HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA MAHASISWA ANGGOTA UKM PANDEKAR UNIVERSITAS ANDALAS

LAURA, KOSASI (2013) HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA MAHASISWA ANGGOTA UKM PANDEKAR UNIVERSITAS ANDALAS. Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img] Text
1.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (279kB)

Abstract

Hemoglobin merupakan suatu protein tetramerik eritrosit yang mengikat molekul bukan protein, yaitu senyawa porfirin besi yang disebut heme (Sofro, 2012 dan Murray, 2009). Hemoglobin mempunyai dua fungsi pengangkutan penting dalam tubuh manusia, yakni pengangkutan oksigen dari organ respirasi ke jaringan perifer dan pengangkutan karbondioksida dan berbagai proton dari jaringan perifer ke organ respirasi untuk selanjutnya diekskresikan ke luar. (Murray, Robert K. Dkk, 2003). Hemoglobin juga dapat mengikat nitrat oksida yang dapat berfungsi sebagai vasodilator pada pembuluh darah sehingga berpengaruh dalam menurunkan tekanan darah. Oleh karena itu, secara tidak langsung, hemoglobin dapat berfungsi sebagai pengatur tekanan darah (RCSB Protein Data Bank, 2003). Aktivitas fisik dapat mempengaruhi terjadinya perubahan aliran darah dan kadar hemoglobin (Ashadi,2011). Aktivitas fisik adalah segala gerakan tubuh yang berasal dari otot rangka yang membutuhkan pengeluaran energi (WHO, 2010; Physical Activity. In Guide to Community Preventive Services Web site, 2008). Manfaat aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur adalah membantu meningkatkan dan menjaga kesehatan otot dan tulang, membantu mengurangi risiko terjadinya obesitas dan penyakit kronik seperti diabetes dan penyakit jantung, serta mengurangi perasaan depresi dan anxietas. Aktivitas fisik juga dapat menunjang keadaan psikologi seseorang menjadi semakin baik. (Centers for Disease Control and Prevention, 2008) Pentingnya fungsi hemoglobin pada tubuh manusia dan pentingnya seseorang melakukan aktivitas fisik secara teratur merupakan dua hal yang saling berhubungan. Hubungan antara aktivitas fisik yang dilakukan seseorang terhadap kadar hemoglobin dalam suatu penelitian bahwa saat seseorang melakukan aktivitas fisik, seperti berolahraga, terjadi peningkatan aktivitas metabolik yang tinggi, asam yang diproduksi (ion hidrogen, asam laktat) pun semakin banyak sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan pH. pH yang rendah akan mengurangi daya tarik antara oksigen dan hemoglobin. Hal ini menyebabkan hemoglobin melepaskan lebih banyak oksigen sehingga meningkatkan pengiriman oksigen ke otot. (The FASEB Journal, 2007). Menurut Bahri dkk, bahwa seseorang yang melakukan aktivitas fisik atau latihan fisik yang teratur, akan meningkatkan kadar hemoglobin. Hal ini karena saat melakukan latihan fisik, sel dan jaringan tubuh akan membutuhkan oksigen lebih banyak. Setiap gram hemoglobin murni mampu berikatan dengan 1,34 mililiter oksigen. Oleh karena itu, hemoglobin pada seorang laki-laki normal dapat membawa sebanyak 20 mililiter oksigen dalam bentuk gabungan dengan hemoglobin per 100 mililiter darah, sedangkan pada perempuan sebanyak 19 mililiter oksigen.(Guyton,2012). Akan tetapi, jika aktivitas fisik yang dilakukan berlebihan, dapat menyebabkan kerapuhan dinding eritrosit sehingga terjadi hemolisis intravaskular, akibatnya kadar hemoglobin menurun. Penurunan kadar hemoglobin ini menyebabkan penurunan jumlah oksigen yang dapat dibawa ke sel dan jaringan di seluruh tubuh. Oleh karena itu, seseorang diharapkan untuk melakukan aktivitas fisik yang tidak berlebihan. Mahasiswa UKM Pandekar adalah mahasiswa yang mengikuti kegiatan bela diri rutin setiap minggunya. Dalam seminggu rata-rata setiap anggota mempunyai jadwal latihan sebanyak 3 kali dengan durasi lebih kurang 2 – 2,5 jam. (Rizky, 2012). Berdasarkan data tersebut, penelitian ini akan mempelajari adakah hubungan antara aktivitas fisik yang dilakukan mahasiswa UKM Pandekar dengan kadar hemoglobinnya. Baku emas penetapan kadar hemoglobin adalah dengan metode fotoelektrik sianmethemoglobin karena standar sianmethemoglobin kadarnya bersifat stabil dan mudah didapatkan. Ketelitiannya mencapai 2%.(Gandasoebrata, 2009). Pada penelitian ini tidak menggunakan metode sianmethemoglobin, tetapi menggunakan hemometer digital karena penelitian ini adalah penelitian lapangan yang membutukan alat portable. Keterbatasan penelitian yang tidak memungkinkan membawa darah sampel ke laboratorium dalam waktu yang cepat dikhawatirkan menjadi bias dalam penetapan kadar hemoglobin tersebut. Beberapa jurnal telah membuktikan akurasi alat hemometer digital ini baik sehingga dapat digunakan untuk penelitian lapangan. WHO juga telah merekomendasikan penggunaan alat ini untuk penelitian lapangan. (Sari M, dkk, 2001)

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions: Fakultas Kedokteran
Depositing User: Ms Ikmal Fitriyani Alfiah
Date Deposited: 18 Feb 2016 07:47
Last Modified: 18 Feb 2016 07:47
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/1640

Actions (login required)

View Item View Item