POTENSI PERLINDUNGAN KEKAYAAN INTELEKTUAL KOMUNAL TERHADAP PRODUK OLAHAN KERUPUK SANJAI SEBAGAI INDIKASI ASAL DI KOTA BUKITTINGGI

Ahsanul, Raihan (2023) POTENSI PERLINDUNGAN KEKAYAAN INTELEKTUAL KOMUNAL TERHADAP PRODUK OLAHAN KERUPUK SANJAI SEBAGAI INDIKASI ASAL DI KOTA BUKITTINGGI. Diploma thesis, Universitas Andalas.

	Text (over dan Abstrak) Cover dan Abstrak.pdf - Published Version Download (227kB)
	Text (Bab Pendahuluan) Bab I.pdf - Published Version Download (370kB)
	Text (Bab IV Penutup) Bab IV.pdf - Published Version Download (129kB)
	Text (Daftar Pustaka) Daftar Kepustakaan.pdf - Published Version Download (263kB)
	Text (Skripsi Full Text) Skripsi Full.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB)

Abstract

ABSTRAK Indikasi Asal merupakan suatu rezim dalam pelindungan Kekayaan Intelektual yang melindungi barang maupun jasa yang mengidentifikasikan asal tempat pembuatnya. Di Indonesia, pelindungan Indikasi Asal diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis, selain itu juga terdapat peraturan pendukung seperti Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 56 Tahun 2022 tentang Kekayaan Intelektual Komunal (KIK). Seperti halnya di Kota Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat, terdapat produk olahan kerupuk sanjai yang berpotensi dilindungi dan diinventarisasi sebagai Kekayaan Intelektual Komunal Indikasi Asal, produk ini memiliki potensi sebagai aset untuk komoditas ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Kota Bukittinggi. Adapun rumusan masalah dalam skripsi ini yaitu : (1) Bagaimana potensi perlindungan kekayaan intelektual komunal terhadap produk olahan kerupuk sanjai sebagai indikasi asal di Kota Bukittinggi. (2) Apa saja kendala pada potensi perlindungan kekayaan intelektual komunal terhadap produk olahan kerupuk sanjai sebagai indikasi asal di Kota Bukittinggi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian yuridis empiris, dengan melakukan pendekatan penelitian lapangan. Penelitian ini bersifat deskriptif analitis. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan studi kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian yaitu: Kerupuk Sanjai memenuhi kriteria dan berpotensi dilindungi dan diinventarisasi KI Indikasi Asal. Sudah ada upaya preventif dari berbagai pihak terhadap perlindungan hukumnya, upaya tersebut seperti fasilitasi hak merek sanjai, pembinaan, fasilitasi, dan sosialisasi HKI, namun belum ada tindakan represif terhadap pelanggaran terkait hak merek, disamping itu hak merek belum bisa melindungi kekayaan intelektual kerupuk sanjai secara maksimal, karena hak merek merupakan jenis HKI yang tidak mempresentatifkan asal daerahnya, oleh karena itu dibutuhkan kekayaan intelektual Komunal Indikasi Asal. Belum ada tindakan dari pihak terkait yang benar-benar terfokus pada perlindungan KIK Indikasi Asal. Kendala dalam perlindungan KIK terhadap produk olahan kerupuk Sanjai sebagai produk indikasi asal di Kota Bukittinggi yaitu, Instrumen Hukum yang Tidak Lengkap, kurangnya pemahaman terhadap Kekayaan Intelektual Komunal, masih belum maksimalnya pembinaan, sosialisasi dan fasilitasi terkait HKI oleh Pemerintah Kota Bukittinggi, bahan baku produk olahan kerupuk sanjai yang masih belum di produksi mandiri, Terdapatnya permasalahan internal antara KAK dan Asosiasi Pengusaha Sanjai Kota Bukittinggi terkait kepemilikan hak merek sanjai. Solusi untuk kendala ini adalah pemerintah dapat melaksanakan kegiatan sosialisasi agar masyarakat memahami mengenai Indikasi Asal dan juga permohonan pencatatannya. Pemerintah Kota Bukittinggi harus memfasilitasi lahan di Kota Bukittinggi untuk ketersediaan dan pengolahan bahan baku sanjai seperti ubi atau singkong, dan Pemerintah Kota Bukittinggi dan Lembaga KAK harus berfokus dalam permasalahan perpanjangan hak merek untuk periode ketiga, seperti pendanaan, ataupun fasilitasi. Kata kunci : Kekayaan Intelektual Komunal, Kerupuk Sanjai, Indikasi Asal

Actions (login required)

View Item