ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KERUPUK MERAH DI KECAMATAN AKABILURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

RIZKI, ANANDA (2015) ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KERUPUK MERAH DI KECAMATAN AKABILURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA. Diploma thesis, UPT. Perpustakaan.

[img] Text
463.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (815kB)

Abstract

Menurut Keynes konsumsi adalah pembelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga atas barang dan jasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang membelanjakan tersebut. Cahyo (2013) menyebutkan bahwa terdapat 4 macam pola konsumsi masyarakat di Indonesia, yaitu pola konsumsi kategori makanan karbohidrat, lauk pauk, sayur-sayuran, dan kategori makanan jadi. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan pola konsumsi kategori makanan jadi atau cepat saji cenderung meningkat. Hal ini disebabkan oleh tingginya aktifitas masyarakat yang didorong oleh semakin tingginya kebutuhan yang menyebabkan pola konsumsi masyarakat menjadi berubah (Miranti dan Maruto, 2010). Pergeseran pola konsumsi masyarakat ini ternyata berdampak positif terhadap industri makanan yang menyebabkan industri makanan menjadi meningkat, hal ini disebabkan oleh tingginya permintaan yang merangsang pertumbuhan ekonomi di sektor industri makanan baik skala kecil maupun besar. Terdapat beberapa industri makanan skala kecil maupun besar yang tersebar di beberapa tempat. Hal ini dikarenakan banyaknya permintaan yang mendorong masyarakat untuk membuatnya. Makanan tersebut memiliki beberapa persamaan, salah satunya yaitu dilengkapi dengan cemilan kerupuk (Miranti dan Maruto, 2010). Kerupuk adalah bahan kering berupa lempengan tipis yang terbuat dari adonan yang bahan utamanya bisa berupa pati dan bahan lainnya. Kerupuk itu sendiri telah 15 lama dikenal oleh masyarakat, baik di Sumatera Barat maupun di Indonesia. Terdapat banyak sekali jenis kerupuk yang ada di Indonesia, seperti kerupuk udang, kerupuk ikan, kerupuk kulit, kerupuk mama, dan kerupuk merah. Dari sekian banyaknya jenis kerupuk tersebut, kerupuk merah merupakan kerupuk yang paling banyak ditemukan pada makanan khas minang seperti lontong sayur dan soto padang. Kerupuk merah merupakan jenis kerupuk yang banyak di jumpai di Sumatera Barat. Bahan utama dalam pembuatan kerupuk ini adalah ubi kayu yang diolah menjadi tepung (tepung tapioka). Ubi kayu merupakan salah satu makanan yang memiliki kandungan protein sebesar 1,2 gram dalam 100 gram ubi kayu (Almatsier, 2009). Terdapat beberapa produsen kerupuk merah yang tersebar di wilayah Sumatera Barat, namun produsen yang paling banyak terdapat di Kecamatan Akabiluru Kabupaten Lima Puluh Kota. Terdapat ± 25 industri yang memproduksi kerupuk merah di Kecamatan Akabiluru Kabupaten Lima Puluh Kota (Padek, 2011). Permintaan terhadap kerupuk merah diperkirakan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti persepsi harga kerupuk merah, barang substitusi, pendapatan, dan selera masyarakat. Permintaan kerupuk merah di Kecamatan akabiluru pada tahun 2012 diperkirakan mencapai ± 12.592 Kg dan pada tahun 2013 meningkat menjadi ± 12.692 Kg (survey) berarti mengalami peningkatan sebesar ± 0,78%. Permintaan terhadap produk ini bisa terus meningkat, hal ini dapat dikatakan demikian karena dari segi harga, kerupuk merah bisa dikatakan lebih murah dan terjangkau oleh semua golongan masyarakat. Rata-rata harga kerupuk merah di Kecamatan Akabiluru pada tahun 2013 yaitu Rp 9.500 per Kg (survey). Menurut Miller dan 16 Minner (2000) jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan terhadap barang itu semakin bertambah. Faktor selanjutnya yang diperkirakan mempengaruhi permintaan kerupuk merah yaitu barang substitusi, baik itu dari segi harga, rasa, tempat pembelian dan hal lainnya. Dari segi harga barang substitusi dari kerupuk merah (kerupuk mama, kerupuk kuning, kerupuk ubi, dan kerupuk ikan) memiliki harga yang relatif lebih mahal dari kerupuk merah, yaitu dengan rata-rata harga Rp 11.500 per Kg di warung maupun toko di