HARMELIZA, HARMELIZA (2013) HUBUNGAN POLAMAKAN DAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADAMAHASISWA TEKNIK INDUSTRI ANGKATAN 2012 DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS PADANG TAHUN 2013. Diploma thesis, Universitas Andalas.
Text
134.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (571kB) |
Abstract
Latar belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang lengkap dan semata-mata bukan hanya bebas dari penyakit dan kelemahan. Keadaan kesehatan seseorang terus menerus berubah dan mempunyai potensi untuk berada pada kesejahteraan tingkat tinggi sampai kesehatan yang sangat buruk dan ancaman kematian dari berbagai penyakit salah satunya adalah gastritis (Brunnerd & Suddarth, 2001). Gastritis merupakan gangguan kesehatan terkait dengan proses pencernaan terutama lambung. Lambung bisa mengalami kerusakan karena proses peremasan yang terjadi terus-menerus selama hidup. Selain itu, lambung bisa mengalami kerusakan jika sering kosong karena lambung meremas hingga dinding lambung lecet atau luka (Sudarno, 2009). Gangguan pada lambung yang dapat menimbulkan rasa tidak enak, biasa nya pada ulu hati, di sertai dengan perut kembung, perih dan bahkan sampai mual. Terjadinya gangguan pada lambung disebabkan tidak terkontrolnya produksi asam lambung. Tidak jarang, asam lambung naik sampai kemulut sehingga mulut terasa asam (Brunner & Suddart, 2000). Gastritis atau lebih lazim kita menyebutnya sebagai penyakitnya magh merupakan penyakit yang sangat mengganggu aktivitas dan bila tidak ditangani dengan baik dapat juga berakibat fatal. Biasanya penyakit gastritis 3 terjadi pada orang-orang yang mempunyai pola makan yang tidak teratur dan merangsang produksi asam lambung. Beberapa infeksi mikroorganisme juga dapat menyebabkan terjadinya gastritis. (Wijoyo, 2009). Penyebab Gastritis antara lain : obat-obatan seperti Aspirin (obat anti inflamasi non steroid). Alkohol, gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung seperti trauma, luka bakar, sepsis. Secara makroskopik terdapat lesi erosi mukosa dengan lokasi berbeda. Jika ditemukan pada korpus dan fundus, biasanya disebabkan stres (Mansyoer, 2001). Gastritis yang terjadi ada dua jenis yaitu gastritis akut dan kronik. Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan erosi pada bagian superficial (Price & Wilson, 2005). Penyebab gastritis akut adalah stres fisik dan makanan, minuman. Stres fisik, yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal nafas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat, dan refluks usus lambung. Makanan dan minuman yang bersifat iritan, Makanan berbumbu dan minuman dengan kandungan kafein dan alcohol merupakan agen-agen penyebab iritasi mukosa lambung (Price, 2006). Sedangkan penyebab pasti dari penyakit gastritis kronik belum diketahui, tetapi ada dua predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik, yaitu: infeksi dan non infeksi. Gastritis Infeksi (H. pylory, Helycobacter heilmannii, Mycobacteriosis, Syphilis, Infeksi parasit, Infeksi virus). Gastritis Noninfeksi (Kondisi imunologi (autoimun) 4 Gastropati akibat kimia, Gastropati uremik, Gastritis granuloma non-infeksi kronis Gastritis limfositik (Wehbi tahun 2008 dalam Muttaqin, 2011) Akhir-akhir ini peningkatan penyakit gastritis meningkat sangat pesat. Kejadian penyakit gastritis juga terjadi karena pola hidup yang bebas hingga berdampak pada kesehatan tubuh. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh badan penelitian kesehatan dunia WHO mendapatkan beberapa hasil presentase angka kejadian gastritis di dunia. Dimulai dari Negara yang kejadian gastritisnya paling tinggi yaitu Amerika dengan presentase mencapai 47% kemudian di ikuti oleh India dengan presentase mencapai 43%, lalu dibeberapa negara lainnya seperti Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, Perancis 29,5% dan Indonesia 40,85. