“ANALISIS PERBEDAANRETURN DAN LIKUIDITAS SAHAM SEBELUMDAN SESUDAHRIGHT ISSUE DIBURSA EFEK INDONESIA (BEI) 2009-2012

RISA, GUSTIANA (2013) “ANALISIS PERBEDAANRETURN DAN LIKUIDITAS SAHAM SEBELUMDAN SESUDAHRIGHT ISSUE DIBURSA EFEK INDONESIA (BEI) 2009-2012. Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img] Text
301.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (509kB)

Abstract

Pasar modal merupakan suatu usaha penghimpunan dana masyarakat secara langsung dengan cara menanamkan dana ke dalam perusahaan yang sehat dan baik pengelolaannya. Dalam menentukan apakah investor akan melakukan transaksi di pasar modal biasanya mendasarkan keputusan pada berbagai informasi yang dimilikinya, baik informasi yang tersedia di publik maupun informasi pribadi. Informasi tersebut akan memiliki nilai bagi investor jika keberadaan informasi tersebut dapat menyebabkan investor melakukan transaksi di pasar modal, dan transaksi tersebut tercermin melalui perubahan harga saham. Dengan demikian seberapa jauh relevansi atau kegunaan suatu informasi dapat disimpulkan dengan mempelajari kaitan antara perubahan harga saham di pasar modal. Pasar modal juga merupakan salah satu sarana untuk melakukan investasi yang memungkinkan para pemodal (investor) untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio sesuai dengan risiko yang bersedia mereka tanggung dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Menurut Husnan (2003) pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Sedangkan menurut Tandelilin (2010) mendefinisikan pasar modal sebagai “Pertemuan antara pihak yang 3 memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun industri lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. Saham adalah keikut sertaan investor dalam perusahaan sebagai pemodal. Saham memberikan return dalam bentuk dividen, yang biasanya dibayarkan sekali setahun, dan capital gain (kenaikan harga saham di pasar). Dividen dan capital gain akan ada jika perusahaan memperoleh laba karena per definisi, dividen adalah laba yang dibagikan. Sedangkan capital gain terjadi karena adanya laba yang tidak dibagikan dan faktor pertumbuhan perusahaan di masa depan. Perusahaan yang rugi tidak akan membagikan dividen dan jika perusahaan itu tidak menjanjikan pertumbuhan, yang akan diperoleh investor adalah capital loss atau penurunan harga saham di pasar Menurut Tandelilin (2010) saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perubahan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka seorang investor akan mempunyai hak terhadap pendapatandan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran kewajiban perusahaan. Saham banyak diminati oleh investor karna memiliki tingkat keuntungan yang tinggi. Namun jika saham memberikan keuntungan yang tinggi maka akan memberikan risiko yang tinggi pula. Untuk itu seorang investor harus selalu melakukan analisis terhadap saham agar risiko yang tinggi tersebut dapat diminimalkan. 4 Informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan berita yang umumnya menarik perhatian pihak-pihak terkait dipasar modal khususnya para pemegang saham. Informasi tersebut akan menjelaskan tingkat efisiensi pasar, semakin cepat informasi baru diperoleh tercermin pada harga yang efisien dikenal dengan istilah event study, yaitu pengujian terhadap bagaimana dampak dari pengumuman informasi yang dilakukan perusahaan terhadap harga sekuritas. Menurut Tandelilin (2010) return merupakan salah satu faktor yang memotifasi investor untuk berinvestasi dan juga berupa imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukanya. Return saham merupakan keuntungan yang didapat karena perubahan harga saham. Selain itu, return saham juga merupakan keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas investasi yang dilakukanya, yang terdiri dari dividen dan capitalgain/ loss. Return saham dapat diukur dengan return aktual yang merupakan tingkat return yang terjadi/ tingkat return yang telah diperoleh investor masa lalu. Menurut Tandelilin (2010) tingkat likuiditas saham merupakan faktor yang bersifat mikro, berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan perusahaan tersebut yang biasa diperdagangkan dipasar sekunder. Semakin cepat suatu sekuritas diperdagangkan, maka semakin likuid sekuritas tersebut. Sebaliknya, semakin tidak likuid suatu sekuritas, maka semakin besar risiko likuiditas yang dihadapi oleh perusahaan tersebut. likuiditas suatu saham dipengaruhi oleh transaksi-transaksi yang dilakukan atas saham tersebut. saham