AKUNTANSI ASET TETAP PADA DITJEN PERBENDAHARAAN NEGARA SUMATERA BARAT

MUHAMMAD, AZHARI (2016) AKUNTANSI ASET TETAP PADA DITJEN PERBENDAHARAAN NEGARA SUMATERA BARAT. Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
Text (COVER)
COVER.pdf - Published Version

Download (40kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB 1 (PENDAHULUAN))
BAB 1 (PENDAHULUAN).pdf - Published Version

Download (41kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB AKHIR (PENUTUP))
BAB AKHIR (PENUTUP).pdf - Published Version

Download (30kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (25kB) | Preview
[img] Text (TA FULL)
TA FULL.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (453kB)

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia. Pertumbuhan ekonomi yang timbul karena banyaknya peusahaan-perusahaan baru yang muncul dalam sektor jasa, dagang maupun industri. Dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang cukup baik sudah menjadi suatu keharusan bagi setiap pelaku usaha agar menjadi lebih kompeten dalam meningkatkan eksistensinya dalam dunia usaha, tidak hanya mencari laba yang optimal akan tetapi perusahaan dituntut mampu bersaing untuk mendapatkan perhatian konsumen. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan majamen yang mampu mengatur dan mengelola perusahaan ke arah yang lebih baik agar setiap keputusan mampu memberi pengaruh positif terhadap kebutuhan perusahaan. Oleh sebab itu sangat diperlukan informasi yang dapat memberi pengaruh dalam pengambilan keputusan baik itu keputusan jangka panjang maupun keputusan jangka pendek. Dalam melakukan dan menjalankan aktivitasnya, perusahaan memerlukan peralatan, perlengkapan dan sarana pendukung lainnya untuk memperlancar pekerjaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Perkiraan aset tetap merupakan salah satu unsur yang terdapat di dalam neraca yang sifatnya permanen dan dapat digunakan secara terus-menerus dalam proses produksi,selama taksiran umur manfaat suatu aset tetap tersebut. Aset tetap pada umumnya terdiri dari tanah, peralatan dan mesin, gedung, dan bangunan, jaringan, serta aset tetap lainnya yang digunakan dalam kegiatan perusahaan tidak untuk dijual. Aset tetap yang dimiliki perusahaan/ badan/ instansi pemerintah dapat diperoleh dengan berbagai cara dan setiap cara perolehannya akan mempengaruhi penentuan harga perolehan. Beberapa cara perolehan tersebut dapat berupa pembelian tunai, pembelian cicilan, ditukar dengan aset lain, ditukar dengan surat-surat berharga ataupun hadiah. Sebagai salah satu sumber daya atau kekayaan maka aset tetap haruslah mendapat perhatian yang besar. Oleh karena itu diperlukan pengawasan yang baik terhadap aset tetap sebagai faktor penunjang terjaminnya kegiatan operasional dengan lancar. Jika aset tetap perusahaan mengalami kerusakan karena kurangnya perhatian dari pihak pengelola atau kurangnya pengawasan terhadap aset tetap, maka akan menyebabkan terganggunya kegiatan operasional perusahaan. Untuk itu, aset tetap yang ada pada suatu perusahaan haruslah benar-benar diperhatikan karena bila ditinjau dari segi pengolahan dan proses pembuatannya membutuhkan waktu yang lama serta pengawasan yang rumit. Apabila terdapat dalam perusahaan seperti kesalahan dalam perhitungan harga perolehan, penafsiran umur ekonomis, kesalahan penyusutan dan pembebanan biaya pemeliharaan aset tetap yang tidak benar, akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan maupun bagi pemaku kepentingan, dan bisa saja terjdi perusahaan dianggap melakuakan kecurangan seperti membesarkan saldo harta agar perusahaan dinggap sehat ataupun memperkecil pajak ataupun ada kecurangan lainnya sehingga aset tetap perlu dibuat pengelolaan dan penatausahaan yang benar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku agar disajikan dalam jumlah yang benar dineraca. Harga perolehan merupakan harga beli, pajak, beban