumatera Barat belum dapat bersaing dengan Provinsi-Provinsi lain yang ada di Indonesia. Berdasarkan data strategis pada Tahun 2013 Provinsi Sumatera Barat masuk 4 kedalam sepuluh besar sebagai Provinsi dengan tingkat pengangguran terbuka terbesar di Indonesia. Hal ini tentu saja akan menjadi suatu masalah, besarnya tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Sumatera Barat diperkirakan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi, karena apabila pertumbuhan ekonomi tinggi akan diikuti oleh penurunan tingkat pengangguran. Dugaan ini diperkuat lagi oleh Arsyad (2010), menurutnya tinggi angka pertumbuhan ekonomi diharapkan akan dapat menciptakan pertumbuhan output, sehingga dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja untuk menghasilkan output yang lebih banyak. Rata-rata pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya adalah sebesar 5,50% pertahun, sementara itu PDRB Provinsi Sumatera Barat selalu mengalami peningkatan setiap tahun dari Tahun 2000 hingga 2013. Pada Tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Barat merupakan yang paling tinggi yaitu sebesar 6,88% dengan PDRB nya sebesar 35.176.632,41 milyar rupiah. Sedangkan Tahun 2009 merupakan tahun dengan pertumbuhan ekonomi terendah yaitu sebesar 4,28% dengan PDRBnya sebesar 36.683.238,67 milyar rupiah. Rendahnya pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat pada Tahun 2009 merupakan dampak dari adanya bencana alam gempa bumi yang melanda Sumatera Barat pada tahun tersebut yang menyebabkan perekonomian tidak berjalan seperti biasa. Apabila kita lihat dari kenaikan upah minimum regional, terlihat bahwa UMR di Provinsi Sumatera Barat cenderung meningkat setiap tahunnya dari Tahun 2000 hingga 2013. Peningkatan upah pada satu sisi dapat meningkatkan jumlah pengangguran, karena perusahaan tidak sanggup untuk membayar upah tenaga kerja maka perusahaan terpaksa mengurangi jumlah tenaga kerjanya. Rata5 rata peningkatan upah di Provinsi Sumatera Barat adalah sebesar Rp.704.640. Dan pada Tahun 2013 besarnya upah minimum yang ditetapkan adalah sebesar Rp.1.350.000, dengan besarnya upah minimum yang ditetapkan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai tenaga kerja. Selanjutnya tingginya tingkat pengangguran juga diduga dipengaruhi oleh tingkat inflasi, karena tingkat inflasi suatu daerah merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan perusahan atau pengusaha untuk berinvestasi. Apabila investasi disuatu daerah rendah maka ketersediaan lapangan kerja untuk menyerap lebih banyak tenaga kerjapun menjadi rendah. Tingkat inflasi di Provinsi Sumatera Barat dari Tahun 2000 hingga 2013 selalu berfluktuasi dan cenderung menurun. Tingkat inflasi tertinggi terjadi pada Tahun 2005 yaitu sebesar 20,47% dan tingkat inflasi terendah terjadi pada tahun 2009 sebesar 2,05%. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi, upah minimum regional, dan tingkat inflasi terhadap pengangguran dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum Regional dan Tingkat Inflasi terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Sumatera Barat” 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latarbelakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diperoleh permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Sumatera Barat? 6 2. Bagaimana pengaruh Upah Minimum Regional terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Sumatera Barat? 3. Bagaimana pengaruh Tingkat Inflasi terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Sumatera Barat? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas maka dapat diketahui tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Sumatera Barat. 2. Untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Regional terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Sumatera Barat. 3. Untuk menganalisis Tingkat Inflasi terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Sumatera Barat. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi penulis penelitian ini merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana ekonomi. 2. Bagi universitas, dapat dijadikan sumbangan keilmuan dan menambah daftar kepustakaan. 3. Bagi pemerintah, dapat dijadikan sumbangan pemikiran untuk mengatasi permasalahan penduduk. 4. Bagi masyarakat, mahasiswa, maupun peneliti selanjutnya yang tertarik dengan topik yang sama, dan dapat dijadikan sebagai rujukan serta tambahan informasi. 7 1.5 Ruang lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, upah minimum regional dan tingkat inflasi terhadap tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Sumatera Barat dari Tahun 2000-2013. Adapun variabel yang diteliti yaitu tingkat pengangguran, variabel pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari PDRB daerahnya berdasarkan atas harga konstan 2000 di Propinsi Sumatera Barat, upah minimum regional, dan tingkat inflasi.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) H Social Sciences > HC Economic History and Conditions |
Divisions: | Fakultas Ekonomi > Ilmu Ekonomi |
Depositing User: | Ms Randa Erdianti |
Date Deposited: | 02 Mar 2016 04:18 |
Last Modified: | 02 Mar 2016 04:18 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/2907 |
Actions (login required)
View Item |