RAHMATIKA, FALNI (2013) ANALISIS DAMPAK KEJUTAN VARIABEL INTERNASIONAL MAKRO EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA: MENGGUNAKAN VECTOR AUTOREGRESSION (VAR). Diploma thesis, Universitas Andalas.
Text
16.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
Abstract
Latar Belakang ` Pembangunan ekonomi dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan. Pembangunan ekonomi harus dipandang sebagai suatu proses agar pola keterkaitan dan saling mempengaruhi antara faktor-faktor dalam pembangunan ekonomi dapat diamati dan dianalisis. Dengan cara tersebut dapat diketahui runtutan peristiwa yang terjadi dan dampaknya pada peningkatan kegiatan ekonomi dan tarif kesejahteraan masyarakat dari satu tahap ke tahap pembangunan berikutnya. Pembangunan ekonomi juga perlu dipandang sebagai suatu proses kenaikan dalam pendapatan perkapita karena mencerminkan tambahan pendapatan dan adanya perbaikan dalam kesejahteraan ekonomi masyarakat. Biasanya laju pembangunan ekonomi satu negara ditunjukkan oleh tingkat pertambahan PDB/GDP (Produk domestik Bruto / Gross Domestik Product). Jadi dapat disimpulkan salah satu indikator kemajuan pembangunan adalah pertumbuhan ekonomi. Indikator ini pada dasarnya mengukur kemampuan suatu negara untuk memperbesar outputnya dalam laju yang lebih cepat dari pada tingkat pertumbuhan penduduknya (Lincolin, 2010). Pertumbuhan ekonomi merupakan pengembangan kegiatan yang berdampak terhadap produksi barang dan jasa serta kemakmuran masyarakat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Peningkatan ini disebabkan oleh faktor-faktor produksi yang selalu mengalami penambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Pembangunan ekonomi dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mensejahterakan penduduk, menjadi tolak ukur kemapanan suatu negara. Mempercepat pertumbuhan ekonomi bagi negara-negara berkembang merupakan upaya untuk mengejar ketertinggalan dengan negara lain serta dapat lebih mensejajarkan diri dengan negara-negara yang lebih maju. Namun, sebagian besar negara berkembang mengalami hambatan terutama dalam hal dana untuk membiayai berbagai kegiatan pembangunannya. Dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan, pemerintah di masing-masing negara mempunyai beberapa komponen kebijakan yang digunakan untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang ingin dicapai. Salah satunya adalah melalui kebijakan perdagangan internasional, investasi dan utang luar negeri. Perdagangan internasional dapat digunakan sebagai mesin bagi pertumbuhan ekonomi disuatu negara (Salvatore, 2007). Hal ini menunjukan bahwa perdagangan internasional memegang peranan penting dalam pemabangunan ekonomi di suatu negara, terutama bagi negara-negara berkembang yang sedang berada dalam tahapan membangun ekonominya. Indonesia sebagai sebuah negara berkembang, sejak tahun 1980-an telah menggunakan kebijakan ekspor untuk mendorong pertumbuhan ekonominya. Hal ini menguatkan dugaan bahwa pemerintah Indonesia berusaha memaksimalkan peranan ekspor sebagai motor penggerak dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Data ekspor dan impor per GDP Indonesia dalam tahunan menunjukkan bahwa hampir setiap tahun nya presentase ekspor dan impor indonesia berkisar pada angka 20-30% dari total GDP-nya dengan tren positif. Kondisi yang cukup ekstrim terjadi pada tahun 1998 – 1999 dimana di Indonesia terjadi krisis moneter. Ekspor dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2007 rata-rata menyumbang 30,71% terhadap GDP Indonesia atau lebih dari seperempat total GDP Indonesia, dimana persentase ekspor tertinggi adalah pada saat periode tahun 2000 sebesar 39,6%, dan terendahnya pada tahun 2003 dan 2007 yakni sebsar 27,7%. Sedangkan rata-rata impor terhadap GDP Indonesia dari tahun 2000 sampai denga 2007 adalah sebesar 20,56%, dimana persentase impor tertinggi pada tahun 200 sebesar 24,55 dan