Nuri, Kurniawan (2016) PENGARUH PAPARAN OBAT ANTINYAMUK AEROSOL TERHADAP PERUBAHAN GAMBARAN HISTOPATOLOGI KORTEKS SEREBRUM OTAK TIKUS WISTAR (Rattus novergicus). Diploma thesis, Universitas Andalas.
|
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK.pdf - Published Version Download (137kB) | Preview |
|
|
Text (BAB 1 Pendahuluan)
BAB 1 .pdf - Published Version Download (53kB) | Preview |
|
|
Text (BAB 7 Penutup)
BAB 7.pdf - Published Version Download (119kB) | Preview |
|
|
Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (227kB) | Preview |
|
Text (Skripsi_Lengkap_NuriKurniawan_1310312087)
Skripsi_NuriKurniawan_1310312087.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (11MB) |
Abstract
Penggunaan obat antinyamuk aerosol sangat banyak di masyarakat. Obat antinyamuk aerosol yang mengandung piretroid bisa menginduksi stres oksidatif. Stres oksidatif menyebabkan terjadinya kerusakan pada sel saraf. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh paparan obat antinyamuk aerosol terhadap gambaran histopatologi korteks serebrum otak tikus wistar (Rattus novergicus). Penelitian randomized post test only control group design dilakukan pada 20 ekor tikus Wistar (Rattus novergicus) jantan yang dibagi menjadi empat kelompok. Terhadap kelompok kontrol tidak diberi paparan obat antinyamuk aerosol, sedangkan pada kelompok perlakuan diberi paparan obat antinyamuk aerosol selama 1 jam dalam kotak dengan volume 0,167 m3 (0,405 m x 0,800 m x 0,515 m). Obat antinyamuk yang diberikan adalah sebanyak 1 mL, 2 mL dan 3 mL. Setelah 6 minggu perlakuan, sel dengan inti piknotik dan sel limfosit pada histopatologi korteks serebrum tikus dihitung dibawah mikroskop. Analisis data secara komputasi dengan uji One Way ANOVA dan LSD post hoc test. Hasil penelitian menunjukkan rerata persentase sel dengan inti piknotik kelompok perlakuan lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol (P3: 85.00±1.93; P2: 72.20±2.40; P1: 5.67±1.37 vs K : 39.00±1.87, nilai p = 0.014 (p< 0.05) dan rerata persentase sel limfosit kelompok perlakuan juga lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol (P3: 70.40±2.40; P2: 51.00±1.17; P1: 47.80±1.20 vs K : 31.80±1.63, nilai p = 0.019 (p< 0.05). Penelitian ini menyimpulkan obat antinyamuk aerosol yang mengandung piretroid memiliki pengaruh terhadap perubahan gambaran histopatologi korteks serebrum otak tikus wistar (Rattus novergicus) berupa peningkatan jumlah sel dengan inti piknotik dan sel limfosit. Kata Kunci : obat nyamuk, piretroid, aerosol, stres oksidatif, kerusakan korteks serebrum, inti piknotik, limfosit
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) R Medicine > RB Pathology |
Divisions: | Fakultas Kedokteran |
Depositing User: | s1 pendidikan kedokteran |
Date Deposited: | 19 Jan 2017 02:38 |
Last Modified: | 19 Jan 2017 02:38 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/20232 |
Actions (login required)
View Item |