yang likuid dibursa adalah saham yang frekuensi perdaganganya tinggi, maka akan memberikan keutungan yang baik bagi investor mupun perusahaan itu 5 sendiri. Pengumuman right issue yang dikeluarkan oleh perusahaan, secara teoritis dan empiris bereaksi negatif terhadap harga saham atau nilai pasar perusahaan, dan hal ini adalah kejadian yang disebabkan oleh risiko sistematik. Pengukuran likuiditas saham dilakukan dengan melihat Trading Volume Activity (TVA). Trading Volume Activity (TVA) merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar terhadap suatu informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan di pasar modal. Menurut Fahmi (2009) right issue adalah hak bagi pemegang saham lama untuk membeli saham baru yang diterbitkan oleh emiten, biasanya harga yang ditawarkan lebih rendah dari harga pasar. Perusahaan menerbitkan right issue dengan tujuan untuk tidak mengubah proporsi kepemilikan pemegang saham lama dan mengurangi biaya emisi akibat penerbitan saham baru. Beberapa alasan perusahaan menerbitkan rigt issue dibursa effek antara lain adalah :1) Right issue merupakan solusi yang cepat untuk memperoleh dana yang murah dan dengan proses yang mudah. 2) Right issue jauh lebih aman dibandingkan dengan jalan lain, baik dengan pinjaman langsung atau penerbitan surat hutang. Dengan right issue, dana masuk sebagai modal sehingga tidak membebani perusahaan sama sekali. Sedangkan jika diperoleh dari pinjaman maka perusahaan akan memperoleh beban bunga. 3) Minat emiten untuk membeli right issue didorong oleh keinginan untuk memanfaatkan situasi pasar modal yang dalam tahun-tahun ini berkembang pesat. 4) Dengan melakukan right issue maka jumlah lembar saham akan bertambah dan diharapkan dengan bertambahnya jumlah lembar saham akan dapat meningkatkan likuiditas saham. 6 Salah satu penelitian event study yang dapat dilakukan adalah mengenai dampak dari pengumuman right issue. Dengan adanya right issue diharapkan akan ada reaksi dari pasar atau perubahan harga saham, sehingga dapat meningkatkan likuiditas saham. Jika harga saham perusahaan yang melakukan right issue terus menurun, maka ada kemungkinan investor akan menjual sahamnya agar mereka terhindar dari kerugian. Sebaliknya jika harga saham terus meningkat, maka akan menimbulkan kesan positif terhadap citra saham sehingga dapat menarik investor untuk membeli saham tersebut. Informasi mengenai right issue menyebabkan pasar bereaksi terhadap pengumuman, tercermin dari perubahan harga saham. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return saham sebagai perubahan harga, atau dapat juga dengan abmornal return. Pada pasar yang efisien harga sekuritas akan cepat terevaluasi dengan adanya informasi penting yang berkaitan dengan sekuritas tersebut sehingga investor tidak akan bisa memanfaatkan informasi untuk mendapatkan return abnormal dipasar. Selain itu, kebijakan right issue juga merupakan upaya emiten untuk menghemat biaya emisi serta untuk menambah jumlah saham yang beredar. Sehingga dengan adanya right issue, kapitalisasi pasar saham juga akan meningkat dalam persentase yang lebih kecil dari pada persentase jumlah lembar saham yang beredar. Umumnya diharapkan penambahan jumlah lembar saham dipasar akan meningkatkan frekuensi perdagangan saham tersebut atau dapat meningkatkan likuiditas saham. Right issue adalah preventive right dimana pemegang saham lama memiliki hak untuk menjaga kepemilikan saham di perusahaan dan right hanya bersifat hak dan bukan suatu kewajiban, jika pemegang saham tidak 7 melaksanakan, maka right akan diperdagangkan dipasar bursa hanya saja perdagangan right memiliki keterbatasan masa berlakunya. Pengumuman right issue secara teoritis dan empiris akan menyebabkan harga saham bereaksi secara negatif sebagai akibat adanya syistematic risk yaitu suatu keadaan dimana investor akan memperoleh keuntungan akibat adanya kenaikan harga saham, ini akan menciptakan hubungan antara return dan risiko, dimana semakin besar return yang diharapkan semakin besar resiko yang akan dihadapi. Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut, yang dibuktikan dengan adanya perubahan harga dari saham bersangkutan, reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan keuntungan (return) sebagai nilai perubahan harga dengan menggunakan return tidak normal (return abnormal), sebaliknya jika peristiwa tidak mengandung informasi, maka tidak akan memberikan return tidak normal kepada pasar. Return tidak normal (abnormal return) merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal (normal return). Pengumuman right issue dikatakan mempengaruhi prefensi investor dalam pengambilan keputusan investasinya, jika terjadi perbedaan harga atau return saham antara sebelum pengumuman dan sesudah pengumuman. Hal ini menandakan bahwa pengumuman right issue mengandung informasi. Jika pengumuman mendapat respon negatif dari pasar, berarti harga saham mengalami penurunan. Sebaliknya jika pengumuman right issue mendapat respon positif, maka harga saham mengalami kenaikan. Untuk menghitung likuiditas saham masing-masing emiten digunakan rumus dengan menggunakan Trading Volume 8 Activity (TVA) dinama jumlah volume transaksi pada waktu t banding total volume saham pada waktu t. Penelitian yang dilakukan Haryetti dan Efni (2010) memberikan bukti empiris bahwa variabel abnormal return memiliki perbedaan yang signifikan pada periode sebelum pengumuman dengan periode sesudah pengumuman Right issue, serta variabel likuiditas saham memiliki perbedaan yang signifikan antara periode sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 22 perusahaan yang melakukan pengumuman right issue pada tahun 2007-2008. Penelitian yang dilakukan Listiana (2009) dari 24 sampel perusahaan yang melakukan right issue di Bursa Efek Jakarta selama tahun 1999 ditemukan bahwa untuk semua sampel yang diamati ternyata terdapat perbedaan return saham sebelum pengumuman dengan saat pengumuman tetapi tidak terdapat perbedaan untuk periode pengamatan sesudah pengumuman dengan sebelum pengumuman dan sesudah pengumuman dengan saat pengumuman. Temuan ini mengindikasikan bahwa kemungkinan informasi right issue sudah terserap pada harihari sebelum pengumuman, sehingga terjadi perubahan return yang signifikan sebelum hari pengumuman atau mungkin sebelum informasi tersebut dipublikasikan, investor sudah melakukan reaksi (yang tidak tepat) lebih dulu dengan jalan melakukan short selling karena persepsi investor akan turunnya harga setelah right issue. Pengujian terhadap trading volume activity ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk TVA pada hari-hari sebelum pengumuman dan pada saat pengumuman dan TVA pada hari-hari sesudah pengumuman dengan sebelum pengumuman, tetapi tidak signifikan untuk TVA 9 saat pengumuman dengan sesudah pengumuman. Hasil ini menunjukkan bahwa pengumuman right issue berpengaruh ter-hadap kenaikan likuiditas saham perusahaan yang melakukan right issue. Hal ini sesuai dengan tujuan melakukan right issue yaitu dengan right issue, likuiditas saham meningkat, karena jumlah lembar saham yang diperdagangkan semakin banyak. Penelitian yang dilakukan Catranti (2009) bahwa adanya peristiwa penawaran umum terbatas atau rights issue cenderung menimbulkan reaksi pasar yang negatif terhadap harga saham pada saat ex-date (rights sudah tidak berlaku lagi). Namun, pada cumdate (satu hari sebelum ex-date) reaksi pasar masih positif dengan rata-rata abnormal return yang cukup tinggi. Pola perilaku average abnormal return (AAR) tersebut cenderung serupa pada kelompok sampel Warrant Issuer maupun non Warrant Issuer. Pengamat pasar modal Pardomuan Sihombing mengatakan proyeksi membaiknya perekonomian global pada 2013 membuat nilai emisi penawaran umum saham perdana dan penawaran saham terbatas atau "rights issue" akan meningkat seiring dengan membaiknya perekonomian global. Meski demikian, otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) harus lebih aktif dalam melakukan sosialisasi kepada perusahaan yang ingin mendapatkan pendanaan di pasar modal. Untuk mendapatkan dana tambahan dalam melakukan ekspansi perusahaan, pasar modal dinilai lebih mudah prosesnya dibandingkan obligasi. Sayangnya, minat IPO dan "rights issue" lebih ditentukan oleh pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan kondisi regional. Berdasarkan latar belakang ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai sejauh mana perbedaan return dan likuiditas perdagangan saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue pada perusahaan yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Analisis Perbedaan Return dan Likuiditas Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Right Issue di Bursa Effek Indonesia 2009-2012”

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management
Divisions: Fakultas Ekonomi > Manajemen
Depositing User: Ms Ikmal Fitriyani Alfiah
Date Deposited: 02 Mar 2016 02:21
Last Modified: 02 Mar 2016 02:21
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/2665

Actions (login required)

View Item View Item