RISYA, JAMALIA (2011) KONFLIK KEPRIBADIAN TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL LINTANG GEMUBYAR (TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA). Diploma thesis, Universitas Andalas.
Text
041.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (217kB) |
Abstract
Konflik Kepribadian pada Tokoh-Tokoh dalam Novel Lintang Gumebyar (Tinjauan Psikologi Sastra). Skripsi ini ditulis di bawah bimbingan Dra. Armini Arbain, M.Hum, selaku pembimbing I dan Drs. Danang Susena, M.Hum, selaku pembimbing II, di Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Andalas Padang. Penelitian ini membahas bagaimana konflik kepribadian tokoh-tokoh dalam Novel Lintang Gumebyar, apa konflik yang terjadi dalam diri tokoh-tokoh, apa akibat yang ditimbulkan dari konflik kepribadian itu dan apa solusi konflik kepribadian pada tokoh-tokoh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang menghasilkan data tertulis dari peristiwa yang dialami dalam novel ini. Teknik yang digunakan adalah teknik pengumpulan data, menganalisis data, dan menyajikan data. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan bagaimana konflik yang terjadi pada tokoh-tokoh, penyebab konflik terjadi, akibat serta solusi atas konflik kepribadian tersebut. Berdasarkan penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa novel ini membahas tentang konflik kepribadian yang dialami tokoh-tokoh, yakni: tokoh utama dan tokoh bawahan. Lintang menderita gangguan Anxietas stresspascatrauma. penyebab timbulnya konflik pada tokoh Lintang: penyebab umum, karena pengaruh Lingkungan. Penyebab khusus, karena adanya kegagalan, adanya larangan sosial dan adanya kebimbangan. Akibat konflik pada tokoh Lintang: Repres, Proyeksi, Regresi. Konflik berlanjut ketika Lintang lari ke Surabaya. Penyebab terjadinya konflik karena adanya pertentangan antara Lintang dan Langit. Akibat konflik Lintang kembali berlari dari permasalahannya yang disebut dengan Regresi, solusi dari konflik kepribadian pada tokoh Lintang adalah pulang. Kemudian Ayah dikategorikan mengalami gangguan kepribadian psikopat karena tega menjual istrinya sendiri tanpa ada perasaan bersalah. Konflik yang terus menerus yang dialami tokoh ibu mengakibatkan stresspascatrauma yang dikategorikan depresi. Ibu tidak mampu mengurus diri sendiri, mengurus anak, dan hubungan dengan keluarga tidak harmonis. Sementara kecemasan dan rasa bersalah terus menghantui Kukuh.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | P Language and Literature > P Philology. Linguistics |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Sastra Indonesia |
Depositing User: | Ms Lyse Nofriadi |
Date Deposited: | 19 Feb 2016 08:34 |
Last Modified: | 19 Feb 2016 08:34 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/1743 |
Actions (login required)
View Item |