GAMBARAN RISIKO PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH PADA MASYARAKAT USIA 40-49 TAHUN DI PUSKESMAS SUKOMANANTI KECAMATAN PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT 2013

ELZA, RUANITA (2013) GAMBARAN RISIKO PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH PADA MASYARAKAT USIA 40-49 TAHUN DI PUSKESMAS SUKOMANANTI KECAMATAN PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT 2013. Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img] Text
137.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (311kB)

Abstract

Latar Belakang Kemajuan perekonomian sebagai dampak dari pembangunan di negaranegara sedang berkembang sebagaimana di Indonesia menyebabkan perbaikan tingkat hidup. Hal ini menjadikan kesehatan masyarakat meningkat, di samping itu terjadi pula perubahan pola hidup disambut baik sebagai kemajuan teknologi dan perkembangan pembangunan, namun di sisi lain kecendrungan ini dapat merugikan, karena dapat meningkatkan keterjangkitan penyakit, perubahan pola hidup menyebabkan pola penyakit berubah, dari penyakit infeksi dan rawan gizi ke penyakit-penyakit degeneratif, diantaranya adalah penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) yang dapat mengakibatkan kematian (Wiryowidagyo, 2002). Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan suatu kelainan yang terjadi pada organ jantung dengan akibat terjadinya gangguan fungsional, anatomis serta sistem hemodinamis (Buku Pedoman Depkes RI, 2007). Penyakit jantung adalah penyebab utama kecacatan dan kematian dini di dunia. Dasar dari patologi adalah aterosklerosis, yang berkembang selama bertahun-tahun dan makin parah saat gejala-gejala terjadi, biasanya usia dewasa. Penyakit Koroner akut dan serebrovaskular (stroke) biasanya terjadi secara tiba-tiba dan sudah terlambat saat perawatan medis diberikan. Faktor bawaan yang dimodifikasi dapat mengurangi kasus klinis dan kematian dini pada pasien dengan penyakit jantung bawaan 3 seperti halnya dengan pasien yang memiliki resiko besar mengalami penyakit jantung karena penyebab lainnya (WHO, 2007). Lebih dari 50% penderita penyakit jantung dan pembuluh darah fatal akan meninggal dalam kurun satu tahun. Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka berisiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah tersebut. Untuk itu, sebelum penyakit jantung dan pembuluh darah terjadi atau sulit dikendalikan, maka penting mendeteksi lebih dini faktor-faktor yang berpotensi merusak organ pompa darah tubuh tersebut. Berdasarkan hal tersebut organisasi kesehatan dunia (WHO) membuat sebuah panduan untuk pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah yaitu diagram perkiraan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah untuk 10 tahun ke depan yang dapat digunakan pada negara-negara pada sub regional nya masing-masing seperti Indonesia yang berada pada sub regional Asia Tenggara B (WHO, 2007) Penggunaan diagram prediksi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah ini merupakan kemajuan besar pada praktek untuk mengidentifikasi dan mengobati penyakit jantung dan pembuluh darah, karena terus menerus ada hubungan antara faktor-faktor risiko dengan kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah itu sendiri. Sebagian dari teknik ini menggunakan prediksi risiko persamaan dari berbagai sumber dan WHO membuat diagram perkiraan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Data yang diperlukan menurut WHO untuk memprediksi seseorang bisa terkena penyakit jantung dan pembuluh darah untuk 10 tahun ke depan adalah ada atau tidaknya riwayat DM, jenis kelamin, perokok atau tidak, umur, tekanan darah sistolik, kolesterol darah total (WHO, 2007). 