MORFOLOGI KOTA PEKANBARU PADA MASA KOLONIAL BELANDA (1919-1942)

Sabrina, Sabrina (2023) MORFOLOGI KOTA PEKANBARU PADA MASA KOLONIAL BELANDA (1919-1942). Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img] Text (Cover dan Abstrak)
Cover dan Abstrak.pdf - Published Version

Download (140kB)
[img] Text (BAB 1 Pendahuluan)
BAB 1 Pendahuluan.pdf - Published Version

Download (222kB)
[img] Text (BAB 5 Penutup)
BAB 5 Penutup.pdf - Published Version

Download (155kB)
[img] Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka .pdf - Published Version

Download (221kB)
[img] Text (Skripsi Full Text)
SKRIPSI SABRINA (1910711021).pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (5MB)

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai perubahan morfologi Kota Pekanbaru pada masa Kolonial Belanda (1919-1942). Pada masa ini, Pekanbaru dikembangkan oleh pemerintah Kolonial Belanda sebagai pusat perdagangan di samping pusat administratif. Demi mengembangkan fungsi itu, Pemerintah Kolonial Belanda membangun perkebunan karet sebagai komoditi Pekanbaru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perubahan morfologi sebagai akibat dari kebijakan pemerintah kolonial Belanda di Pekanbaru selama 2 dekade (1919-1942). Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan pendekatan morfologi kota. Adapun tahapannya yaitu : heuristik (pencarian, penemuan, dan pengumpulan), kritik sumber, interpretasi, serta historiografi (penulisan). Pengumpulan sumber dilakukan melalui studi kearsipan dan studi kepustakaan. Sumber-sumber primer yang digunakan adalah arsip berupa MvO, foto, dan peta. Kemudian, sumber sekunder berupa buku dan artikel yang relevan untuk mendukung penelitian dan penulisan ini, serta wawancara yang bertujuan untuk mengumpulkan tradisi lisan dan foto Pekanbaru. Kebijakan pemerintah Kolonial Belanda dalam mengembangkan Pekanbaru telah memunculkan fenomena kekotaan sebagai kota yang modern. Pemerintah Kolonial Belanda mengembangkan fungsi Pekanbaru yang awalnya hanya sebagai pusat perdagangan/transit, kemudian bertambah menjadi pusat perdagangan untuk kawasan perkebunan di sekitarnya. Pemerintah Kolonial Belanda menata Pekanbaru sedemikian rupa mulai dari pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi, birokrasi, pelabuhan, pasar, kawasan perkantoran, kawasan pemukiman, kawasan perkebunan, rumah sakit, sekolah, dan fasilitas umum lainnya. Transformasi morfologi tersebut menjadikan kota ini sebagai sebuah daerah yang memiliki daya tarik bagi para urban sehingga terjadi peningkatan jumlah penduduk dan heterogenitas Pekanbaru. Bertambahnya fungsi kota dan peningkatan jumlah penduduk inilah yang kemudian membuat pemerintah Kolonial Belanda melakukan penataan Pekanbaru. Pengembangan morfologi Pekanbaru dibangun ke arah selatan pada masa kolonial karena pembangunan ke arah utara terhambat oleh Sungai Siak. Dengan demikian, fungsi Sungai Siak sebagai jalur transportasi meningkat karena adanya komoditas perkebunan karet yang di ekspor ke Singapura dan Malaka melalui Pelabuhan Pekanbaru. Begitu pula dengan fungsi Pekanbaru yang pada tahun 1919 hanya sebagai pusat perdagangan dan transit, kemudian berkembang menjadi kota administratif dan perdagangan untuk menopang perkebunan di sekitarnya.

Item Type: Thesis (Diploma)
Primary Supervisor: Dr. Zulqaiyyim, M.Hum
Uncontrolled Keywords: Morfologi, Kota Pekanbaru, Kolonial Belanda, Sungai Siak
Subjects: C Auxiliary Sciences of History > CB History of civilization
Divisions: Fakultas Ilmu Budaya > Ilmu Sejarah
Depositing User: S1 Ilmu Sejarah
Date Deposited: 26 Jun 2023 08:01
Last Modified: 26 Jun 2023 08:01
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/205195

Actions (login required)

View Item View Item