FEDRI, IBNUSINA (2013) PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA KULTIVAR GANDUM (Triticum aestivum L.) Di ALAHAN PANJANG KABUPATEN SOLOK. Masters thesis, UNIVERSITAS ANDALAS.
Text (TESIS)
CRV0397.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Gandum (Triticum aestivum) termasuk tanaman pangan famili serealia yang kaya akan karbohidrat. Biji gandum memiliki kandungan karbohidrat, protein, mineral, dan vitamin yang lebih tinggi daripada beras dan jagung. Gandum merupakan salah satu komoditas pangan alternatif dalam rangka mendukung ketahanan pangan serta diversifikasi pangan. Peluang pengembangan gandum cukup besar karena adanya pergeseran pola makan dari karbohidrat beras ke karbohidrat non beras terutama di daerah perkotaan. Pengolahan biji gandum menghasilkan tepung terigu. Terigu dapat dijadikan bahan baku industri makanan olahan, seperti roti, mie, biskuit, dan makanan bayi. Tepung terigu memiliki keunggulan daya kembang dibandingkan jenis tepung lainnya, pada tepung terigu mengandung gluten, sehingga jika tepung terigu dicampur dengan air, akan membentuk adonan elastis dan ketika adonan dipanggang dalam oven maka akan mengembang beberapa kali volume aslinya. Pengembangan tanaman gandum di Indonesia memiliki berbagai macam kendala. Kendala yang nyata dan harus disikapi adalah faktor ekologi dari tanaman tersebut yang berasal dari daerah substropis. Upaya peningkatan produksi gandum perlu ditingkatkan, bukan hanya mengandalkan intensifikasi saja selain itu diperlukan juga upaya melalui ektensifikasi pada kondisi tanah dan iklim mikro yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman gandum. Salah satu daerah di Sumatra Barat yang sesuai dengan syarat kesesuaian lahan penanaman gandum adalah di Nagari Batu Giriak yang terdapat di Kecamatan Alahan Panjang, Kabupaten Solok, yang bersuhu 200 C dan mempunyai ketinggian 1616 mdpl. Peningkatan produksi gandum juga dipengaruhi oleh produktifitas lahan, untuk memperoleh hasil pertanian yang sebanyak–banyaknya maka harus memperhatikan kesuburan tanah. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan ialah melalui aplikasi pemupukan N yang tepat. Ketersedian unsur N bagi tanaman mempunyai peran yang penting dalam melalui siklus hidup tanaman. Kekurangan unsur N akan mengakibatkan metabolisme tanaman berlangsung rendah. Introduksi tanaman merupakan suatu proses memperkenalkan tanaman dari tempat asal tumbuhnya ke suatu daerah baru. Fungsi introduksi tanaman antara lain untuk memperoleh kultivar baru yang memiliki daya hasil tinggi, kualitas buah yang baik, tahan terhadap serangan OPT dan mampu beradaptasi pada berbagai lingkungan tumbuh. Kultivar gandum yang di introduksi pada penelitian ini adalah IS-Jarissa, dan IS-1247 yang berasal dari Republik Slovakia, sebagai kultivar pembanding adalah kultivar Dewata yang berasal dari Jawa Timur. Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1). Mendapatkan interaksi yang terbaik antara pupuk urea dan kultivar gandum. 2.) Mendapatkan dosis pupuk Urea yang terbaik untuk tanaman gandum. 3) Mendapatkan kultivar gandum yang terbaik untuk dikembangkan di wilayah Alahan Panjang. Penelitian dilaksanakan di Alahan Panjang dengan ketinggian 1616 Mdpl, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok. Kegiatan ini berlangsung dari bulan Juli sampai Desember 2011. Penelitian ini merupakan percoban faktorial 3 x 4 dalam rancangan lacak lengkap dengan 3 ulangan. Faktor pertama, adalah kultivar gandum yang terdiri atas 3 taraf yaitu IS-Jarissa, IS 12-47, dan Dewata. Faktor kedua yaitu pemberian pupuk N dalam bentuk urea yang terdiri atas 4 taraf yaitu dengan takaran 0 kg/ha, 100 kg/ha, 150 kg/ha dan 200 kg/ha. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan Terdapatnya interaksi antara kultivar gandum dan pemberian beberapa dosis urea, antara lain pada pengamatan jumlah malai, panjang malai, jumlah spikelet/malai, dan jumlah bulir/malai. Pemberian pupuk urea dengan dosis 100 kg/ha, memberikan hasil per ha yang paling tinggi, perlakuan ini tidak berbeda nyata dengan pemberian urea sebanyak 150 Kg/ha dan tanpa pemberian pupuk urea. Dilihat dari kultivarnya, kultivar IS-Jarissa mampu menghasilkan biji yang lebih tinggi yaitu rata hasil biji per ha 1,85 ton/ha. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya disarankan penggunaan kultivar IS-Jarissa, dan menguji perlakuan dengan pemberian urea yang berkisar 0-100 Kg/ha, karena dengan pemberian pupuk urea 100 kg/ha memiliki hasil per ha yang paling tinggi, perlakuan ini tidak berbeda signifikan dengan perlakuan tanpa pemberian pupuk.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Pascasarjana (Tesis) |
Depositing User: | Yth Vebi Dwi Putra |
Date Deposited: | 25 Aug 2016 09:33 |
Last Modified: | 25 Aug 2016 09:33 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/15691 |
Actions (login required)
View Item |