ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2010-2013

ARIO, HERNEST HADINATA (2015) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2010-2013. Diploma thesis, UPT. Perpustakaan.

[img] Text
834.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Pembangunan merupakan suatu proses menuju perubahan yang lebih baik yang dilakukan dengan terencana dan sistematis. Mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan adalah hal penting yang harus dilakukan oleh sebuah negara yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, karena hal ini menjadi hal yang terpenting bagi suatu negara. Menurut Todaro (1999), pembangunan sumber daya manusia mencakup peningkatan peningkatan kapasitas dasar penduduk yang kemudian akan memperbesar kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan. Kapasitas dasar yang sekaligus merupakan nilai pokok keberhasilan pembangunan ekonomi adalah kecukupan (sustenance), jati diri (selfsteem), serta kebebasan (freedeom). Kecukupan dalam hal ini merupakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan dan keamanan. Pembangunan manusia telah menjadi isu utama dalam negara berkembang, yang menempatkan manusia sebagai tujuan akhir pembangunan dan bukan alat pembangunan (UNDP dalam Idha, 2009). Pembangunan manusia dilihat juga sebagai suatu proses untuk memperbanyak pilihan-pilihan. Pilihan tersebut antara lain berumur panjang, dan sehat, berilmu pengetahuan dan mempunyai akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan agar dapat hidup layak. Konsep pembangunan manusia mengandung 4 unsur yaitu : produktivitas (productivity), pemerataan (equity), kesinambungan (sustanability) dan 2 pemberdayaan (empowerment). Indeks pembangunan manusia (IPM) merupakan salah satu pencapaian sumber daya manusia. Analisa IPM diukur dari 4 indikator yaitu 1) angka harapan hidup (AHH), 2) angka melek huruf (AMH), 3) angka partisipasi kasar gabungan (APK gabungan) dan 4) purchasing parity power (PPP) (Kintamani, 2008). Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah indikator untuk mengukur kualitas (derajat perkembangan manusia) dari hasil pembangunan ekonomi. Human Development Index diperkenalkan pertama kali oleh UNDP pada tahun 1990. Definisi Indeks Pembangunan Manusia menurut UNDP (United Nation Development Program) adalah suatu proses untuk memperluas pilihan-pilihan bagi penduduk. Jika mengacu pada pengertian tersebut, maka penduduk menjadi tujuan akhir dari pembangunan, sedangkan upaya pembangunan merupakan sarana (principal means) untuk tujuan tersebut. Definisi ini lebih luas dari definisi pembangunan yang hanya menekankan pada pertumbuhan ekonomi. Dalam konsep pembangunan manusia, pembangunan seharusnya dianalisis serta dipahami dari sisi manusianya, bukan hanya dari sisi pertumbuhan ekonomi. IPM Indonesia menenpati peringkat ke 108 tahun 2010 dari 177 negara di dunia dan pada tahun 2011 menjadi peringkat 124 dari 187 negara, dengan tingkat pembangunan manusia berkisar pada 47 – 76 (UNDP, 2008). Angka IPM ini menandakan bahwa indonesia masih jauh dibawah rata-rata sejumlah negara di Asia Timur dan Pasifik. Indonesia sebagai negara yang luas, serta jumlah penduduk yang besar ternyata memiliki nilai IPM yang semakin jatuh dalam 3 peringkat dunia. Penyebab jatuhnya IPM di Indonesia tahun 2010 dan 2011 karena rendahnya mutu pendidikan yang terdapat di Indonesia. Luasnya cakupan pembangunan manusia menjadikan peningkatan IPM sebagai manifestasi dari pembangunan manusia dapat ditafsirkan sebagai keberhasilan dalam meningkatkan kemampuan dalam memperluas pilihan-pilihan (enlarging the choices of the people) untuk mendapatkan pendidikan layak. Seperti diketahui, salah satu faktor penting dalam pembangunan manusia adalah pendidikan. Faktor penting ini merupakan kebutuhan dasar manusia yang perlu dimiliki agar mampu meningkatkan potensinya. Umumnya, semakin tinggi kapabilitas dasar yang dimiliki suatu bangsa, semakin tinggi pula peluang untuk meningkatkan potensi bangsa itu. Di tengah eskalasi persaingan global, tuntutan terhadap kapabilitas dasar itu dirasakan semakin tinggi. Jika tidak demikian maka bangsa tersebut akan kalah bersaing dengan