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Departemen Kesehatan RI angka kejadian gastritis di Indonesia cukup tinggi, di beberapa kota di Indonesia ada yang mencapai 91,6% yaitu di kota Medan, lalu di beberapa kota lainnya seperti Surabaya 31,2%, Denpasar 46%, Jakarta 50%, Bandung 32,5 %, Palembang 35,35, Aceh 31,7%, dan Pontianak 31,2 %. Hal tersebut disebabkan oleh pola makan yang kurang sehat. Tahun 2009 penyakit gastritis merupakan salah satu penyakit didalam sepuluh penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit seluruh Indonesia dan menyerang lebih banyak perempuan dari pada laki-laki dengan jumlah kasus 30.154 orang (Profil Kesehatan Indonesia, 2009). 5 Berdasarkan data yang di dapat dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010 penyakit gastritis berada pada urutan ke lima dari sepuluh penyakit terbanyak dengan jumlah kunjungan pasien yang berobat ke rumah sakit dan puskesmas sebanyak 32,1% (44.971) kunjungan untuk semua umur (Profil Dinas Kesehatan Provinsi 2010). Di dinas kesehatan kota Padang tahun 2011 penyakit gastritis berada pada urutan ke 2 dari sepuluh penyakit terbanyak. (Dinas Kesehatan Kota Padang tahun 2011). Maulidiyah (2006) dalam penelitiannya menyatakan bahwa hampir semua penderita gastritis mengalami kekambuhan. faktor yang paling dominan dapat menimbulkan munculnya gejala gastritis adalah stress dan kebiasaan mengonsumsi makanan yang bisa meningkatkan HCL dan lambung (Maulidiyah, 2006). Hal ini didukung oleh penelitian Charlesworth & Nathan 1984. Faktor utama penyebab terjadinya penyakit gastritis dan kekambuhan penyakit gastritis adalah stress. Berbagai penelitian memang telah membuktikan hubungan gastritis dengan faktor stress yang dialami seseorang terutama faktor kecemasan (Rasmus, 2002). Bahwa tekanan emosional atau faktor stres sangat berpengaruh terhadap abnormalitas mukosa lambung. Stres juga menyebabkan perubahan hormonal dalam tubuh merangsang produksi asam lambung dalam jumlah berlebihan. Akibatnya lambung terasa sakit nyeri, mual, mulas bahkan bisa luka atau disebut tukak lambung. Gastritis yang tidak ditangani dengan tepat 6 akan menimbulkan komplikasi yang mengarah kepada keparahan yaitu kanker lambung dan peptic ulcer (Goldberg, Smith, & Connell, 1976). Imbas stress akan menjalar ke lambung, berupa keluhan nyeri lambung atau Gastritis. Gastritis muncul karena produksi asam berlebih. Pada saat stress, tubuh akan memproduksi asam lambung dalam jumlah di atas normal dan juga mengikis lapisan lambung atau mukosa, yang pada akhirnya menimbulkan rasa perih, yang kita kenal sebagai gastritis (Ide, 2007). Stres sangat berpengaruh terhadap sistem pencernaan. Ketika sedang dilanda stres berat, kelenjar liur dapat menghentikan aliran air liur, atau dalam kasus lain, mengalirkannya berlebihan. Lambung meningkatkan asamnya sehingga menimbulkan zat asam, rasa mual dan luka. Akibat lain dari stres dan mungkin yang paling umum adalah diare. Banyak juga orang yang mengeluhkan tentang kejang otot (kram) di daerah perut (Losyk, 2007). WHO juga menyatakan stres merupakan epidemi yang menyebar ke seluruh dunia. The American Institute of Stress meyatakan bahwa penyakitpenyakit yang berkaitan dengan stres telah menyebabkan kerugian ekonomi. Sakit dan kecelakaan yang dialami akibat kondisi stres telah mengambil bagian tiga perempat dari alasan ketidakhadiran seseorang dalam rutinitas kerja. Penelitian Wolf (1965, dalam Greenberg, 2002) juga mendukung pernyataan tersebut dengan mengemukakan bahwa efek stres pada