angkut, asuransi, pemasangan, dan pengeluaran lain yang terjadi dalam menyiapkan aset untuk penggunaan yang direncanakan. Harga perolehan suatu aset sangat penting untuk diketahui karena merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penyusutan periodik. Perolehan aset tetap selain dengan pembelian tunai, bisa juga dilakukan dengan pembelian kredit. Jika pembayaran terhadap aset tetap tersebut kurang dari satu periode, bunga atas hutang tersebut diakui sebagai beban bunga dan tidak dikapitalisasikan dalam nilai aset tetap. Pengeluaran setelah perolehan awal aset tetap dikapitalisasikan jika menambah masa manfaat atau kemungkinan memberikan manfaat ekonomis di masa depan bagi perusahaan. Dan jika pengeluaran setelah perolehan awal aset tetap, maka diakui sebagai beban pada periode tersebut. Harga perolehan suatu aset meliputi semua pengeluaran yang berhubungan dengan perolehan dan persiapan penggunaan aset tersebut. Harga perolehan dikurangi dengan nilai sisa, jika ada, adalah harga perolehan yang dapat disusutkan, atau dasar penyusutan, yaitu jumlah harga perolehan aset yang akan dibebankan pada periode-periode mendatang. Aset tetap disajikan pada nilai bukunya. Nilai buku aset tetap merupakan nilai perolehan dari aset tetap tersebut dan dikurangi dengan akumulasi depresiasinya. Sedangkan biaya biaya atau pengeluaran yang terjadi selama pemakaian aset tetap untuk perusahaan sudah pasti terjadi karena suatu saat pasti aset yang digunakan tersebut mengalami masalah. Masalah yang sering timbul ketika penggunaan aset tetap biasanya seperti kerusakan. Jika terjadi kerusakan pada aset tetap, maka perusahaan pasti akan memperbaiki aset tetap tersebut agar bias beroperasi seperti semula walaupun tidak sempurna ketika saat pertama kali aset tetap tersebut diperoleh. Biaya biaya yang dikeluarkan selama pemakaian aset tetap biasanya digunakan untuk reparasi dan pemeliharaan, penggantian, perbaikan (betterment/improvement), penambahan (addition), dan penyusunan kembali aset tetap. Pada instansi pemerintah di Indonesia aset tetap adalah barang milik negara yang harus dipertanggungjawabkan dan dilaporkan dalam laporan keuangan, untuk menambah lebih jelasnya harus dinyatakan dicatatan atas laporan keungan agar barang milik negara jelas dari mana asalnya, berapa biayanya, dan untuk apa digunakan. Pada tahun belakangan ini telah terjadi gempa bumi di tahun 2009 yang menyebabkan banyak bangunan yang rusak serta tidak layak pakai, hal ini membuat banyak sekali proyek pemerintah daerah dan pemerintah pusat dalam melakukan pembangunan dan menimbulkan opini publik dari mana asal uang pembangunan dan berapa biaya yang harus dikeluarkan suatu instansi pemerintah dalam setahun dan apakah ada penyusutan dalam instansi pemerintah yang menimbulkan beban. Baru selesainya pembangunan gedung ditjen perbendaharaan negara sumatera barat yang cukup megah adalah hal yang menrik untuk mempelajari tentang aset tetap itu sendiri dilihat dari sisi luar gedung terlihat desainnnya yng unik yang tentu membuat pengeluran negara lebih banyak. untuk mempelajari dan memahami mengenai seluk-beluk mengenai aset tetap baik itu harga perolehan, metode penyusutan, dan hal penting yang berkaitan dengan aset tetap maka penulis mengambil kasus pada KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAAN NEGARA SUMATERA BARAT yang dibahas dalam laporan ini dengan judul “ AKUNTANSI ASET TETAP PADA KANTOR WILAYAH DITJEN PERBENDAHARAAN NEGARA SUMATERA BARAT”

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: H Social Sciences > HF Commerce > HF5601 Accounting
H Social Sciences > HG Finance
H Social Sciences > HJ Public Finance
Divisions: Fakultas Ekonomi > D3 Akuntansi
Depositing User: d3 akuntansi akuntansi
Date Deposited: 21 Mar 2017 06:48
Last Modified: 21 Mar 2017 06:48
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/23414

Actions (login required)

View Item View Item