KEMAMPUAN VERBAL PENDERITA AUDITORY AGNOSIA: Studi Kasus “Tifa” Pasien Poliklinik THT RSUP M. Djamil Padang (Suatu Tinjauan Neuropsikolinguistik)

ANITA, ANGRAINI LUBIS (2015) KEMAMPUAN VERBAL PENDERITA AUDITORY AGNOSIA: Studi Kasus “Tifa” Pasien Poliklinik THT RSUP M. Djamil Padang (Suatu Tinjauan Neuropsikolinguistik). Diploma thesis, UPT. Perpustakaan.

[img] Text
486.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu 1) Bagaimanakah kemampuan mendengar pada Tifa? 2) Bagaimanakah kemampuan verbal Tifa pada tataran fonologi, morfologi, dan sintaksis? Tujuan penelitian ini ialah: 1) Mendeskripsikan dan menjelaskan kemampuan mendengar Tifa melalui hasil rekam medis oleh PT Kasoem Hearing, menggunakan Brainsteam Evoked Response Audiometry (BERA) dan Otoacoustic Emission (OAE). 2) Menjelaskan kemampuan verbal Tifa menggunakan teori utama yaitu, teori kesalahan fonologi oleh Blumstein digunakan untuk menjelaskan bentuk-bentuk perubahan fonologis yang diujarkan oleh Tifa didukung dengan teori pengelompokan kelas kata pada tataran morfologi oleh Alwi, dkk, serta untuk mengetahui kemampuan sintaksis Tifa menggunakan teori yang dikemukakan Kridalaksana. Penelitian ini merupakan sebuah studi kasus pada salah satu pasien auditory agnosia Poliklinik THT RSUP M. Djamil Padang. Metode dan teknik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas: metode simak untuk tahap pengumpulan data dengan teknik sadap sebagai teknik dasar dan teknik lanjutan simak libat cakap (SLC), simak bebas libat cakap (SBLC), catat, dan rekam. Metode padan artikulatoris untuk tahap analisis data, dan metode penyajian fornal dan informal untuk tahap penyajian hasil analisis data. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data lisan yang diambil dari ujaran penderita auditory agnosia tersebut, yaitu Tifa. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa derajat kemampuan mendengar Tifa berada pada kategori sedang berat dengan ambang pendengaran 60-70 dB, dapat mendengar bunyi klakson, dan bunyi-bunyi bising lainnya di sekitar jalan raya. Kesalahan fonologis terdiri dari, penggantian, penghilangan, penambahan, dan ketidakteraturan bunyi. Tataran morfologi yang paling dikuasai anak adalah hal yang dekat dengan dirinya, misalnya kelas kata berupa kata-kata benda, kata kerja yang ada di sekitarnya dan numeralia. Kemampuan pada tataran sintaksis, cenderung Tifa sering membolakbalikkan antara unsur objek yang selalu mendahului predikat. Kata kunci: auditory agnosia, kemampuan mendengar, kemampuan verbal

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: C Auxiliary Sciences of History > CT Biography
P Language and Literature > P Philology. Linguistics
P Language and Literature > PN Literature (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Budaya > Sastra Indonesia
Depositing User: Ms Randa Erdianti
Date Deposited: 01 Mar 2016 04:31
Last Modified: 01 Mar 2016 04:31
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/2499

Actions (login required)

View Item View Item