saluran 7 pencernaan antara lain menurunkan saliva sehingga mulut menjadi kering menyebabkan kontraksi yang tidak terkontrol pada otot esophagus sehingga menyebabkan sulit untuk menelan, peningkatan asam lambung, kontriksi pembuluh darah di saluran pencernaan dan penurunan produksi mukus yang melindungi dinding saluran pencernaan sehingga menyebabkan iritasi dan luka pada dinding lambung dan perubahan motilitas usus yang dapat meningkat sehingga menyebabkan diare atau menurun sehingga menyebabkan konstipasi. Efek tersebut adalah merupakan reaksi sistem saraf simpatis yang merupakan bagian dari sistem saraf otonom tubuh dalam menghadapi stres. Selain stres Penyebab Gastritis lainnya juga disebabkan oleh aktivitas yang padat yang menyebabkan pola makan tidak teratur seperti terlambat makan, makanan minuman yang memicu tingginya sekresi asam lambung sehingga lambung menjadi lebih sentitif bila asam lambung meningkat (Purnomo, 2009). Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran macam dan model bahan makanan yang dikonsumsi setiap hari, pola makan terdiri dari frekuensi, jenis dan waktu makan. Dengan menu seimbang perlu dimulai dan dikenal dengan baik sehingga akan berbentuk kebiasaan makan makanan seimbang dengan dikemudian harinya. Pola makan yang baik dan teratur merupakan salah satu dari penatalaksanaan gastritis dan juga merupakan tindakan preventif dalam mencegah terjadinya gastritis. Penyembuhan gastritis membutuhkan pengaturan makanan sebagai upaya 8 untuk memperbaiki kondisi pencernaan. Pola makan atau pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu (Baliwati, 2004). Pada kasus gastritis, frekuensi makan yang di perbanyak, tapi jumlah makanan yang dimakan tidak banyak. Makan dalam porsi besar dapat menyebabkan refluks isi lambung. Konsumsi jenis makanan yang tidak sehat dapat menyebabkan gastritis, pada akhirnya kekuatan dinding lambung menurun, tidak jarang kondisi seperti ini menimbulkan luka pada lambung (Uripi, 2002). Pola makan seseorang sangat berpengaruh terhadap terjadinya penyakit gastritis pada orang dewasa, pola makan yang tidak sehat adalah yang tidak memenuhi kebutuhan gizi dan energi sehari-hari dan makan tidak teratur yang membuat seseorang menderita penyakit gastritis. Pola makan yang tidak sehat biasa terjadi pada usia dewasa karena biasa dengan pergaulan yang biasa memakan makanan siap saji dan keterlambatan makan. Pola makan yang sehat itu adalah makan yang teratur dengan makan makanan yang mengandung zat gizi yang meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Hasil penelitian menyebutkan orang dewasa lebih banyak terjebak dengan kebiasaan hidup yang tidak sehat, bahkan sampai gangguan pola makan yaitu dapat menyebabkan gangguan pencernaan. salah satu penyakit yang dapat timbul pada lambung adalah gastritis (Widya Gusti, 2010) 9 Penelitian Rahmawati (2010) juga menyebutkan beberapa faktor presdiposisi dalam munculnya gejala gastritis adalah karakteristik responden, stres psikologis, dan perilaku konsumsi. Berdasarkan penelitiannya mengenai hubungan antara karakteristik responden, stres psikologis, perilaku makan dan minum dengan kekambuhan penyakit gastritis di puskesmas Lamongan tahun 2010 didapatkan hasil adanya hubungan antara stres psikologi dengan kekambuhan gastritis dengan prevelensi rasio 2,19 untuk responden yang sangat rentan stres psikologis dan prevelensi rasio 2,83 untuk responden yang rentan stres psikologi. Penelitian tersebut sebanding dengan penelitian yang dilakukan oleh Juanl, Min,Yi-Hai & Su- Ying, 2009 di sebuah rumah sakit daerah Ghoungzhou China didapatkan hasil penelitian bahwa faktor utama terjadinya gastritis kronis karena stres, kelelahan, dan pola makan (Min,Yi-Hai & Su-Ying, 2009). Universitas Andalas adalah Universitas Negeri di Padang yang memiliki Fakultas Teknik. Diantara banyaknya Fakultas di Universitas Andalas, Fakultas Teknik adalah satu-satunya Fakultas yang memiliki paling banyak praktikum setiap harinya. Hal ini mengacu dikarenakan pada Fakultas Teknik jadwal praktikumnya diluar jam normal perkuliahan seperti seperti jadwal pada Fakultas lainnya, jadwal praktikum di Fakultas teknik biasa dilakukan pada sore hari sampai maghrib bahkan dimulai pada malam hari hingga larut. Didalam Fakultas Teknik terdapat 5 Jurusan yang salah satunya adalah Jurusan Teknik Industri . Pada Jurusan Teknik Industri semua angkatan sudah dimulai dengan jadwal kuliah dan praktikum yang 10 padat pada setiap harinya. Jadwal perkuliahan dimulai dari jam 8 pagi sampai selesai, kemudian sorenya dilanjutkan dengan praktikum hingga maghrib bahkan sampai malam diikuti dengan laporan praktikum yang dibuat dengan tulisan tangan atau mesin tik yang harus dikumpul keesokan harinya, jadwal ini terus-menerus dilaksanakan pada setiap harinya, terutama pada mahasiswa angkatan awal yang mulai diperkenalkan dengan situasi kampus dan beragam orientasi lingkungan kampus yang sebelumnya belum pernah dirasakan selama duduk dibangku menengah atas. Pada Fakultas ini semua mahasiswa awal diwajibkan untuk mengikuti orientasi mahasiswa sebagai syarat untuk menjadi kewarganegaraan Fakultas yang diselenggarakan oleh senior-senior. Kegiatan ini berlangsung hingga dua semester kedepannya. Kegiatan ini juga digunakan untuk lebih memperkenalkan mahasiswa baru dengan senior-senior, staf kampus, dosen bahkan seluruh lingkungan kampus. Transisi dari sekolah menengah ke perguruan tinggi merupakan salah satu kondisi yang dihadapi oleh para mahasiswa. Berbagai penyesuaian yang harus dihadapi oleh para mahasiswa dapat berhubungan dengan faktor personal seperti jauhnya para mahasiswa dari orang tua dan sanak saudara, pengelolaan keuangan, problem interaksi dengan teman dan lingkungan baru, serta problem-problem personal lainnya. Faktor akademik di sisi lain juga menyumbangkan potensi stress misalnya tentang perubahan gaya belajar dari sekolah menengah ke pendidikan tinggi, tugas-tugas perkuliahan, target pencapaian nilai dan problem-problem akademik lainnya. 11 Masa awal diterima sebagai anggota lingkungan akademis kampus atau masa-masa menjadi mahasiswa baru misalnya seringkali juga disertai oleh beberapa konflik. Dalam kerangka akademis, status dan peran sebagai seorang mahasiswa seringkali memberikan konsekuensi psikologis yang memberatkan tugas-tugas kuliah yang lain memicu timbulnya stres yang berhubungan dengan peristiwa akademis (academic stress), yang dalam tingkat keparahan tinggi dapat menekan tingkat ketahanan tubuh. Transisi dari sekolah menengah menuju Universitas juga melibatkan gerakan menuju satu struktur sekolah yang lebih besar dan tidak bersifat pribadi. Interaksi dengan kelompok sebaya dari daerah yang beragam latar belakang etniknya dan peningkatan perhatian pada prestasi dan penilainanya (Santrock, 2002). Memang transisi juga memberikan hal positif seperti peningkatan rasa tanggung jawab namun demikian nampaknya mahasiswa baru lebih banyak menunjukan rasa tekanan sebagai bentuk reaksi terhadap masa transisi mereka, hal ini mengacu pada Survei terhadap kurang lebih 3000 mahasiswa baru pada sekitar 500 sekolah tinggi dan Universitas (Santrock, 2002). Mahasiswa sebagai lahan dari masyarakat Indonesia dan khususnya sebagai generasi penerus bangsa diharapkan memiliki prilaku hidup sehat. Aktivitas yang padat serta kehidupan social pada mahasiswa sangat mempengaruhi hidup sehatnya khususnya pola makan sehari-hari seperti 12 