HUBUNGAN PERILAKU SEKSUAL BERISIKO DENGAN KEJADIAN SIFILIS DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP DR. M. DJAMIL PADANG PERIODE 2011-2015

NILA, PEBRYANTY (2016) HUBUNGAN PERILAKU SEKSUAL BERISIKO DENGAN KEJADIAN SIFILIS DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP DR. M. DJAMIL PADANG PERIODE 2011-2015. Diploma thesis, UNIVERSITAS ANDALAS.

[img]
Preview
Text (COVER ABSTRAK)
cover abstrak.pdf - Published Version

Download (256kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB 1 PENDAHULUAN)
BAB I Pendahuluan.pdf - Published Version

Download (148kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB VII PENUTUP)
BAB VII Penutup.pdf - Published Version

Download (119kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (120kB) | Preview
[img] Text (TUGAS AKHIR ILMIAH UTUH)
TUGAS AKHIR ILMIAH UTUH.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (6MB)

Abstract

Transmission of syphilis is associated to sexual risk behavior, such as the number of sexual partners, condoms use, a history of sexual intercourse with sex workers, sexual orientation, the manner of sexual intercourse, and history of other Sexually Transmitted Infections (STIs). This study aims to determine the relationship between sexual risk behaviors and the incidences of syphilis in Polyclinic Dermatology Dr. M. Djamil Hospital Padang in the period 2011-2015. This research was an observational analytic with cross sectional design. Samples were the STI patients in Polyclinic Dermatology Dr. M. Djamil Hospital Padang in the period 2011 - 2015. The number of samples were 186 patients using total sampling techniques. Analyzed data by using chi-square tests and multivariate with logistic regression tests. The results showed syphilis patients the most age 26-35 years (41,3%), males (87%), senior high school students (54,3%), and have jobs as entrepreneurs (36,9%). This research showed a significant relationship between syphilis and the number of sexual partners (p=0,001), the history of sexual intercourse with sex workers (p=0,008), sexual orientation (p=0,001), the manner do sexual intercourse (p=0,003), and the history of other STIs (p=0,004). However the variable of using a condom was not a significant relationship with syphilis (p=0,196). The multivariate analysis found the number of sexual partners was the most significant relationship in regards to the incidences of syphilis (p=0,002). In conclusion, syphilis patients the most age 26-35 years, males, senior high school students, and have jobs as entrepreneurs. There are relationship between the number of sexual partners, the history of sexual intercourse with sex workers, sexual orientation, the manner do sexual intercourse, and the history of other STIs in regards to the incidences of syphilis. Keywords: syphilis, sexual risk behavior. ABSTRAK HUBUNGAN PERILAKU SEKSUAL BERISIKO DENGAN KEJADIAN SIFILIS DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP DR. M. DJAMIL PADANG PERIODE 2011-2015 Oleh NILA PEBRYANTY Penularan sifilis berhubungan dengan perilaku seksual berisiko, antara lain jumlah pasangan seksual, penggunaan kondom, riwayat hubungan seksual dengan penjaja seks, orientasi seksual, cara melakukan hubungan seksual, dan riwayat IMS lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku seksual berisiko dengan kejadian sifilis di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Dr. M. Djamil Padang periode 2011-2015. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah pasien IMS yang berobat di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Dr. M. Djamil Padang periode 2011 – 2015. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dan didapatkan jumlah sampel 186 pasien. Data dianalisis menggunakan uji chi-square dan multivariat dengan uji regresi logistik. Hasil analisis didapatkan terbanyak pasien sifilis berusia 26-35 tahun (41,3%), jenis kelamin laki-laki (87%), pendidikan terakhir SMA (54,3%) dan memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta (36,9%). Pada penelitian ini didapatkan hubungan yang bermakna antara sifilis dengan jumlah pasangan seksual (p=0,001), riwayat hubungan seksual dengan penjaja seks (p=0,008), orientasi seksual (p=0,001), cara melakukan hubungan seksual (p=0,003), riwayat IMS lain (p=0,004), namun variabel penggunaan kondom tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan sifilis (p=0,196). Hasil analisis multivariat didapatkan bahwa jumlah pasangan seksual memiliki hubungan yang paling bermakna dengan kejadian sifilis (p=0,002). Simpulan penelitian pasien sifilis terbanyak berusia 26 – 35 tahun, laki-laki, pendidikan terakhir SMA, dan bekerja sebagai wiraswasta. Jumlah pasangan seksual, riwayat hubungan seksual dengan penjaja seks, orientasi seksual, cara melakukan hubungan seksual, dan riwayat IMS lain berhubungan dengan dengan kejadian sifilis. Kata kunci: sifilis, perilaku seksual berisiko.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
R Medicine > RL Dermatology
Divisions: Fakultas Kedokteran
Depositing User: s1 pendidikan kedokteran
Date Deposited: 02 Dec 2016 02:14
Last Modified: 02 Dec 2016 02:14
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/19759

Actions (login required)

View Item View Item