bangsa-bangsa lain yang lebih maju (BPS, 2007). Investasi pada modal manusia diharapkan akan berpengaruh positif terhadap kinerja perekonomian yang salah satunya dapat diamati dari aspek tingkat pendidikan, kesehatan dan tingkat kemiskinan. Investasi modal manusia ini yang mencakup pengembangan Sumber Daya Manusia membutuhkan kebijakan pemerintah yang tepat sasaran dalam mendorong peningkatan kualitas SDM. Menurut Mankiw (2008), pengembangan sumber daya manusia dapat dilakukan dengan perbaikan kualitas modal manusia. Perkembangan IPM Provinsi Sumatera Barat dalam kurun waktu 2004- 2011 membaik, IPM Provinsi Sumatera Barat tahun 2011 mencapai 74,28 lebihtinggi dibandingkan rata-rata IPM nasional (72,77), dengan ranking IPM 4 Provinsi Sumatera Barat tahun 2011 menduduki peringkat ke 9 secara nasional setelah Sumatera Utara dan peringkat ke 4 di Pulau Sumatera setelah Sumatera Utara. Perbandingan IPM antar kabupaten/kota tahun 2011, IPM tertinggi adalah Kota Bukit Tinggi (78,73) dan menduduki peringkat ke-11 secara nasional, dan IPM terendah adalah Kepulauan Mentawaiyaitu 69,06 dan berada diperingkat ke- 383 secara nasional. Sementara Perkembangan kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat selama kurun waktu 2008-2013, secara absolut terjadi penurunan sebanyak 69,73 ribu jiwa, jumlah penduduk miskin tahun 2013 (Maret) sebanyak 407 ribu jiwa. Seperti halnya dengan kondisi tingkat kemiskinan dari tahun 2008-2013 mengalami penurunan dan hingga akhir tahun 2013 mencapai 8,14%. Kondisi kemiskinan Provinsi Sumatera Barat tergolong rendah jika dibandingkan terhadap rata-rata kemiskinan nasional 11,37%. Bahwa pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga kosntan. laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 mengalami kaniakan tiap tahunnya, namun pada tahun 2009 mengalami penurunan yang relatif besar, kemudian pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 secara berangsur naik kembali. Pada tahun 2006 laju pertumbuhan ekonomi yaitu sebesar 6,14 persen, tahun 2007 yaitu sebesar 6,34 persen, tahun 2008 yaitu sebesar 6,88 persen. Namun pada tahun 2009 laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat turun relatif besar yaitu sebesar 4,28 persen, hal ini bertepatan dengan terjadinya gempa bumi pada 30 september 2009, sehingga belum dapat diketahui 5 dan belum dapat dipastikan penyebab terjadinya penurunan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat. Pembangunan manusia pada sektor pendidikan merupakan hal yang paling utama harus di bangun, dimana pendidikan ini mempunyai banyak manfaat dan berguna bagi diri sendiri maupun wilayah yang di tempatinya, berguna bagi diri sendiri yaitu untuk mencerdaskan, mengembangkan potensi, keterampilan dan lain-lain, sedangkan bagi wilayah yang di tempatinya yaitu dapat berguna bagi masyarakat dengan berbagi ilmu pengetahuan, serta menerapkannya, kemudian bagi pemerintah apabila bekerja di pemerintahan, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kemudian dari segi kesehatan sangat penting juga bagi modal manusia, karena hal ini akan menunjang kelancaran semua aktifitas yang dilakukan oleh manusia, dengan kesehatan yang baik dan bagus maka akan dapat meningkatkan modal manusia yang lebih baik, dan sebaliknya apabila kesehatannya buruk maka semua aktifitas tidak bisa berjalan dengan baik dan efektif. Pendidkan dan Kesehatan ini merupakan dua hal yang paling penting untuk diperhatikan, karena pendidikan dan kesehatan ini merupakan hal yang dapat menunjang ekonomi suatu negara, dimana dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, hingga selanjutnya akan mengurangi penduduk miskin. Kemudian sebaliknya dimana tidak dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi akibat dari tidak diperhatikannya pendidikan dan kesehatan ini, oleh karena itu pembangunan manusia dari segi pendidikan dan kesehatan harus sangat diperhatikan. Sehingga kemiskinan yang terjadi maka akan dapat menghambat individu untuk mengkonsumsi nutrisi bergizi, mendapatkan pendidikan yang layak 6 serta menikmati lingkungan yang menunjang bagi hidup sehat. Dari sudut pandang ekonomi keseluruhan hal tersebut akan menghasilkan