Kecamatan Akabiluru (survey). Sedangkan dari segi tempat pembelian, kerupuk merah sangat mudah didapat pada daerah Kecamatan Akabiluru Kabupaten Lima Puluh Kota, karena Kecamatan Akabiluru merupakan sentral produksi kerupuk merah (Statistik Daerah Kecamatan Akabiluru 2014). Faktor lain yang juga diperkirakan mempengaruhi permintaan kerupuk merah di Kecamatan Akabiluru adalah pendapatan masyarakat. Peningkatan pendapatan ini dapat dilihat dari kenaikan PDRB Perkapita Kecamatan Akabiluru Kabupaten Lima Puluh Kota atas dasar harga konstan tahun 2000 sebesar Rp 8.999.700 pada tahun 2012 menjadi Rp 9.461.200 pada tahun 2013 (Statistik Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2014). Kenaikan pendapatan diperkirakan dapat mengakibatkan kenaikan konsumsi masyarakat. Tercatat konsumsi rumah tangga meliputi 53,44% dari total PDRB menurut penggunaan (BPS Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2014). Menurut Mandala dan Prathama (2002), tingkat pendapatan per kapita mencerminkan daya beli. Makin tinggi pendapatan, maka kemampuan daya beli akan menguat, sehingga permintaan terhadap suatu barang akan meningkat pula. Selanjutnya faktor yang diperkirakan mempengaruhi permintaan kerupuk merah adalah selera. Menurut narasumber sebagian pembeli atau konsumen lebih menyukai 17 kerupuk merah karena cocok dengan selera mereka, dan juga konsumen lebih memilih kerupuk merah yang diolah dengan cara manual tidak menggunakan mesin. Hal ini disebabkan karena pengolahan menggunakan mesin menghasilkan kerupuk dengan kualitas yang kurang bagus, dan apabila dimasak kerupuk tidak kembang secara sempurna. Untuk mengetahui bagaimana tingkat permintaan konsumen terhadap kerupuk merah, perlu diketahui respon konsumen terhadap produk kerupuk merah dengan cara menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian kerupuk merah, penulis tertarik untuk meneliti lebih mendalam tentang hal tersebut dalam bentuk skripsi yang berjudul “ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN KERUPUK MERAH DI KECAMATAN AKABILURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, diduga terdapat peningkatan terhadap permintaan kerupuk merah di Kecamatan Akabiluru Kabupaten Lima Puluh Kota, maka yang menjadi masalah pokok penelitian ini, yaitu : 1. Bagaimanakah perkembangan kerupuk merah di Kecamatan Akabiluru Kabupaten Lima Puluh Kota. 2. Bagaimanakah pengaruh persepsi harga, barang substitusi, pendapatan, dan selera masyarakat terhadap permintaan kerupuk merah di Kecamatan Akabiluru Kabupaten Lima Puluh Kota. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini, yaitu : 18 1. Menganalisis dan mengetahui bagaimanakah perkembangan kerupuk merah di Kecamatan Akabiluru Kabupaten Lima Puluh Kota. 2. Menganalisis dan mengetahui Bagaimanakah pengaruh persepsi harga, barang substitusi, pendapatan, dan selera masyarakat terhadap permintaan kerupuk merah di Kecamatan Akabiluru Kabupaten Lima Puluh Kota. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan kerupuk merah. 2. Bagi penulis, penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi. 3. Bagi Universitas, dapat dijadikan sumbangan keilmuan dan menambah daftar perpustakaan. 4. Bagi masyarakat, mahasiswa, maupun peneliti selanjutnya yang tertarik dengan topik terkait, dapat dijadikan sebagai rujukan serta tambahan informasi. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Akabiluru Kabupaten Lima Puluh Kota selama kurang lebih 1 bulan. Variabel yang diteliti adalah persepsi harga kerupuk merah, barang substitusi, pendapatan, dan selera masyarakat. Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui survey langsung kelapangan, wawancara, dan juga melalui pengisian kuesioner. Adapun yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berdomisili di Kecamatan Akabiluru khususnya bagi ibu rumah tangga.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management
Divisions: Fakultas Ekonomi
Depositing User: Ms Randa Erdianti
Date Deposited: 29 Feb 2016 03:39
Last Modified: 29 Feb 2016 03:39
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/2231

Actions (login required)

View Item View Item