4 Perempuan Afrika dan Amerika beresiko 60% lebih besar untuk terkena penyakit jantung ketimbang perempuan Asia. Hal itu disebabkan mereka lebih banyak menderita tekanan darah tinggi dan diabetes sebagai faktor resiko Penyakit Jantung Koroner (Wiryowidagyo, 2002). Penelitian yang di lakukan oleh Mamat (2008) di RSUP dr. Kariadi dan Rs Telogorejo Semarang tentang Faktor-Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Penyakit Jantung menunjukkan bahwa dengan adanya kebiasaan merokok mempunyai risiko 2,3 kali lebih besar untuk terjadinya penyakit jantung koroner pada usia < 45 tahun dibandingkan dengan yang tidak mempunyai kebiasaan merokok. Perubahan pada fraksi lipid (kolesterol, trigliserid, LDL dan HDL) mempunyai risiko 2,8 kali lebih besar untuk terjadinya penyakit jantung koroner dibandingkan dengan yang tidak mengalami dislipidemia. Berdasarkan data WHO bahwa penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia dan 60% dari seluruh penyebab kematian penyakit jantung adalah penyakit jantung iskemik dan sedikitnya 17,5 juta atau setara dengan 30,0 % kematian di seluruh dunia disebabkan oleh penyakit jantung. Diperkirakan tahun 2030 bahwa 23,6 juta orang di dunia akan meninggal karena penyakit kardiovaskular (WHO, 2010). Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa peringkat penyakit kardiovaskular sebagai penyebab kematian semakin meningkat. Data SKRT menunjukkan bahwa kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah (usia di atas 15 tahun) sebesar 6,0% pada tahun 2002 dan 8,4% pada tahun 2005. Data DepKes 2005 menyatakan bahwa 5 penyakit jantung koroner menempati urutan ke-5 sebagai penyebab kematian terbanyak di seluruh rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kematian 2.557 orang. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2007, angka kematian pada kelompok usia 45-54 tahun di daerah perkotaan akibat penyakit jantung iskemik 8,7% (Heru, 2010). Penelitian Departemen Kesehatan pada tahun 2005 memperlihatkan kematian di tiga wilayah Sumatra, Jawa–Bali, dan Indonesia bagian timur. Hasilnya penyakit jantung menjadi penyebab kematian tertinggi di Sumatera Barat, yaitu sebanyak 29,7% di banding wilayah lain di Indonesia. Rata-rata setiap 3 kematian di Sumatera Barat, salah satunya disebabkan oleh penyakit jantung. Prevalensi penyakit tidak menular di Provinsi Sumatra Barat menurut hasil diagnosis petugas dan gabungan pervalensi penyakit jantung didapatkan 11,3%, hipertensi sebanyak 9,2%, stroke 1,1% . Hasil penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa penyebab kematian tertinggi masyarakat di pedesaan tertinggi ke 3, 4 dan 5 adalah penyakit jantung iskemik dan pembuluh darah lainnya sebanyak 8,3%, 5,6% dan 4,7% (Riskesdas Sumbar, 2007). Berdasarkan data dinas kesehatan provinsi tahun (2012), kabupaten Pasaman Barat merupakan kabupaten tertinggi ke 4 dari 19 kabupaten/kota lainnya di sumatera barat dengan 2.474 angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan angka tersebut, maka dengan jumlah penduduk sebanyak 364.587 orang, maka dalam setiap 147 jiwa ada 1 yang terkena penyakit jantung dan pembuluh darah di Kabupaten Pasaman Barat. 6 Puskesmas Suko Mananti terletak di Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat. Kecamatan Pasaman merupakan kecamatan dengan penduduk terbanyak yaitu sebanyak 62.885 orang, dengan 31.812 laki-laki dan 31.073 perempuan (Badan Pusat Statistik Kabupaten Pasaman Barat, 2010). Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 28 Februari 2013 yang dilakukan oleh peneliti kepada 10 orang warga yang ditemui di wilayah kerja puskesmas Suko Mananti Kecamatan Pasaman dengan usia 40 sampai dengan 49 tahun mengatakan bahwa mereka menyukai makanan bersantan dan 6 orang diantaranya mengatakan mempunyai kebiasaan merokok, 2 diantaranya mengatakan mempunyai riwayat hipertensi, dan 2 lagi memiliki riwayat DM. Dari ke 10 orang tersebut juga menyatakan bahwa mereka tidak melakukan pemeriksaan kolesterol secara rutin. Berdasarkan fenomena di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang Gambaran Risiko Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah pada Masyarakat Usia 40-49 Tahun di Puskesmas Suko Mananti Kecamatan Pasaman.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
R Medicine > RT Nursing
Divisions: Fakultas Keperawatan
Depositing User: Ms Ikmal Fitriyani Alfiah
Date Deposited: 26 Feb 2016 04:24
Last Modified: 26 Feb 2016 04:24
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/2072

Actions (login required)

View Item View Item