ANALISIS MUTU GAMBIR (Uncaria gambir Roxb.) DI RUMAH KAMPO TRADISIONAL KAMPUNG KOTO KADUDUAK NAGARI TALUAK KECAMATAN BATANG KAPAS KABUPATEN PESISIR SELATAN

Pramadita, Winda (2023) ANALISIS MUTU GAMBIR (Uncaria gambir Roxb.) DI RUMAH KAMPO TRADISIONAL KAMPUNG KOTO KADUDUAK NAGARI TALUAK KECAMATAN BATANG KAPAS KABUPATEN PESISIR SELATAN. Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img] Text (cover dan abstrak)
Abstrak.pdf - Published Version

Download (1MB)
[img] Text (BAB I)
BAB I.pdf - Published Version

Download (930kB)
[img] Text (BAB V)
BAB V.pdf - Published Version

Download (920kB)
[img] Text (Daftar Pustaka)
DAPUS.pdf - Published Version

Download (1MB)
[img] Text (Skripsi full text)
SKRIPSI WINDA.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Gambir merupakan ekstrak kental dari pengolahan daun dan ranting tanaman Uncaria gambir Roxb. yang diendapkan lalu dicetak dan dikeringkan. Sumatera Barat merupakan penghasil gambir terbanyak di Indonesia dengan Pesisir Selatan sebagai salah satu sentra penghasil gambir. Gambir yang dihasilkan di masyarakat masih bervariasi mutu dan kadar katekinnya. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis mutu gambir yang dihasilkan pada salah satu rumah kampo masyarakat yang berada di Kampung Koto Kaduduak dan melihat pengaruh perbedaan metode pengeringan terhadap kadar katekin gambir. Sampel yang dikoleksi yaitu daun, ranting, ampas sisa, kalincuang, dan air sisa pengukusan, serta gambir untuk dianalisis mutunya. Penilaian mutu gambir olahan rumah kampo dan gambir dari pasta yang dikeringkan di laboratorium (pasta 1, pasta 2, pasta 3) berdasarkan parameter SNI 01-3391-2000 dan FHI. Hasil penelitian menunjukkan kadar air, kadar abu, kadar abu tidak larut asam berturut-turut adalah sebesar 10,805%; 5,159%; 1,0739% dan kadar bahan tidak larut air, alkohol dan kadar katekin berturut-turut adalah 14,645%; 24,309%; dan 57,346%. Berdasarkan nilai ini, gambir olahan rumah kampo Kampung Koto Kaduduak belum mencapai mutu SNI maupun FHI. Analisis dari pasta 1 yang menggunakan air bersih memenuhi persyaratan SNI mutu 2 dan belum mencapai SNI mutu 1 dan FHI. Namun pada pasta 2 dan 3 belum memenuhi persyaratan mutu SNI dan FHI. Gambir yang dikeringkan di rumah kampo dan gambir dari pasta 1, pasta 2, dan pasta 3 yang dikeringkan di laboratorium mengandung kadar katekin berturut-turut 57,346%; 87,794%; 80,774%; 79,740%. Dari nilai tersebut dapat dilihat bahwa gambir yang dikeringkan di laboratorium mengandung katekin lebih tinggi daripada gambir asalan olahan rumah kampo. Kata kunci : gambir, katekin, mutu, Kabupaten Pesisir Selatan, pengeringan.

Item Type: Thesis (Diploma)
Primary Supervisor: Prof. Dr. apt. Deddi Prima Putra
Subjects: Q Science > Q Science (General)
R Medicine > R Medicine (General)
Divisions: Fakultas Farmasi
Depositing User: S1 Fakultas Farmasi
Date Deposited: 19 Sep 2023 03:16
Last Modified: 19 Sep 2023 03:16
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/215302

Actions (login required)

View Item View Item