Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembayaran Dividen Tunai pada Perusahaan Sektor Perdagangan, Jasa, dan Investasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Muhammad, Iqbal Ridha (2014) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembayaran Dividen Tunai pada Perusahaan Sektor Perdagangan, Jasa, dan Investasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Diploma thesis, UPT. Perpustakaan.

[img] Text
416.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Aktivitas investasi adalah komitmen penanaman dana pada satu atau beberapa asset yang akan dipegang selama beberapa waktu mendatang (Jones, 2004). Aktivitas investasi bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan kekayaan perorangan ataupun perusahaan (investor). Seperti yang dikemukan oleh Simamora (2000), bahwa investasi adalah suatu aktiva yang digunakan oleh perusahaan untuk pertumbuhan kekayaannya melalui distribusi hasil investasi, untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi, seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan dagang. Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya kedalam perusahaan yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Di sisi lain, perusahaan yang akan membagikan dividen dihadapkan pada berbagai macam pertimbangan antara lain: perlunya menahan sebagian laba untuk re-investasi yang mungkin lebih menguntungkan, kebutuhan dana perusahaan, likuiditas perusahaan, sifat pemegang saham, target tertentu yang berhubungan dengan rasio pembayaran dividen dan faktor lain yang berhubungan dengan kebijakan deviden (Brigham, 2005). Menurut Hidayati (2006) dividen adalah suatu distribusi yang bisa 7 berbentuk kas, aktiva lain, surat atau bukti lain yang menyatakan utang perusahaan, dan saham, kepada pemegang saham suatau perusahaan sebagai proporsi dari jumlah saham yang dimiliki oleh pemilik. Dividen akan dibagikan oleh pemegang saham hanya apabila badan usaha menghasilkan cukup uang untuk membagi dividen tersebut dan bila dewan direksi menganggap layak perusahaan mengumumkan dividen meskipun dalam keadaan yang kurang stabil. Dividen yang didistribusikan kepada para pemegang saham adalah hasil dari kebijakan deviden yang dilakukan oleh perusahaan emiten. Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen, atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa mendatang (Sartono, 2010). Kebijakan dividen cenderung menjadi salah satu elemen yang paling stabil dan dapat diprediksi oleh perusahaan, dan sebagian besar perusahaan mulai membayar dividen setelah mereka mencapai tahap kematangan bisnis dan ketika tidak ada lagi kesempatan investasi yang menguntungkan perusahaan (Al-Haddad et al., 2011). Proporsi dividen yang dibayarkan pada pemegang saham tergantung pada kemampuan perusahaan menghasilkan laba serta bentuk kebijakan dividen yang diterapkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Proporsi ini didapat dari Dividend Payout Ratio. Dividen Payout Ratio adalah persentase laba bersih yang akan dibayarkan sebagai deviden tunai kepada pemegang saham (Brigham dan Houston, 2006). 8 Kebijakan dividen telah menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh para manajer keuangan dan perusahaan pada umumnya. Keputusan mengenai deviden merupakan sebuah dilema, apakah akan membagikan dividen kepada pemegang saham, atau menahan laba untuk kegiatan investasi kembali dalam rangka pengembangan usaha (Okpara, 2010). Di sisi lainnya, pembagian dividen yang tinggi kurang disukai oleh manajemen karena akan mengurangi utilitas untuk manajemen yang disebabkan oleh semakin kecilnya dana yang berada dalam lingkup kendali manajemen. Hal ini sesuai dengan Residual Theory of Cash Dividend (Karen, 2003) yang menyatakan bahwa kelebihan kas yang ada seharusnya dibagikan dalam bentuk dividen, akan tetapi manajemen tidak menyukai pembagian laba yang diperoleh dalam bentuk dividen. Manajemen lebih suka memperlakukannya sebagai laba ditahan, kecuali mengetahui bahwa dana tersebut tidak memberikan Net Present Value (NVP) yang positif pada tambahan investasi. Ada dua macam deviden yang dapat dibagikan oleh perusahaan secara garis besar. Deviden dapat dibagikan dalam bentuk uang tunai atau biasa disebut deviden tunai (cash dividend), dan proporsi saham baru yang biasa disebut dengan deviden saham (stock deviden). Namun deviden yang biasanya dibagikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham adalah dalam bentuk tunai atau deviden tunai (cash dividend). Karena dari sisi manajemen, deviden saham (stock dividend) akan menimbulkan lagi biaya tambahan karena menerbitkan saham baru. Dari sisi para pemegang saham, deviden tunai dirasakan lebih nyata bermanfaat untuk investasi selanjutnya, sedangkan deviden saham belum tentu 9 memberikan dampak nyata. Brigham dan Houston (2006) mengemukakan bahwa deviden saham adalah pemecahan saham-saham yang beredar sehingga para pemegang saham memiliki lembar saham yang lebih banyak, dengan ekspektasi kedepannya harga saham itu akan meningkat. Tentu saja ekspektasi masih belum bisa memberikan kepastian. Oleh karena itu investor lebih menyukai deviden tunai daripada deviden dalam bentuk saham. