Joefrinaldo, Joefrinaldo (2017) PENGENDALIAN KURSI RODA SEBAGAI ALAT BANTU BERJALAN PENYANDANG TUNADAKSA BERDASARKAN NILAI PUNCAK ELECTROMYOGRAPH (EMG) DENGAN METODE JARINGAN SARAF TIRUAN. Diploma thesis, Universitas Andalas.
This is the latest version of this item.
|
Text (Cover dan Abstrak)
Cover dan Abstrak.pdf - Published Version Download (1MB) | Preview |
|
Text (Bab 1 Pendahuluan)
BAB 1 Pendahuluan.pdf - Published Version Download (271kB) |
||
|
Text (Bab 5 Kesimpulan dan Saran)
10. BAB V.pdf - Published Version Download (277kB) | Preview |
|
|
Text (Daftar Pustaka)
Daftar pustaka.pdf - Published Version Download (296kB) | Preview |
|
Text (Tugas Akhir Full)
Tugas Akhir Fix.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (8MB) |
Abstract
Penyandang tunadaksa memerlukan perhatian lebih agar bisa merasakan apa yang tidak bisa mereka rasakan seperti masyarakat pada umumnya. Hal paling mendasar adalah bagaimana mereka bisa berjalan dan beraktivitas secara normal. Kursi roda konvensional yang digerakan dengan tangan adalah solusi bagi mereka untuk bisa bepergian, tetapi tidak bagi mereka yang hanya memiliki lengan saja tanpa ada pergelangan tangan untuk menggenggam dan memutar kursi roda. Potensi lain dari tubuh seperti listrik yang dihasilkan dari kontraksi otot rahang dan otot lengan dapat dimanfaatkan dengan menggunakan electromyograph (EMG). Titik puncak sinyal listrik hasil kontraksi otot yang diterima oleh electromyograph dapat diambil dan dijadikan sebagai perintah untuk menggerakan kursi roda. Besarnya sinyal listrik hasil kontraksi otot dapat dilihat dari titik puncaknya untuk mengatur pergerakan kursi roda dan bentuk gerakan tersebut dapat dikenali menggunakan jaringan saraf tiruan. Algoritma jaringan saraf tiruan yang digunakan adalah backpropagation, dimana setip pelatihan datanya akan menghasilkan nilai bobot dan bias yang bisa digunakan sebagai parameter pemograman alat dalam sebuah persamaan. Karakteristik sinyal listrik hasil kontraksi otot bervariasi. Untuk gerakan maju pelan listrik hasil kontraksi otot rahang yang dibutuhkan adalah 0.5 – 1.2 mV, maju sedang 1.2 – 2 mV dan maju cepat diatas 2 mV. Sedangkan untuk gerakan belok ke kanan dan ke kiri listrik hasil kontraksi otot lengan kanan dan kiri yang dibutuhkan adalah 0.5 – 1.5 mV untuk pelan, 1.5 – 3 mV untuk sedang dan lebih dari 3 mV untuk cepat. Kata kunci : disabilitas, tunadaksa, biosignal, electromyograph. jaringan saraf tiruan, backpropagation.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Primary Supervisor: | Dr. Eng. Muhammad Ilhamdi Rusydi |
Subjects: | Q Science > QA Mathematics > QA75 Electronic computers. Computer science Q Science > QA Mathematics > QA76 Computer software R Medicine > RZ Other systems of medicine T Technology > TK Electrical engineering. Electronics Nuclear engineering |
Divisions: | Fakultas Teknik > Elektro |
Depositing User: | S1 Teknik Elektro |
Date Deposited: | 01 Aug 2017 16:41 |
Last Modified: | 01 Aug 2017 16:41 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/28829 |
Available Versions of this Item
-
PENGENDALIAN KURSI RODA SEBAGAI ALAT BANTU BERJALAN PENYANDANG TUNADAKSA BERDASARKAN NILAI PUNCAK ELECTROMYOGRAPH (EMG) DENGAN METODE JARINGAN SARAF TIRUAN. (deposited UNSPECIFIED)
- PENGENDALIAN KURSI RODA SEBAGAI ALAT BANTU BERJALAN PENYANDANG TUNADAKSA BERDASARKAN NILAI PUNCAK ELECTROMYOGRAPH (EMG) DENGAN METODE JARINGAN SARAF TIRUAN. (deposited 01 Aug 2017 16:41) [Currently Displayed]
Actions (login required)
View Item |