Iis, Khomariah (2011) JARGON YANG DIGUNAKAN KOMUNITAS BANCI SALON DI KOTA PADANG, SUMATERA BARAT (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK). Diploma thesis, Universitas Andalas.
Text
040.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (215kB) |
Abstract
Penelitian tentang jargon komunitas banci ini dilatarbelakangi oleh penggunaan ungkapan-ungkapan khusus oleh komunitas banci yang pada umunya hanya dipahami oleh komunitas tersebut. Masalah dalam penelitian ini adalah jargon apa saja yang digunakan oleh komunitas banci, komponen-komponen peristiwa tutur apa saja yang terdapat dalam penggunaan jargon oleh komunitas banci, dan kata-kata apa saja yang mengalami perubahan makna setelah menjadi jargon yang digunakan oleh komunitas banci. Dalam penelitian ini, metode dan teknik penelitian yang digunakan ada tiga tahap, yaitu tahap penyediaan data, tahap analisis data, dan penyajian hasil analisis data. Untuk tahap penyediaan data, metode yang digunakan adalah metode simak dan metode cakap. Teknik dasar yang digunakan adalah teknik sadap. Teknik lanjutan yang digunakan adalah Teknik Simak Bebas Libat Cakap (SBLC), dan teknik lanjutan lainnya yang digunakan adalah teknik catat dan teknik rekam. Metode kedua yang digunakan adalah metode cakap. Metode ini disejajarkan dengan metode wawancara yang mempunyai teknik dasar yaitu teknik pancing. Untuk tahap analisi data, metode yang digunakan adalah metode padan referensial dan padan translasional. Teknik dasarnya adalah teknik Pilah Unsur Penentu (PUP). Teknik lanjutan yang digunakan adalah hubung banding membedakan (HBB). Untuk tahap penyajian hasil analisis data, digunakan metode penyajian formal dan informal. Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan contoh-contoh jargon yang digunakan oleh komunitas bancibanci salon di kota Padang, Sumatera Barat sebanyak 34 buah. Jargon-jargon tersebut adalah, cing, tunggang, inang, centong, akika, lambreta, sekelinci bae, gilingan, lapangan bola, makarina, kayangan, lekong, pelita, jahara, mawar, maharani, takaran, panasonic, pepsi, kenti, pere-pere, isabela, bodrex, hujrina, rempong, gembala, burhan, lekes, semuara, adegan, baygon, peres, maluku, dan mobyang. Komponen-komponen peristiwa tutur dalam penggunaan jargon oleh komunitas banci salon di kota Padang, Sumatera Barat lebih mengarah kepada situasi atau waktu, pihak-pihak yang terlibat, maksud dari tuturan, nada bicara, dan cara penyampaian dalam tuturan. Kosakata-kosakata yang mengalami perubahan makna setelah menjadi jargon yang digunakan oleh komunitas banci salon di kota Padang, Sumatera Barat berjumlah sebanyak 17 buah, yaitu tunggang, gilingan, lapangan bola, kayangan, pelita, mawar, maharani, takaran, panasonic, pepsi, isabela, bodrex, gembala, burhan, adegan, baygon, dan maluku.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | P Language and Literature > P Philology. Linguistics |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Sastra Daerah |
Depositing User: | Ms Lyse Nofriadi |
Date Deposited: | 19 Feb 2016 08:30 |
Last Modified: | 19 Feb 2016 08:30 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/1735 |
Actions (login required)
View Item |