Muhammad, Thaahaa (2017) PENGARUH TATA LETAK AMBANG TERHADAP GERUSAN PILAR SILINDER GANDA. Diploma thesis, Universitas Andalas.
|
Text (Cover dan Abstrak)
Abstrak.pdf - Published Version Download (237kB) | Preview |
|
|
Text (Bab 1 Pendahuluan)
Bab 1 Pendahuluan.pdf - Published Version Download (307kB) | Preview |
|
|
Text (Bab 5 Penutup)
Bab 5 Penutup.pdf - Published Version Download (139kB) | Preview |
|
|
Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Published Version Download (268kB) | Preview |
|
Text (Skripsi Fulltext)
Skripsi Fulltext.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (7MB) |
Abstract
Bencana banjir menyebabkan penggerusan pada dasar sungai dan gerusan lokal di sekitar pilar. Usaha perlindungan lokal pada pilar telah banyak dilakukan, namun hal tersebut hanya berdampak sementara. Penyebabnya adalah hanya dalam kurun waktu beberapa tahun saja, permukaan dasar sungai juga terdegradasi. Bangunan ambang memiliki fungsi ganda. Selain mengatur level dasar saluran, bangunan ini juga dapat berfungsi sebagai perlindungan pada pilar terhadap gerusan lokal lanjutan dengan membendung aliran air sungai. Studi ini adalah tentang pemodelan fisik di laboratorium yang mengamati kedalaman gerusan akibat tata letak ambang terhadap pilar dengan cara mengubah-ubah jarak ambang terhadap pilar. Percobaan pengaliran dilakukan dengan mencari 2 tata letak ambang terbaik secara trial & error yaitu W1 dan W2 (dimana W1 lebih baik dari W2) berdasarkan 2 kriteria yang diutamakan secara berurutan: (i) kedalaman gerusan (ys) telah stabil (tidak berubah-ubah) pada rentang waktu yang ditentukan (0 – 120 menit) dan (ii) kedalaman gerusan maksimum yang terbentuk paling kecil di antara percobaan lainnya. Kemudian kedua tata letak ambang ini diuji dengan 3 variasi debit untuk dilihat kedalaman gerusan (ys) dan perbedaan karakteristik penggerusan keduanya pada titik 1 (depan pilar hulu), titik 2 (samping kanan pilar hulu), titik 3 (samping kiri pilar hulu), titik 4 (belakang pilar hulu), titik 5 (depan pilar hilir), titik 6 (samping kanan pilar hilir), titik 7 (samping kiri pilar hilir) dan titik 8 (belakang pilar hilir). Hasil percobaan menunjukkan bahwa kedalaman gerusan maksimum (ys-maks) dengan tata letak ambang W1 terjadi pada titik 1 dan titik 3 sebesar 2,9 cm pada debit maksimum Q3 = 3,161 l/s. Sedangkan tata letak ambang W2 terjadi pada titik 1 dengan ys-maks = -3,8 cm saat debit maksimum Q3 = 3,254 l/s. Karakteristik penggerusan tata letak ambang W1 yaitu penggerusan terjadi secara signifikan saat awal pengaliran namun dasar saluran menjadi stabil (penggerusan dan pengendapan berhenti) setelah beberapa menit air melimpah dari ambang sedangkan pada tata letak ambang W2 terjadi sebaliknya dimana arus balik secara signifikan memengaruhi pembentukkan struktur aliran sehingga proses penggerusan dan pengendapan terus terjadi. Penelitian ini juga mengonfirmasi keberadaan ic (control slope) hasil penelitian sebelumnya dimana ambang memiliki jarak optimal untuk melindungi gerusan pada pilar, ic penelitian ini yaitu -0,014. Kata kunci: model fisik, gerusan, pilar ganda, ambang, banjir
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Primary Supervisor: | MAS MERA, PhD |
Subjects: | T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) T Technology > TC Hydraulic engineering. Ocean engineering T Technology > TG Bridge engineering |
Divisions: | Fakultas Teknik > Sipil |
Depositing User: | s1 Teknik Sipil |
Date Deposited: | 27 Jul 2017 16:04 |
Last Modified: | 27 Jul 2017 16:04 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/28129 |
Actions (login required)
View Item |