terendah pada tahun 2003 sebesar 16,8 % (Prakoso, 2009) Karena keterbatasan sumberdaya domestik yang dimiliki sedangkan kebutuhan dana untuk pembangunan ekonomi besar, maka untuk mengatasi kekurangan dana yang diperlukan dalam proses pembangunanan nasional sejak pelita I hingga beberapa tahun belakangan ini, dilakukan pemasukan dana dari luar negeri, baik berupa utang luar negeri (ULN) maupun penanaman modal asing utamanya yang bersifat penanaman modal langsung (PMA). Bantuan luar negeri dan modal asing berpengaruh terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi negara berkembang. Hal ini telah lama menjadi perdebatan hangat diantara kelompok-kelompok ekonomi dunia. Sekelompok ekonom pada tahun 1950-an dan 1960-an berpendapat dan meyakini bahwa bantuan luar negeri mempunyai dampak yang positif terhadap pembangunan ekonomi suatu negara tanpa menimbulkan gangguan pada masa sesudahnya bagi negara-negara debitor tersebut (Rustian, 2007). Penanaman Modal Asing (PMA) merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional. Penanaman modal asing, diarahkan untuk menggantikan peranan dari utang luar negeri sebagai sumber pembiayaan pertumbuhan dan pembangunan perekonomian nasional. Peran modal asing dirasa semakin penting untuk melihat kenyataan bahwa jumlah utang luar negeri Indonesia mengalami peningkatan. Penanaman modal dalam negeri memeberikan peranan dalam pembangunan ekonomi di negara-negara sedang berkembang. Hal ini terjadi dalam berbagai bentuk. Modal investasi mampu mengurangi kekurangan tabungan dan melalui pemasukan peralatan modal dan bahan mentah, dengan demikian menaikkan laju pemasukan modal. Selain itu tabungan dan investasi yang rendah mencerminkan kurangnya modal di negara keterbelkangan tekhnologi. Bersamaan dengan modal uang dan modal fisik, modal investasi yang membawa serta keterampilan tekhnik, tenaga ahli, pengalaman organisasi, informasi pasar, tekhnik-tekhnik produksi maju, pembaharuan produkan produk dan lain-lain. Selain itu juga melatih tenaga kerja setempat pada keahlian baru. Semua ini pada akhirnya akan mempercepat pembangunan ekonomi negara terbelakang Pada masa Orde Baru, modal asing khususnya utang luar negeri, secara faktual ditempatkan sebagai sumber utama pembiayaan pembangunan, meskipun secara normatif harus ditempatkan sebagai sumber tambahan. Kenyataan inilah yang menyebabkan bahaya tersembunyi, yang secara interen melekat pada pola pembangunan yang didorong modal asing. Apabila posisi ketergantungan semakin besar, semakin besar pula resiko terkait yang harus dihadapi oleh sistem ekonomi global dalam bentuk ketergantungan terhadap modal asing, khususnya utang luar negeri. Utang luar negeri dibutuhkan dalam perekonomian suatu negara untuk menunjang proses produksi dalam negeri. Artinya, utang luar negeri merupakan mata rantai yang menghubungkan kegiatan internal dan eksternal perekonomian suatu negara. Tentunya jumlah dan pemanfaatan utang tersebut harus dikendalikan dan dikelola secara benar sehingga tidak menjadi beban yang berkepanjangan (Rustian, 2007). Berdasarkan hasil penelitiannya dengan model VAR, Zestos dan Tao (2002), menyimpulkan bahwa PDB, ekspor, dan impor di Canada saling berhubungan dan hubungan sebab akibat dapat terjadi di setiap kemungkinan direction, sedangkan bagi Amerika Serikat diketahui bahwa ekspor dapat menyebabkan perubahan pada PDB. Hasil perbandingan Granger Causality test antara Canada dan Amerika Serikat, menunjukkan hubungan sebab akibat yang kuat terjadi diantara tiga variabel di Canada, tetapi bagi Amerika Serikat hubungan sebab akibat tidak sekuat Canada diantara tiga variabel tersebut. Hal ini konsisten dengan kenyataan bahwa Canada lebih bergantung pada perdagangan dan lebih mempunyai open economy daripada Amerika Serikat. Kemudian Maneschiold (2008) juga dengan menggunakan metode VAR dalam penelitiannya, menyatakan bahwa ekspor menjadi leading