sumber daya manusia yang kurang berkualitas, atau dapat dikatakan memiliki tingkat produktivitas yang rendah. Hal ini juga berimbas pada terbatasnya upah atau pendapatan yang dapat mereka peroleh. Sehingga dalam perkembangannya hal ini akan mempengaruhi tingkat pembangunan manusia di suatu daerah. Berdasarkan dari keterangan dan uraian latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini berjudul : “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010-2013” 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan fenomena tersebut perumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh dari tingkat kemiskinan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 ? 2. Bagaimana pengaruh dari kepadatan penduduk terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2010 sampai dengan 2013 ? 3. Bagaimana pengaruh dari rasio ketergantungan terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2010 samapai dengan 2013 ? 7 4. Bagaimana pengaruh dari pertumbuhan ekonomi terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2010 sampai dengan 2013 ? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan melakukan penelitian ini adalah : 1. Secara khusus: untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang pentingnya sumber daya manusia yang di bangun melalui pembangunan manusia. 2. Secara umum: untuk memberikan kontribusi dan informasi bagi pihak – pihak yang memerlukannya. 3. Untuk mengetahui dan mengkaji pengaruh tingkat kemiskinan terhadap pembangunan manusia di Provinsi Sumatera Barat. 4. Untuk mengetahui dan mengkaji pengaruh kepadatan penduduk terhadap pembangunan manusia di Provinsi Sumatera Barat. 5. Untuk mengetahui dan mengkaji pengaruh rasio ketergantungan terhadap pembangunan manusia di Provinsi Sumatera Barat. 6. Untuk mengetahui dan mengkaji pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap pembangunan manusia di Provinsi Sumatera Barat. 1.4 Manfaat Penelitian Salah satu hal yang menjadi semangat serta motivasi bagi peneliti untuk melakukan penelitian ini adalah agar hasil penelitiannya bermanfaat. Maka berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, manfaat dari penelitian ini adalah : 8 1. Secara Teoritik, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan informasi maupun pertimbangan dan perbandingan bagi pihak-pihak yang berniat untuk melakukan penelitian selanjutnya. 2. Secara Praktis, penelitian ini sebagai sumbangan informasi dan masukan bagi pihak-pihak yang terkait dan memerlukannya. 3. Penelitian ini bermanfaat untuk menganalisis dan mengetahui bagaimana indeks pembangunan manusia setelah terjadinya gempa bumi pada tahun 2009 di Provinsi Sumatera Barat. 1.5 Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Diduga adanya pengaruh dari tingkat kemiskinan terhadap indeks pembangunan manusia di Provinsi Sumatera Barat tahun 2010 – 2013. 2. Diduga adanya pengaruh dari kepadatan penduduk terhadap indeks pembangunan manusia di Provinsi Sumatera Barat tahun 2010 – 2013. 3. Diduga adanya pengaruh dari rasio ketergantungan terhadap indeks pembangunan manusia di Provinsi Sumatera Barat tahun 2010 – 2013. 4. Diduga adanya pengaruh dari pertumbuhan ekonomi indeks pembangunan manusia di Provinsi Sumatera Barat tahun 2010 – 2013. 1.6 Ruang Lingkup Topik utama penelitian adalah Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Sumatera Barat. Dimana dalam menganalisis indeks pembangunan manusia diukur menggunakan variabelvariabel yang terkait yaitu tingkat kemiskinan, kepadatan penduduk, rasio ketergantungan, dan pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini menggunakan data dari 9 tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Data kemudian ambil berdasarkan kabupaten/kota, sehingga didapat 19 kabupaten/kota. Kawasan yang menjadi daerah penelitian adalah Provinsi Sumatera Barat, Indonesia.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
H Social Sciences > HA Statistics
Divisions: Fakultas Ekonomi > Ilmu Ekonomi
Depositing User: Ms Randa Erdianti
Date Deposited: 02 Mar 2016 02:33
Last Modified: 02 Mar 2016 02:33
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/2728

Actions (login required)

View Item View Item