KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DALAM DEBAT CALON PRESIDEN DAN CALON WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014

HAFIZUL, CHAIR (2015) KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA DALAM DEBAT CALON PRESIDEN DAN CALON WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014. Masters thesis, UPT. Perpustakaan Unand.

[img] Text
201507231325rd_hafizul chair thesis.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (919kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketidaksantunan berbahasa dalam debat capres dan cawapres 2014. Analisis ini difokuskan pada strategi, pemarkah, dan faktor penyebab ketidaksantunan berbahasa. Sumber data penelitian ini adalah 5 putaran video debat capres dan cawapres 2014 yang ditranskrip ke dalam tulisan. Pengumpulan data menggunakan metode simak bebas libat cakap (SBLC). Teknik SBLC dilanjutkan dengan teknik catat. Data yang telah dikumpulkan dianalisis menggunakan metode padan dengan teknik padan referensial dan metode agih dengan teknik ganti dan sisip. Hasil penelitian disajikan menggunakan metode formal dan informal. Setelah dilakukan analisis terhadap ketidaksantunan berbahasa dalam debat capres dan cawapres 2014 ditemukan bahwa ada lima strategi ketidaksantunan yaitu strategi ketidaksantunan langsung (tuturan langsung, jelas, tidak ambigu, tidak ingin bekerjasama dan tidak ingin menjaga hubungan baik dengan mitra tutur), strategi ketidaksantunan positif (memisahkan diri, membantah, mengabaikan orang lain, membuat orang tidak nyaman, tidak simpatik, dan tidak menghormati pendapat lawan tutur), strategi ketidaksantunan negatif (mengejek, memperlakukan lawan tutur tidak serius, melanggar ruang pribadi orang lain, menghina, meremahkan, mencemooh dan kritikan keras), strategi ketidaksantunan sarkasme (berpura-pura, jelas tidak tulus dan kelihatan santun dipermukaan) dan strategi menahan kesantunan (tidak mengucapkan terimakasih). Strategi ketidaksantunan yang banyak digunakan adalah strategi ketidaksantunan negatif karena tuturan yang digunakan pada umumnya menghalagi kebebasan bertindak dan berbicara lawan tutur. Pemarkah ketidaksantunan yang ditemukan antara lain penyisipan pemarkah kesantunan kata maaf, tolong dan hendaknya. Pemarkah dari segi suprasegmental adalah dilihat dari intonasi suara yang meninggi dan gerak tubuh (wajah yang tidak bersahabat, gerak tangan dan jari yang menunjuk-nunjuk lawan tutur saat berbicara). Pemarkah kesantunan yang sering muncul adalah kata maaf karena sebagian besar tuturan berniat menyerang muka lawan tutur dan membuat lawan tutur tidak nyaman. Faktor penyebab ketidaksantunan yang ditemukan adalah kritik secara langsung dengan kata-kata kasar (seperti: tidak mengerti dan Keliru), dorongan emosi, protektif terhadap pendapat sendiri (seperti dalam tuturan tidak setuju), sengaja menuduh lawan tutur dan terakhir sengaja memojokkan lawan tutur. Faktor memojokkan lawan tutur adalah faktor yang sering muncul dalam debat karena tuturan yang digunakan bertujuan membuat lawan debat terpojok dan kalah. Kata kunci: ketidaksantunan, strategi ketidaksantunan dan debat capres dan cawapres

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: P Language and Literature > P Philology. Linguistics
P Language and Literature > PN Literature (General) > PN0080 Criticism
Divisions: Pascasarjana Tesis
Depositing User: Ms Ikmal Fitriyani Alfiah
Date Deposited: 03 Feb 2016 04:50
Last Modified: 03 Feb 2016 04:50
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/272

Actions (login required)

View Item View Item