makan yang tidak teratur, tidak sarapan pagi atau bahkan tidak makan siang serta sering mengkonsumsi jajanan (Loeke, 2005) Kebiasaan mahasiswa yang cenderung tidak teratur dan mengkuti pola hidup yang tidak sehat tersebut memungkinkan terjadinya berbagai penyakit. Banyak diantaranya mengalami gangguan saluran pencernaan, termasuk gastritis (Loeke, 2005:76). Berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui wawancara terhadap 10 mahasiswa angkatan 2012 Teknik Industri Unand pada tanggal 27 Januari 2013 di Jurusan Teknik Industri, didapatkan 7 diantaranya mengalami gejala gastritis seperti rasa tidak enak pada ulu hati, perut kembung, perih dan bahkan sampai mual jika habis memakan makanan yang cepat saji dan pedas sedangkan 3 diantara nya telah didiagnosa gastritis oleh dokter. Dengan pemberian obat Antasida ranitidine, cimetidine, nizatidine , omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan esomeprazole. Sebagian dari mahasiswa juga mengatakan tuntutan akademis kuliah sekarang begitu berat dan sangat menyengsarakan. Mahasiswa mengatakan hal ini jauh berbanding terbalik dengan hal yang mereka rasakan pada saat masih duduk dibangku menengah atas. Mahasiswa merasa dituntut untuk meraih pencapaian (achievement) yang telah ditentukan, baik oleh pihak Fakultas atau Universitas maupun dari mahasiswa itu sendiri.Tuntutan ini memberi tekanan yang melampaui batas kemampuan mahasiswa. Dan ketika hal ini terjadi, maka overload tersebut akan mengundang distres, dalam bentuk kelelahan fisik atau mental, 13 daya tahan tubuh menurun, dan emosi yang meledak-ledak. Apalagi grafik usia yang menunjukkan bahwa pada mahasiswa umumnya berada dalam tahap remaja (adolescence) hingga dewasa muda (early adulthood). Seseorang pada rentang usia ini masih lebih dalam hal kepribadiannya, sehingga dalam menghadapi masalah, mahasiswa cenderung terlihat kurang berpengalaman. Fakta lain juga menyebutkan bahwa mahasiswa sering mengeluh sakit pada bagian perutnya sesuai dengan tanda-tanda gejala penyakit maag, yaitu perut kembung, perih, nyeri dan mual. Keluhan tersebut disebabkan oleh pola makannya sehari-hari yang tidak teratur. Karena aktivitas perkuliahan mahasiswa yang terlalu padat, seperti praktikum mahasiswa makan hanya 1 sampai 2 kali dalam sehari dan sering tidak sarapan pagi, bahkan ada juga yang tidak terbiasa dengan sarapan pagi. Mahasiswa juga sering mengkonsumsi makanan yang asam, pedas, bergas, berlemak tinggi, berbumbu banyak dan merangsang lambung serta makanan yang sulit dicerna. Tapi bila sakitnya kambuh, mereka tidak pergi berobat ke dokter, tetapi hanya beristirahat di kos atau di rumah dan hanya minum obat-obatan serta minum teh manis hangat. Hal ini menyebabkan aktivitas perkuliahan dan proses pembelajaran pada mahasiswa bisa terganggu dikarenakan seringnya mahasiswa mengeluhkan sakit pada bagian perut dan sulitnya untuk berkonsentrasi terhadap pembelajaran yang diberikan dikelas, apalagi yang sampai dirawat di Rumah Sakit dikarenakan sakit gastritis yang dialami mahasiswa, menyebabkan mahasiswa libur dari perkuliahan dan ketinggalan banyak mata kuliah. Bertitik tolak pada fenomena tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui “Hubungan Pola Makan Dan Tingkat Stres Dengan kejadian Gastritis Pada Mahasiswa Teknik Industri Angkatan 2012 di Fakultas Teknik Universitas Andalas Padang tahun 2013”.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) R Medicine > RT Nursing |
Divisions: | Fakultas Keperawatan |
Depositing User: | Ms Ikmal Fitriyani Alfiah |
Date Deposited: | 26 Feb 2016 04:19 |
Last Modified: | 26 Feb 2016 04:19 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/2064 |
Actions (login required)
View Item |