KAJIAN KEMITRAAN DALAM WILAYAH KESATUAN PENGELOLA HUTAN LINDUNG (KPHL) MODEL LIMA PULUH KOTA DENGAN MASYARAKAT DI JORONG LANDAI, KENAGARIAN HARAU, KECAMATAN HARAU, KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

Ricky, Febriman (2016) KAJIAN KEMITRAAN DALAM WILAYAH KESATUAN PENGELOLA HUTAN LINDUNG (KPHL) MODEL LIMA PULUH KOTA DENGAN MASYARAKAT DI JORONG LANDAI, KENAGARIAN HARAU, KECAMATAN HARAU, KABUPATEN LIMA PULUH KOTA. Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
Text (abstrak)
abstrak.pdf - Published Version

Download (39kB) | Preview
[img]
Preview
Text (bab 1)
BAB I.pdf - Published Version

Download (140kB) | Preview
[img]
Preview
Text (bab 5)
BAB V.pdf - Published Version

Download (116kB) | Preview
[img]
Preview
Text (daftar pustaka)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (225kB) | Preview
[img] Text (skripsi utuh)
00 1 COVER (7 files merged).pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract

Permasalahan pemanfaatan lahan hutan antara masyarakat adat dan pemerintah merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu dimulai dari bulan Januari sampai Februari 2016. Lokasi penelitian dilakukan di Jorong Landai Kenagarian Harau Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengkaji penguasaan kawasan hutan, (2) mengkaji potensi di kawasan hutan, dan (3) mengkaji kemitraan yang mungkin dikembangkan antara masyarakat adat pengguna hutan dan KPHL Model Lima Puluh Kota. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengambilan responden dalam penelitian ini yaitu simple random sampling. Dari hasil penelitian dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut (1) Penguasaaan kawasan hutan di Jorong Landai dalam KPHL Model Lima Puluh Kota termasuk ke dalam blok pemanfaatan pada Hutan Lindung. Penguasaan dari masyarakat adat, kawasan hutan di Jorong Landai termasuk dalam ulayat kaum, (2) Kawasan hutan di Jorong Landai memiliki banyak potensi yang layak untuk dikembangkan dengan kemitraan sebagai penopang kehidupan masyarakat. Hasil hutan Kayu (HHK) yang dimanfaatkan yakni Cassiaverra, kayu bangunan, surian dan mahoni. Hasil hutan bukan kayu (HHBK) yakni gambir, karet, rotan, lebah madu, aren, durian, petai dan manggis serta sumber air. Melihat dari potensi yang ada di ulayat masyarakat dibutuhkan kerjasama antara pemuka adat dan pemerintah untuk mengelola kawasan hutan dan, (3) Pola kemitraan yang dapat dikembangkan yaitu kemitraan hutan kemasyarakatan dengan model pengelolaan hutan berbasis masyarakat (PHBsM) atau Community Based Forest Management. PHBsM dapat dilakukan pada Hutan Kemasyarakatan dengan melibatkan 7 (tujuh) penghulu kaum. Dimana setiap penghulu kaum mengusulkan pendirian kelompok tani dengan anggota dari kamanakan dalam kaumnya. Pengajuan izin dilakukan pada blok pemanfaatan, sehingga kemitraan dapat dilakukan antara KPHL Model Lima Puluh Kota dengan 7 (tujuh) kaum pemegang ulayat di Jorong Landai. Saran yang dapat peneliti ajukan adalah agar pihak terkait hendaknya mampu bekerjasama dalam melaksanakan kemitraan yang dilakukan. Kata kunci : Hutan Lindung, KPHL, Ulayat Kaum, Kemitraan.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: s1 agribisnis agribisnis
Date Deposited: 02 Nov 2016 06:45
Last Modified: 02 Nov 2016 06:45
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/19117

Actions (login required)

View Item View Item