Potensi Rizobakteri Indigenos sebagai Agens Biokontrol Penyakit Antraknosa dan Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Cabai

Rahil, Ade Rifqah (2017) Potensi Rizobakteri Indigenos sebagai Agens Biokontrol Penyakit Antraknosa dan Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Cabai. Masters thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
Text (Abstrak)
Abstrak.pdf - Published Version

Download (149kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I (Pendahuluan))
BAB I.pdf - Published Version

Download (315kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB akhir (Penutup))
Bab akhir.pdf - Published Version

Download (39kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Daftar Pustaka)
Daftar pustaka.pdf - Published Version

Download (257kB) | Preview
[img] Text (Tugas Ilmiah (Full Text))
Tugas ilmiah.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (4MB)

Abstract

Rizosfer tanaman merupakan habitat berbagai spesies bakteri yang secara umum dikenal sebagai rizobakteri. Rizobakteri dapat berfungsi sebagai pemacu pertumbuhan tanaman atau Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) dan sebagai agens antagonis terhadap patogen tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rizobakteri indigenos sebagai agens biokontrol terhadap jamur Colletotrichum gloeosporioides penyebab penyakit antraknosa dan meningkatkan pertumbuhan tanaman cabai. Penelitian dilakukan dua tahap. Tahap pertama, dilakukan untuk pengujian secara in vitro menggunakan teknik kultur ganda antara ketujuh isolat rizobakteri (RbLPK1-9.1, RbGN3, RbTD1-3, RbAg1-5, RbTD1-8.1, RbLPK1-9) dengan C. gloeosporioides. Pengujian secara in vivo, dilakukan pada buah cabai pascapanen dengan menggunakan rancangan faktorial dalam kelompok, faktor A adalah ketujuh isolat rizobakteri dan kontrol, faktor B adalah kepadatan populasi 106 sel/ml, 107 sel/ml, 108 sel/ml. Parameter yang diamati persentase daya hambat, masa inkubasi, luas bercak dan intensitas buah terserang. Tahap kedua dilakukan di rumah kaca, menggunakan rancangan faktorial dalam kelompok, faktor A adalah ketujuh isolat rizobakteri dan kontrol, faktor B adalah tanpa ada penambahan rizobakteri, penambahan 1x1 minggu, 1x2 minggu, 1x4 minggu setelah pindah tanam. Parameter yang diamati tinggi tanaman, diameter batang, bobot basah dan kering tanaman cabai, bobot buah, bobot basah dan kering akar, dan kemampuan dalam melarutkan fosfat. Hasil pengujian secara in vitro menunjukkan bahwa isolat rizobakteri RbLPK1-9.1, RbTD1-3, RbTD1-8.1, RbAg1-5, RbGN3 mampu menghambat jamur C. gloeosporioides dengan persentase daya hambat 45.95-53.20%. Pengujian secara in vivo memperlihatkan bahwa isolat RbLPK1-9.1, RbTD1-3, RbTD1-8.1, RbAg1-5, RbGN3, RbTD1-8 dan RbLPK1-9 pada kepadatan populasi 106 sel/ml mampu menghambat masa inkubasi dengan efektivitas 50-133.5%, perkembangan luas bercak dengan efektivitas penghambatan 60.37-94.52%, dan pengurangan intensitas buah terserang 25.86-54.39%. Pengujian di rumah kaca menunjukkan bahwa isolat RbLPK1-9.1, RbAg1-5 dan RbTD1-3 mampu meningkatan pertumbuhan tanaman cabai dengan rata-rata efektivitas 8,54-13,14%. Ketujuh isolat rizobakteri indigenos memiliki kemampuan dalam melarutkan fosfat.

Item Type: Thesis (Masters)
Primary Supervisor: Dr. JUMSU TRISNO, SP, MSi
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
S Agriculture > SB Plant culture
Divisions: Pascasarjana (Tesis)
Depositing User: s2 ilmu hama
Date Deposited: 13 Jun 2017 15:17
Last Modified: 13 Jun 2017 15:17
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/25557

Actions (login required)

View Item View Item