TARI TAUH DALAM UPACARA PERKAWINAN LEK GEDANG (Studi Kasus : Dusun Rantau Pandan, Kecamatan Rantau Pandan, Kabupaten Muaro Bungo, Provinsi Jambi)

Robby, Aidil Putra (2015) TARI TAUH DALAM UPACARA PERKAWINAN LEK GEDANG (Studi Kasus : Dusun Rantau Pandan, Kecamatan Rantau Pandan, Kabupaten Muaro Bungo, Provinsi Jambi). Diploma thesis, UPT. Perpustakaan Unand.

[img] Text
615.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (682kB)

Abstract

Robby Aidil Putra, 1010822007. Jurusan Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Andalas, Padang, 2015. Judul : Tari Tauh Dalam Upacara Perkawinan Lek Gedang. Studi Kasus: Dusun Rantau Pandan, Kecamatan Rantau Pandan, Kabupaten Muaro Bungo, Provinsi Jambi. Kesenian Tari Tauh merupakan tarian asli Dusun Rantau Pandan yang digunakan untuk mencari jodoh pemuda-pemudi zamam dahulu, namun sampai sekarang belum ada yang mengetahui tahun berapa Tari Tauh diciptakan dan siapa yang menciptakannya. Selain itu Tari Tauh merupakan tarian yang tidak dapat untuk ditampilkan disembarang tempat di dalam dusun, dan hanya dapat tampil pada upacara perkawinan lek gedang, dan penyambutan rajo, sedangkan di luar dusun bebas untuk ditarikan. Jika dilanggar maka akan dikenakan sanksi adat. Untuk itu tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan memahami tentang Tari Tauh serta alasan-alasan mengapa Tari Tauh hanya dapat ditampilkan dalam upacara perkawinan lek gedang, sedangkan dalam perkawinan lek kecik dan lek menengah tidak diizinkan. Kemudian untuk memahami dan menganalisis fungsi Tari Tauh bagi masyarakat Dusun Rantau Pandan dalam upacara perkawinan lek gedang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Sedangkan pemilihan informan dilakukan dengan cara purposive sampling, dengan membagi informan menjadi informan kunci dan informan biasa. Selain itu konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepuluh fungsi musik dari Alan P. Merriam, kemudian sepuluh fungsi ini juga dibagi ke dalam fungsi manifest dan fungsi latent dari Robert K. Merton. Setelah diadakan penelitian, maka pembagiannya adalah, fungsi manifest terdiri dari : (1)fungsi hiburan dan ekspresi emosional, (2) fungsi komunikasi, (3) fungsi perlambangan, (4) fungsi norma sosial, (5) fungsi pengesahan lembaga sosial dan upacara keagamaan. Sedangkan fungsi latennya terdiri dari : (1) pengintegrasian masyarakat, (2) fungsi kesinambungan Tari Tauh, dan (3) gengsi sosial. Dalam hal ini hanya fungsi reaksi jasmani dan kenikmatan estetika yang tidak dapat peneliti temukan. Selain itu dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa faktor ekonomi merupakan faktor terbesar yang membuat Tari Tauh hanya dapat ditampilkan dalam upacara perkawinan lek gedang, sebab Tari Tauh telah digunakan untuk mengundang masyarakat seluruh dusun untuk hadir dalam lek gedang. Sedangkan perkawinan lek kecik dan lek menengah dianggap tidak akan sanggup untuk mengundang dan menjamu masyarakat satu dusun, apalagi selama lima hari dan minimal tiga hari. Dengan demikian Tari Tauh merupakan tarian yang menandakan suatu perkawinan adalah lek gedang. Kemudian larangan dari kaum ulama juga merupakan faktor yang membuat menipisnya ruang lingkup penampilan Tari Tauh di dalam Dusun Rantau Pandan. Sebab kaum ulama menganggap suara musik pengiring Tari Tauh yang terlalu bebas untuk ditampilkan oleh para pemuda dapat mengganggu aktifitas masyarakat, terutama aktifitas peribadatan. Sehingga hanya pada perkawinan lek gedang lah diizinkan menampilkan Tari Tauh di dalam dusun.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Antropologi
Depositing User: Ms Azizah Yasefia
Date Deposited: 29 Feb 2016 07:43
Last Modified: 29 Feb 2016 07:43
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/2348

Actions (login required)

View Item View Item