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi secara simultan kebijakan dividen tunai seperti yang dikemukakan oleh Sunaryah (2006) yang mengatakan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh positif terhadap jumlah deviden yang dibagikan. Disamping itu faktor dasar, seperti posisi kas, dan kesempatan investasi sangat mempengaruhi kebijakan deviden yang diambil perusahaan. Widaryati (2004) mengemukakan kebijakan dividen itu dipengaruhi oleh posisi likuiditas, profitabilitas, modal kerja, tingkat pertumbuhan perusahaan, dan pengawasan terhadap perusahaan. Sedangkan Husnan dan Pudjiastuti (2004) berpendapat ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen yaitu diantaranya operating cash flow, tingkat laba, kesempatan investasi, biaya transaksi, dan pajak perorangan. Ang (2004) menyimpulkan bahwa kebijakan dividen sangat dipengaruhi oleh laba bersih, dan price earning ratio, tapi variabel earning per share dan pajak penghasilan berbanding terbalik dengan jumlah deviden yang dibagikan sedangkan analisis dari Sunarto dan Andi Kartika (2003) menunjukan earning per share, kinerja dan kondisi perusahaan secara signifikan berpengaruh terhadap deviden, faktor fundamental lain yang ikut mempengaruhi kebijakan deviden antara lain, rasio solvabilitas atau leverage, 10 rasio aktivitas serta variabel makro ekonomi seperti tingkat bunga, kurs rupiah terhadap valuta asing, neraca pembayaran, dan ekspor impor. Hidayati (2006) mengatakan bahwa ada faktor lain yang berpengaruh terhadap kebijakan dividen selain laba bersih, yaitu sebagai berikut: (1) likuiditas (diukur dengan Cash Ratio), (2) investasi (diukur dari Return On Invesment), dan (3) pembiayaan (diukur dengan rasio solvabilitas, yaitu Debt to Equity Ratio). Setelah besarnya dividen ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), maka akan dilakukan pengumuman. Pengumuman dividen ini adalah alat untuk mengirimkan sinyal positif yang nyata kepada pasar mengenai hasil kerja perusahaan di masa kini dan di masa yang akan datang. Hal ini merupakan cara yang tepat meskipun mahal tetapi sangat berarti untuk meningkatkan nilai perusahaan. Setelah menerima isyarat melalui pengumuman dividen, maka pasar akan bereaksi terhadap pengumuman perubahan dividen yang akan dibayarkan, sehingga bisa dikatakan pasar menangkap informasi tentang prospek perusahaan yang terkandung dalam pengumuman tersebut (Ambarwati, 2010). Penelitian ini menggunakan variabel-variabel rasio keuangan dalam memprediksi pembayaran deviden tunai (cash dividend). Rasio keuangan digunakan sebagai variabel penelitian, karena rasio keuangan merupakan salah satu alat analisis yang diperlukan untuk mengukur kondisi dan efisiensi operasi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu laba bersih. Laba perusahaan merupakan unsur dasar kebijakan deviden perusahaan. Rasio keuangan merupakan hasil perbandingan pos-pos dalam laporan keuangan pada suatu 11 periode tertentu. Rasio-rasio keuangan yang digunakan antara lain adalah rasio likuiditas yang diukur oleh Cash Ratio, rasio solvabilitas yang diukur oleh Debt to Equity Ratio¸rasio aktivitas yang diukur oleh Total Asset Turn Over, rasio pertumbuhan yang dikukur oleh pertumbuhan laba, dan rasio profitabilitas yang diukur oleh Return on Investmen. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Sektor Perdagangan, Jasa Dan Investasi yang listing di BEI (Bursa Efek Indonesia). Karena sektor ini paling banyak dan konsisten membagikan dividen tunai selama periode penelitian, yaitu 20 perusahaan. Dimana sektor lain seperti sektor pertanian hanya 5 perusahaan, sektor pertambangan 6 perusahaan, sektor industri dasar dan kimia 12 perusahaan, sektor aneka industri 8 perusahaan, sektor industri barang konsumsi 13 perusahaan, sektor property 7 perusahaan, sektor infrastruktur utilitas dan transportasi 4 perusahaan, dan sektor keuangan 15 perusahaan, dari total 91 emiten yang konsisten membayarkan deviden tunai selama periode 2008-2012 (ICMD, 2013). Dalam penelitiannya Sunarto dan Andi Kartika (2003) mengemukakan bahwa Profitabilitas tidak dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam pembayaran besarnya deviden tunai, sehingga para pemegang saham tersebut mengharapkan besarnya deviden tunai yang akan dibayarkan oleh perusahaan. Sementara