variable dalam hubungan kointegrasi diantara PDB dan ekspor di Argentina, tetapi bagi Mexico PDB yang menjadi leading variable. Iqbal et.al, (2010), meneliti hubungan kausalitas antara PMA, perdagangan internasional, dan pertumbuhan ekonomi di Pakistan menggunakan data kuartalan time series dari tahun 1988 sampai 2005. Metode yang digunakan adalah VAR dan VECM. Hasilnya menunjukkan ada hubungan dua arah antara PMA dan GDP, PMA dan ekspor, GDP dan ekspor, serta impor dan ekspor. Sementara hanya terjadi hubungan kausalitas satu arah untuk variabel impor terhadap PMA dan GDP. Kesimpulannya adalah PMA yang diinvestasikan dipakistan telah meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan strategi perdagangan adalah dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di pakistan. Mahmud (2013) meneliti hubungan timbal balik antara pertumbuhan ekonomi dengan utang luar negeri di Indonesia. Dengan menggunakan data sekunder dalam bentuk time series yang bersifat kuantitatif selama tahun 1996 – 2010. Dengan alat analisis model VAR, diperoleh hasil estimasi, hubungan antara kedua variabel yaitu utang luar negeri dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan 2 arah atau feedback, artinya kedua variabel tersebut saling mempengaruhi satu sama lainnya. Dan berdasarkan hasil uji akar-akar unit (Unit Roots Test), hubungan antara kedua variabel utang luar negeri dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan stasioner pada tingkat first difference yang berarti bahwa terdapat hubungan jangka panjang antara utang luar negeri dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Penelitian tentang hubungan perdagangan internasional dan FDI terhadap petumbuhan ekonomi Indonesia dan penelitian mengenai hubungan investasi (PMA dan PMDN) dan ULN terhadap pertumbuhan telah banyak diteliti para ahli. Kebanyakan penelitian tersebut menggunakan data time series tahunan. Hanya sebagian kecil yang meneliti menggunakan data kwartalan. Penelitian ini menganalisis tentang perdagangan internasional, investasi,dan ULN terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan menggunakan data kwartalan. Penelitian ini menggabungkan ketiga penelitian yaitu Zestos dan Tao (2002), Iqbal et.al (2010), dan mahmud (2013). Sehingga Dalam penelitian ini penulis menggunakan enam variabel. Keenam variabel tersebut adalah GDP, ekspor, impor, PMA, PMDN dan Utang luar negeri. Model yang digunakan adalah Vector Autoregression (VAR) untuk mengetahui hubungan diantara keenam variabel ekonomi tersebut. Dalam VAR terdapat analisis Impulse Response Function dan Variance Decomposition. Analisis Impulse Response Function berguna untuk memberikan arah hubungan dan besarnya pengaruh antar variabel endogen karena adanya pengaruh satu standar deviasi shock variabel endogen terhadap variabel endogen lainnya maupun variabel itu sendiri, sedangkan Variance Decomposition berguna untuk mengetahui perkiraan error variance suatu variabel akibat adanya shock yang berasal baik dari diri sendiri maupun dari variabel lain atau untuk melihat pengaruh relatif variabel-variabel penelitian terhadap variabel lainnya. Kemudian uji kointegrasi Johansen untuk mengetahui hubungan keseimbangan (equilibrium) jangka panjang dan Vector Error Correction Model (VECM) untuk mengetahui hubungan jangka pendek. Berpedoman dari hal-hal yang dibahas diatas, penulis mencoba meneliti permasalahan ini dengan judul: “ Analisis Dampak Kejutan Variabel Internasional Makro Ekonomi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: Menggunakan Vector Autoregression (VAR)”
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HB Economic Theory |
Divisions: | Fakultas Ekonomi > Ilmu Ekonomi |
Depositing User: | Ms Ikmal Fitriyani Alfiah |
Date Deposited: | 19 Feb 2016 08:23 |
Last Modified: | 19 Feb 2016 08:23 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/1717 |
Actions (login required)
View Item |