PERBEDAAN DENSITAS MINERAL TULANG WANITA PREMENOPOUSE PENGGUNA KONTRASEPSI BERBASIS HORMONAL DAN TIDAK HORMONAL

INDAH, FITRI ANDINI (2015) PERBEDAAN DENSITAS MINERAL TULANG WANITA PREMENOPOUSE PENGGUNA KONTRASEPSI BERBASIS HORMONAL DAN TIDAK HORMONAL. Masters thesis, Universitas Andalas.

[img] Text
744.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (447kB)

Abstract

Osteoporosis adalah penurunan kepadatan tulang akibat berkurangnya pengendapan matriks organik tulang. Keadaan ini terutama banyak dijumpai pada wanita premenopouse dan pascamenopouse. Osteoporosis adalah penyebab tingginya insiden fraktur tulang pada wanita berusia lebih dari 50 tahun . Oleh karena massa tulang berkurang maka tulang menjadi lebih rapuh dan lebih rentan patah akibat jatuh, terpukul atau mengangkat sesuatu yang normalnya tidak akan mempengaruhi tulang normal. (Sherwood, 2011) Menurut hasil analisa data yang dilakukan oleh Puslitbang Gizi Depkes pada 14 propinsi pada tahun 2004 menunjukkan bahwa masalah osteoporosis di Indonesia telah mencapai tingkat yang perlu diwaspadai yaitu 19,7%. Bila dibandingkan dengan di dunia, Indonesia menempati urutan keempat dunia sebagai Negara yang mempunyai penduduk lanjut usia paling banyak setelah Cina, India dan Amerika. Sebagai konsekuensinya, Indonesia menghadapi masalah-masalah penyakit yang ditimbulkan akibat lanjut usia, salah satunya osteoporosis. (Depkes RI,2004). Sebagaian besar penyebab osteoporosis adalah kurangnya stres fisik terhadap tulang karena tidak aktif, malnutrisi yang berlebihan sehingga tidak dapat dibentuk matriks protein yang cukup, kurangnya vitamin C yang diperlukan untuk sekresi bahan-bahan intraseluler oleh seluruh sel, termasuk osteoblas, kurangnya sekresi estrogen terutama pada masa postmenopause, dan penyakit chusing. (Guyton, 1997) Estrogen memiliki peranan penting dalam merangsang aktivitas gen penghasil Osteoprotegerin (OPG) di osteoblas, yaitu mekanisme yang digunakan oleh hormon ini mempertahankan massa tulang. (Sherwood, 2011) Waktu premenopause produksi estrogen dalam tubuh wanita mulai mengalami penurunan yang drastis. Diantara banyak fungsi estrogen, yang memainkan peranan utama adalah kalsifikasi atau pemberian kalsium yang terus menerus untuk melestarikan kekuatan tulang. (Yuhedi,2013; Manuaba,dkk,2010). Oleh karena itu perlu kita waspadai faktor-faktor penyebab osteoporosis ini agar dapat dicegah sedini mungkin, salah satunya dengan pemilihan alat kontrasepsi yang akan digunakan. Progesteron yang terkandung didalam alat kontrasepsi suntik DMPA menyebabkan folikel stimulating hormon (FSH) tertekan, akibatnya folikel-folikel baru tidak dapat berkembang sehingga estrogen yang dihasilkan lebih sedikit. Oleh karena itu aktivitas osteoklas akan meningkat yang menyebabkan kerapuhan tulang . Prosesnya mirip dengan wanita menyusui yang tidak akan mengalami menstruasi dan mengalami kerapuhan tulang. Namun saat berhenti menyusui maka kadar estrogennya akan meningkat dan siklus mentsruasi kembali normal, sehingga penyusunan tulang akan kembali seperti semula. (Hartanto,2010; Manuaba,dkk,2010). Akan tetapi perlu dicermati bahwa walaupun keadaan tulang akan kembali seperti semula, penggunaan jangka panjang dan usia pada saat menggunakan alat kontrasepsi jenis hormon ini perlu diperhatikan dikarenakan pembentukan dan penyerapan tulang berada dalam keseimbangan pada individu berusia sekitar 30 - 40 tahun (Sherwood,2011). Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional study, dilakukan di RW 10 kelurahan simpang tiga Pekan Baru, sampel dipilih dengan tekhnik konsekutif. Pengujian densitas mineral tulang dengan besar sampel masingmasing 20 responden dengan menggunakan alat densitometri. Hasil yang didapatkan melalui pemeriksaan dengan alat densitometri tersebut berupa t-Score dan data di uji dengan menggunakan Chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kontrasepsi DMPA memiliki resiko lebih besar untuk terjadinya osteopeni yaitu sebanyak 15 responden (37,5 %) dibandingkan dengan jenis kontrasepsi IUD yaitu sebanyak 8 responden (20%). Uji statistik dengan Chi square menunjukkan nilai p= 0,022 (p<0,05) artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara wanita premenopouse pengguna kontrasepsi IUD dengan wanita premenopouse pengguna kontrasepsi DMPA. Kesimpulan pada penelitian ini adalah Densitas mineral tulang pada wanita premenopouse pengguna kontrasepsi DMPA lebih rendah dari pengguna kontrasepsi IUD dan disarankan adanya penelitian lanjutan tentang faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi penurunan densitas tulang ini.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions: Pascasarjana Tesis
Depositing User: Ms Lyse Nofriadi
Date Deposited: 01 Mar 2016 04:31
Last Modified: 01 Mar 2016 04:31
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/2502

Actions (login required)

View Item View Item