FORESTIA, FORESTIA (2015) Fenomena Penggunaan Mobil Toko (MOKO) Pada Pedagang Kaki Lima di Kota Padang. Diploma thesis, Universitas Andalas.
Text
521.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Kehidupan perkotaan sangatlah kompleks dimana terdapat masyarakat dari berbagai daerah datang, mengadu nasib dan bekerja di kota. Berbagai jenis pekerjaan ada di kota, salah satunya yaitu pedagang kaki lima. Banyak masyarakat kota yang menggeluti jenis pekerjaan ini. Salah satu terobosan baru pada pedagang kaki lima adalah penggunaan mobil toko atau pada kota-kota besar lebih dikenal dengan sebutan MOKO. Minimnya lahan dan sarana yang disediakan oleh pemerintah kota terhadap pedagang kaki lima membuat fenomena ini muncul, diminati hingga akhirnya digunakan oleh pedagang kaki lima. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan aktifitas pedagang kaki lima mobil toko dan juga mengetahui motif mereka menggunakan mobil tersebut serta bagaimana pemerintah dalam hal ini petugas keamanan dan dinas tata kota melihat fenomena ini dan upaya apa saja yang telah mereka lakukan untuk mengatasi persoalan pedagang kaki lima. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan bersifat deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan foto dokumentasi. Penetapan kriteria informan ditentukan dengan cara purposive, informan dibagi ke dalam dua jenis yaitu informan kunci dan informan biasa. Permasalahan-permasalahan yang terjadi pada PKL pada umumnya dapat ditanggulangi oleh mereka yang menggunakan mobil toko. Walaupun tidak keseluruhan, minimal dengan menggunakan mobil toko mobilitas dan efesiensi pedagang kaki lima lebih mudah, ketika mobilitas sudah tinggi hasil penjualan dan pendapatan pun bisa bernilai maksimal. Timbulnya mobil toko di berbagai kota membuktikan bahwa seiring dengan perkembangan teknologi terutama dalam bidang transportasi membuat masyarakat berpikir maju dan kreatif. Dibalik keuntungan-keuntuang menggunakan mobil toko, mobil toko ternyata juga memiliki kelemahan. Pedagang kaki lima yang menggunakan mobil dianggap liar dan cerdik oleh petugas keamanan. Permasalahan tempat menjadi kendala utama bagi para PKL, seringkali mereka terjaring razia oleh petugas keamanan karena melanggar aturan seperti berjualan di tempat fasilitas umum. Namun ketika pemerintah melarang untuk berjualan di suatu tempat tertentu, pemerintah belum mampu menyediakan tempat dan solusi dari permasalahan tersebut, padahal pekerjaan sebagai pedagang kaki lima dapat mengurangi jumlah pengganguran, meningkatkan pendapatan kota dan menambah lapangan pekerjaan.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Antropologi |
Depositing User: | Ms Lyse Nofriadi |
Date Deposited: | 26 Feb 2016 04:39 |
Last Modified: | 26 Feb 2016 04:39 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/2088 |
Actions (login required)
View Item |