Miftahur, Rahmah (2017) Perbaikan Sistem Kerja Pada Stasiun Pemotongan dan Perakitan Asmidar Furniture, Padang. Diploma thesis, Universitas Andalas.
|
Text (Cover dan abstrak)
1.Cover Abstrak.pdf - Published Version Download (543kB) | Preview |
|
|
Text (BAB 1)
7. BAB I.pdf - Published Version Download (569kB) | Preview |
|
|
Text (Penutup)
12. BAB VI - revisi.pdf - Published Version Download (281kB) | Preview |
|
|
Text (Daftar Pustaka)
13.Daftar Pustaka.pdf - Published Version Download (172kB) | Preview |
|
Text (Skripsi Fulltext)
full text.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
Abstract
Perkembangan industri furniture di Indonesia pada beberapa tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Salah satu bahan baku furniture yang digunakan yaitu rotan. Penghasil rotan terbesar di Indonesia terdapat di Pulau Sumatera. Sumatera Barat adalah salah satu penghasil kerajinan rotan dan memanfaatkannya dalam industri kerajinan. Usaha kerajinan rotan di Sumatera Barat umumnya masih dalam skala usaha mikro kecil menengah. Salah satunya yaitu Asmidar Furniture yang terletak di Jl. Raya Pitameh No.7 Kecamatan Lubuk Begalung, Padang. Pada survei pendahuluan yang dilakukan di Asmidar Furniture pada stasiun pemotongan dan perakitan digunakan kuesioner Nordic Body Map (NBM). Selain kuesioner dilakukan pengamatan secara langsung menggunakan Rapid Entire Body Assessment (REBA), Workplace Ergonomic Risk Assesment (WERA) dan melakukan pengukuran lingkungan kerja. Hasil pengamatan dan hasil kuesioner menunjukkan bahwa masih banyak masalah yang ditemui berkaitan dengan sistem kerja pada Asmidar Furniture yang perlu diperbaiki, seperti postur kerja operator yang tidak ergonomis, risiko kerja dan lingkungan kerja operator. Perbaikan sistem kerja dilakukan dengan menggunakan pendekatan 10 physical ergonomics principles. Rekomendasi yang didapatkan berupa perancangan meja kerja, perancangan wadah bahan baku, wadah rotan setelah dipotong, wadah perkakas kerja, meja tempat peletakan perkakas kerja dan kursi untuk istirahat. Skor REBA setelah perbaikan menunjukkan terjadinya penurunan dari level sedang dan tinggi menjadi level rendah. Evaluasi postur kerja juga dilakukan menggunakan kuesioner NBM, dimana sebelum perbaikan, skor NBM sebesar 73 dengan level tinggi dan diperlukan perbaikan, setelah dilakukan evaluasi postur kerja maka didapatkan skor NBM 52 dengan level sedang dengan tindakan diperlukan dikemudian hari. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya perbaikan tersebut terjadi penurunan keluhan rasa sakit yang dirasakan oleh operator. Perbaikan sistem kerja stasiun pemotongan dan perakitan juga dilakukan dengan merancang layout stasiun kerja pemotongan dan perakitan yang baru. Layout ini berisikan fasilitas kerja yang telah dirancang pada setiap stasiun kerja. Sebelumnya, belum ada fasilitas kerja yang digunakan dalam bekerja sehingga operator bekerja dengan posisi yang tidak ergonomis dan penempatan alat bantu dan bahan baku yang masih berserakan. Perancangan fasilitas ini dapat membantu operator dalam bekerja. Kata Kunci : Fasilitas Kerja, Layout, NBM, REBA, Sistem Kerja, WERA
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Primary Supervisor: | Hilma Raimona Zadry, Ph.D |
Subjects: | T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) |
Divisions: | Fakultas Teknik > Industri |
Depositing User: | S1 Teknik Industri |
Date Deposited: | 31 Jul 2017 16:09 |
Last Modified: | 31 Jul 2017 16:09 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/28144 |
Actions (login required)
View Item |