Gambaran Klinikopatologi Polip Hidung di Poliklinik THT-KL RSUP Dr. M. Djamil Tahun 2019-2021

Atshyfa, Zsazsa Dira (2023) Gambaran Klinikopatologi Polip Hidung di Poliklinik THT-KL RSUP Dr. M. Djamil Tahun 2019-2021. Diploma thesis, Universitas Andalas.

	Text (Cover dan Abstrak) Cover dan Abstrak.pdf - Published Version Download (1MB)
	Text (Bab 1 Pendahuluan) Bab 1 Pendahuluan.pdf - Published Version Download (153kB)
	Text (Bab 6 Penutup) Bab 6 Penutup.pdf - Published Version Download (73kB)
	Text (Daftar Pustaka) Daftar Pustaka.pdf - Published Version Download (173kB)
	Text (Skripsi Full Text) Skripsi Full Text.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB)

Abstract

Polip hidung muncul sebagai suatu massa bulat, semi-transparan, dan umumnya berkembang di meatus media dan sinus paranasal. Secara histologi, polip hidung dapat dibagi menjadi dua subtype, yaitu polip eosinofilik dan polip neutrofilik. Angka rekurensi polip hidung cukup tinggi, 60-70% pasien yang sudah lakukan kontrol post tindakan BSEF selama kurang lebih 18 bulan ditemukan rekurensi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran klinis dan histopatologi pada pasien dengan polip hidung di Poliklinik THT-KL RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tahun 2019-2021. Jenis penelitian ini adalah deskriptif menggunakan metode total sampling. Sampel pada penelitian ini yang memenuhi kriteria inklusi sebesar 77 pasien. Hasil penelitian ini didapatkan distribusi gambaran klinikopatologi terbanyak pada pasien polip hidung yaitu: kelompok usia dewasa menengah (37,66%), jenis kelamin laki-laki (54,5%), faktor risiko sinusitis (89,61%), sifat polip bilateral (57,14%), stadium terbanyak stadium II (50,63%), gejala klinis kongesti nasal (98,7%), tatalaksana bedah (88,31%), gambaran histopatologi tipe neutrofilik (84,42%), dengan rekurensi sebesar 19,48%. Kesimpulan pada penelitian ini adalah distribusi frekuensi usia pasien polip hidung terbanyak pada 41-60 tahun, dengan jenis kelamin terbanyak laki-laki, faktor risiko sinusitis, sifat polip bilateral, stadium terbanyak stadium II, gejala klinis kongesti nasal, tatalaksana terbanyak bedah, gambaran histopatologi neutrofilik, dan bersifat rekuren.

Actions (login required)

View Item