MAULIDYA, OKTARINA (2013) ASAL-USUL DANAUMANINJAU(Resepsi Legenda dalam Kaba dan Naskah Randai). Diploma thesis, Universitas Andalas.
Text
327.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (547kB) |
Abstract
Legenda merupakan salah satu bentuk pencitraan terhadap kejadian masa lampau yang terdapat hampir di setiap wilayah di Indonesia. Legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang empunya cerita sebagai suatu kejadian yang sungguh-sungguh pernah terjadi (Danandjaja, 1984: 66). Setiap legenda memiliki latar belakang dan kisah yang disimpan baik oleh masyarakat pemiliknya. Legenda merupakan salah satu folklor lisan yang mana merupakan kebudayaan suatu kelompok masyarakat yang dalam hal ini berbentuk cerita rakyat yang berbentuk murni lisan. Menurut Jan Harold Brunvard (dalam Danandjaja, 1984: 21) seorang ahli folklor dari AS, folklor dapat digolongkan dalam tiga kelompok besar berdasarkan tipenya: pertama yaitu folklor lisan (verbal folklore), folklor setengah lisan (partly folklore), dan folklor bukan lisan (non verbal folklore). Folklor lisan yaitu folklor yang bentuknya murni lisan. Folklor sebagian lisan adalah folklor yang bentuknya merupakan campuran unsur lisan dan unsur bukan lisan. Sedangkan folklor bukan lisan adalah folklor yang bentuknya bukan lisan, walaupun cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Salah satu legenda yang terdapat di Minangkabau adalah legenda Asal-Usul Danau Maninjau. Danau Maninjau adalah sebuah danau vulkanik yang terletak di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Danau dengan luas sekitar 99,5 km dengan kedalaman mencapai 495 meter ini merupakan danau terluas kesebelas di Indonesia, dan terluas kedua di Sumatera Barat (www.dongeng.org). Danau Maninjau pada awalnya adalah gunung berapi yang dipuncaknya terdapat sebuah kawah yang luas, kemudian gunung itu meletus dan berubah menjadi sebuah danau yang kita kenal dengan nama Danau Maninjau. Sebagai sebuah legenda, terbentuknya Danau Maninjau ini memiliki latar belakang atau kisah tersendiri bagi masyarakat seperti halnya legenda Malin Kundang yang menceritakan tentang seorang anak yang durhaka. Menurut cerita yang beredar di daerah Maninjau, dahulu terdapat sebuah gunung berapi yang amat tinggi yang bernama Gunung Tinjau. Di salah satu perkampungan di kaki Gunung Tinjau itu tinggal sepuluh orang bersaudara yang terdiri dari Sembilan orang laki-laki dan satu orang perempuan. Penduduk sekitar biasa memanggil mereka dengan sebutan Bujang Sembilan. Sementara adik mereka yang paling bungsu adalah seorang perempuan yang akrab dipanggil Sani. Sani memiliki hubungan dengan anak mamaknya yang bernama Giran. Namun, hubungan mereka tidak disetujui oleh kakaknya yang tertua yaitu Malintang, karena Giran pernah mempermalukan Malintang dalam sebuah galanggang di nagari. Oleh karenanya, Si Giran memutuskan untuk pergi merantau. Dia meminta izin kepada ibu dan ayahnya untuk merantau dan keinginannya tersebut dikabulkan oleh kedua orang tuanya. Pada saat hendak pergi merantau ia melihat Siti Risani sedang mengambil air di tepian. Dipanggilnya lah Sani dan ia berniat untuk mengatakan kalau ia ingin pergi merantau. Melihat si Giran, keluarlah Sani dari dalam tepian. Pada saat Sani ingin keluar dari tepian ternyata menempellah sebuah lintah di paha Sani. Melihat hal itu Giran pun langsung mencoba untuk membuang lintah tersebut. Pada saat yang bersamaan datanglah Bujang Sembilan. Mereka dikira telah melakukan perzinaan dan dibawa ke persidangan adat. Mereka dihukum di buang ke kawah Gunung Tinjau. Setelah itu meletuslah Gunung Tinjau dan Bujang Sembilan berubah menjadi ikan. Tidak jauh berbeda dengan legenda tersebut, terdapat sebuah karya sastra berbentuk Kaba yang diterbitkan pada tahun 1987 yang berjudul Malatuihnyo Gunuang Tujuah. Kaba ini ditulis oleh Selasih dan diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Selasih sebenarnya hanya nama samaran yang digunakan untuk karya-karya Sariamin Ismail. Beliau adalah seseorang sastrawan perempuan pertama di Indonesia yang berasal dari Talu, Pasaman, Sumatera Barat (www.rangtalu.com). Kaba tersebut menceritakan tentang kisah meletusnya Gunuang Tujuah yang sekarang dikenal dengan Danau Maninjau. Hal tersebut terjadi karena Bujang Sembilan telah menfitnah sepupunya Puti Kasumbo Ampai. Sebagai ganjaran dari perbuatan mereka itu maka meletuslah Gunung Tujuah, dan semua orang yang bersalah pun tewas. Selain itu penulis menemukan sebuah naskah randai yang mengangkat cerita legenda Asal-usul Danau Maninjau. Naskah ini ditulis oleh Anis (1995) dengan judul “Bujang Sembilan (Drama Sababak)”. Dalam naskah ini diceritakan bahwa Puti Tanjuang adik Bujang Sembilan dituduh berbuat senonoh oleh Rajo Kayo yang pernah meminangnya, lalu mereka dihukum di buang ke kawah Gunung Maninjau. Sebelum di buang, Puti Tanjuang bermohon kepada Tuhan agar puncak Gunung Maninjau dirontokkan sebagai bukti bahwa ia tidak bersalah. Rupanya permohonan tersebut dikabulkan dan Bujang Sembilan ikut jatuh ke dalamnya dan berubah menjadi ikan yang besar. Dalam penelitian ini penulis mengangkat dua karya sastra yaitu kaba Malatuihnyo Gunuang Tujuah karya Selasih dan naskah randai “Bujang Sembilan” yang ditulis oleh Anis. Dua karya sastra di atas dianggap sebagai bentuk resepsi terhadap legenda Asal-Usul Danau Maninjau. Dalam proses resepsi terlihat adanya perubahan dari legenda yang kemudian menjadi kaba dan nakah randai tersebut. Hal ini menarik untuk diteliti karena ternyata respsi memberi perubahan terhadap kedua karya sastra yang lahir setelahnya. Perubahan tersebut terjadi karena perbedaan sistem atau periode antara legenda dengan karya satra yang lahir setelahnya. Berdasarkan pernyataan di atas, penulis menggunakan teori resepsi sastra untuk melihat proses transformasi legenda menjadi kaba dan naskah randai tersebut.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | P Language and Literature > P Philology. Linguistics P Language and Literature > PA Classical philology |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Sastra Daerah |
Depositing User: | Ms Ikmal Fitriyani Alfiah |
Date Deposited: | 02 Mar 2016 02:40 |
Last Modified: | 02 Mar 2016 02:40 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/2795 |
Actions (login required)
View Item |