Ilyasa, Hilman A (2017) Fungsi Upacara Tolak Bala (Bakaru) dalam Masyarakat. Studi Kasus: Desa Balai Batu Sandaran Kec. Barangin Sawahlunto. Diploma thesis, Universitas Andalas.
|
Text (Cover dan Abstrak)
ABSTRAK.pdf - Published Version Download (197kB) | Preview |
|
|
Text (Bab 1)
BAB I.pdf - Published Version Download (248kB) | Preview |
|
|
Text (Bab 5)
BAB V.pdf - Published Version Download (134kB) | Preview |
|
|
Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (252kB) | Preview |
|
Text (Skirpsi full text)
SRIPSI FULL TEXT.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (906kB) |
Abstract
Di dalam masyarakat Minangkabau, salah satu jenis upacara keagamaan pada masyarakat Minangkabau khusunya di Desa Balai Batu Sandaran Kecamatan Barangin Sawahlunto yaitu upacara tolak bala (bakaru).Upacara ini adalah salah satu jenis upacara keagamaan yang sampai saat ini masih dilaksanakan oleh masyarakat Desa Balai Batu Sandaran. Upacara tolak bala (bakaru) merupakan bentuk upacara untuk menolak bala dengan memanjatkan doa-doa pada Maha Kuasa dan dilanjutkan dengan baureh, makan bajamba, dan bapuau. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan proses pelaksanaan upacara tolak bala (bakaru) di Desa Balai Batu Sandaran serta menganalisa fungsi upacara tolak bala (bakaru) bagi masyarakat Desa Balai Batu Sandaran sehingga sampai saat ini upacara ini masih tetap dilaksanakan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan menggunakan penelitian yang bersifat deskriptif yaitu suatu penelitian yang bermaksud memberikan gambaran suatu gejala sosial tertentu. Teknik pengumpulan data yang utama adalah observasi dan wawancara terbuka dan mendalam serta ditambah lagi dengan dokumentasi dan studi kepustakaan. Informan dalam penelitian ini terdiri dari informan kunci dan informan biasa. Dari hasil penelitian yang ditemukan, bahwa terdapat dua macam bakaru yaitu bakaru ketek dan bakaru gadang. Pelaksanaan bakaru ketek sebelum diadakan bakaru gadang yang terbagi dalam dua macam yaitu bakaru tiok tanjuang dan bakaru 4 penjuru. Bakaru ketek ini dilakukan biasanya dimasing-masing dusun. Sedangkan bakaru gadang merupakan penutupan dari bakaru yang dilaksanakan menjelang bulan ramadhan dan diikuti oleh semua lapisan masyarakat di Desa Balai Batu Sandaran. Proses didalam bakaru ketek dan bakaru gadang tidak jauh beda dengan melakukan amalan seperti berdoa dan berdzikir serta baureh, hanya saja dalam bakaru gadang terdapat prosesi lanjutan dengan makan bajamba, bapuau serta pertunjukan kesenian berupa randai, tari piriang. Bakaru bagi masyarakat Desa Balai Batu Sandaran tetap dijaga kelestariannya, hal ini terbukti dengan tetap dipertahankannya bakaru sampai saat sekarang ini. Bertahannya bakaru tentu memiliki fungsi tersendiri oleh masyarakat, oleh karena itu ada beberapa fungsi bakaru pada masyarakat Desa Balai Batu Sandaran, antara lain: fungsi bakaru terhadap diri sendiri, fungsi bakaru terhadap adat kebiasaan dan agama, fungsi bakaru terhadap kehidupan bermasyarakat, serta fungsi manifes dan fungsi laten dari bakaru. Kata kunci: upacara, tolak bala, bakaru, fungsi.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Primary Supervisor: | Prof. Dr. rer. Soz. Nursyirwan Effendi |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Antropologi |
Depositing User: | s1 antropologi sosial |
Date Deposited: | 28 Jul 2017 15:15 |
Last Modified: | 28 Jul 2017 15:15 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/28463 |
Actions (login required)
View Item |