lain yang ditemukan dalam penelitiannya Theobelt (1978) dan Fiorentina (2001) bahwa profitabilitas adalah sebagai daya tarik utama bagi pemilik perusahaan (pemegang saham) dan para calon investor dalam suatu perusahaan. Dalam konteks ini profitabilitas berarti hasil yang diperoleh melalui 12 usaha manajemen terhadap dana yang diinvestasikan pemilik dan investor. Semakin besar tingkat laba atau profitabilitas yang diperoleh perusahaan akan mengakibatkan semakin besar dividen yang akan dibagikan. Oleh karenanya perlu di telusuri faktor-faktor yang mempengaruhi dividend cash (Deviden Tunai) didasarkan pada kinerja keuangan perusahaan perlu dilakukan, untuk membantu investor melihat perkembangan penerimaan kas dari deviden di masa mendatang. Ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulu mendorong peneliti untuk mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2006) dan Sunarto dan Andi Kartika (2003) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pembagian dividen tunai. Berdasarkan uraian diatas maka judul penelitian ini adalah Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividen Tunai Pada Perusahaan Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang tersebut maka permasalahan yang diangkat oleh penulis adalah: 1. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi pembayaran dividen tunai pada perusahaan sektor perdagangan jasa dan investasi yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2008 – 2012? 2. Bagaimana pengaruh ROI, EPS, Cash Ratio, DER, Pertumbuhan Laba dan TATO terhadap pembayaran dividen tunai pada perusahaan sektor perdagangan jasa dan investasi yang terdaftar di 13 Bursa Efek Indonesia periode 2008 – 2012? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembayaran dividen tunai pada perusahaan sektor perdagangan jasa dan investasi yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2008 – 2012. 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh ROI, EPS, Cash Ratio, DER, TATO dan Pertumbuhan Laba terhadap pembayaran dividen tunai pada perusahaan sektor perdagangan jasa dan investasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008 – 2012. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi para investor dan calon investor, hasil analisis ini dapat menjadi masukan dalam mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham sehubungan harapannya terhadap dividen tunai yang dibayarkan oleh perusahaan dan juga dijadikan acuan dalam menanamkan modalnya. 2. Bagi perusahaan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan terhadap kebijakan dividen tunai agar dapat memaksimumkan nilai perusahaan. 14 3. Bagi akademis hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam melakukan penelitian berikutnya. Selain itu juga dapat membantu menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang kebijakan dividen. 4. Sebagai bahan pertimbangan bagi investor dalam menganalisa dan memprediksi dividen tunai yang akan dibagikan oleh perusahaan sektor perdagangan, jasa dan investasi di masa yang akan datang. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dibatasi dalam sampel yang digunakan yaitu pada perusahaan yang berada di sektor Perdagangan, Jasa, dan Investasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari periode tahun 2008 hingga tahun 2012. Perusahaan yang dipilih dari sektor tersebut adalah yang konstan memberikan dividen tunai selama periode pengamatan. Penelitian ini juga hanya meneliti pengaruh ROI, EPS, Cash Ratio, DER, TATO, dan Pertumbuhan Laba terhadap pembayaran dividen tunai. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa bab. Bab pertama menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan. Bab kedua menjelaskan telaah pustaka yang menjadi dasar penelitian, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan pengembangan hipotesis. Selanjutnya, pada bab ketiga menjelaskan tentang jenis penelitian, populasi dan sampel penelitian, 15 teknik pengambilan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, identifikasi variabel penelitian dan teknik analisis data. Pada bab keempat berisi hasil dan pembahasan penelitian berupa gambaran umum perusahaan sampel, deskriptif statistik, uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda dan pembahasan atas permasalahan yang ada. Bab kelima merupakan bagian penutupan yang berisi kesimpulan dari penelitian yang dilakukan, implikasi, keterbatasan penelitian, dan saran.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management
Divisions: Fakultas Ekonomi > Manajemen
Depositing User: Ms Randa Erdianti
Date Deposited: 01 Mar 2016 04:33
Last Modified: 01 Mar 2016 04:33
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/2512

Actions (login required)

View Item View Item