Taufiq, Salam (2017) UJI EFEK ANTIANAFILAKSIS KUTAN AKTIF FRAKSI ETIL ASETAT SARANG SEMUT (Myrmecodia tuberosa Jack)TERHADAP MENCIT PUTIH BETINA. Diploma thesis, Universitas Andalas.
|
Text (Abstrak)
Abstrak.pdf - Published Version Download (528kB) | Preview |
|
|
Text (Bab I Pendahuluan)
BAB I Pendahuluan.pdf - Published Version Download (199kB) | Preview |
|
|
Text (Bab V Kesimpulan dan Saran)
BAB V Kesimpulan dan Saran.pdf - Published Version Download (194kB) | Preview |
|
|
Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (205kB) | Preview |
|
Text (Skripsi full text)
Skripsi Taufiq Salam 2.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (14MB) |
Abstract
Anafilaksis kutan aktif merupakan reaksi hipersensitivitas tipe I yang terjadi segera setelah paparan terhadap antigen melalui mekanisme pelepasan mediator mastosit yang mengakibatkan terjadinya peningkatan permeabilitas kapiler, vasodilatasi dan inflamasi lokal. Pengobatan anafilaksis bertujuan untuk menghambat pembengkakan akibat histamin dan menghambat vasodilatasi. Salah satu tumbuhan Indonesia yang dapat digunakan sebagai anti anafilaksis adalah Sarang Semut (Myrmecodia tuberosa Jack) dari Mentawai. Metoda anafilaksis kutan aktif digunakan untuk melihat pengaruh fraksi etil asetat sarang semut sebagai anti anafilaksis, dengan mengamati waktu timbul, diameter, dan intensitas bentolan biru yang timbul pada mencit. Fraksi etil asetat sarang semut dengan variasi dosis 40 mg/kgBB, 63,2 mg/kgBB, dan 100 mg/kgBB dibandingkan dengan klorfeniramin maleat sebagai pembanding. Pemberian sediaan uji dilakukan secara oral kepada hewan uji yang sebelumnya telah disensitisasi dengan larutan putih telur 10% b/v secara subkutan dan pemberian larutan biru evans 0,25% secara intravena sebagai indikator warna. Hasil pengamatan waktu timbul, diameter, dan intensitas warna bentolan biru pada punggung mencit menunjukkan bahwa fraksi etil asetat sarang semut dapat mengurangi reaksi anafilaksis kutan aktif dengan semakin meningkatnya dosis. Dosis 100 mg/kgBB adalah dosis yang paling baik memberikan reaksi. Hasil uji ANOVA didapatkan nilai sigifikansi P<0,05, menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara perlakuan dosis dan waktu. Dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan yang menunjukkan terdapatnya perbedaan yang bermakna pada masing-masing kelompok perlakuan.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > RM Therapeutics. Pharmacology R Medicine > RS Pharmacy and materia medica |
Divisions: | Fakultas Farmasi |
Depositing User: | s1 Fakultas Farmasi |
Date Deposited: | 24 Mar 2017 03:42 |
Last Modified: | 24 Mar 2017 03:42 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/21680 |
Actions (login required)
View Item |