Studi Perbandingan Profil Metabolit Sekunder, Aktivitas Antioksidan, Antibakteri, dan Toksisitas dari Produk Ekstrak Kering Kulit Manggis

M., Satria Rizaldi (2016) Studi Perbandingan Profil Metabolit Sekunder, Aktivitas Antioksidan, Antibakteri, dan Toksisitas dari Produk Ekstrak Kering Kulit Manggis. Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
Text (Abstrak)
ABSTRAK.pdf - Published Version

Download (113kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
BAB I.pdf - Published Version

Download (197kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB V)
BAB V.pdf - Published Version

Download (109kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (275kB) | Preview
[img] Text (Skripsi full text)
TUGAS AKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Produk ekstrak kulit manggis telah banyak digunakan masyarakat, salah satunya sebagai suplemen kesehatan dan obat herbal. Kandungan xanton dari ekstrak kulit manggis memiliki banyak manfaat karena dapat mengobati berbagai macam penyakit. Namun, banyak dari produk komersil ekstrak kulit manggis yang belum teruji secara ilmiah. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil metabolit sekunder, aktivitas antioksidan, antibakteri, dan kemampuan toksik daripada produk ekstrak kulit manggis. Lima sampel produk ekstrak kulit manggis dilarutkan dengan air (suhu 80 °C), metanol, dan etil asetat, dan masing-masingnya ditentukan persentase kelarutan dan profil metabolit sekundernya. Aktivitas antioksidan ditentukan menggunakan metode di(fenil)-(2,4,6-trinitrofenil)iminoazanium (DPPH) radikal. Aktivitas antibakteri ditentukan menggunakan metode difusi cakram Kirby-Bauer. Uji toksisitas ditentukan menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Secara keseluruhan, masing-masing ekstrak memperlihatkan persentase kelarutan dan profil metabolit sekunder yang berbeda-beda. Aktivitas antioksidan memperlihatkan bahwa sampel A, B, C, D, dan E memiliki nilai IC50 berturut-turut 0,65; 0,23; 0,91; 0,88; 2,16 mg/mL. Aktivitas antibakteri memperlihatkan bahwa sampel A, B, C, D, dan E memiliki diameter zona bening terhadap bakteri gram positif Staphylococcus aureus, berturut-turut 7,2; 7,0; 7,2; 7,0; 7,0 mm dan terhadap bakteri gram negatif Escherichia coli berturut-turut 7,0; 7,3; 7,0; 7,0; 7,0 mm. Hasil toksisitas memperlihatkan bahwa sampel A, B, C, D, dan E memiliki nilai LC50 berturut-turut 15,500; 14,039; 28,969; 6,521; 16,783 µg/mL. Oleh sebab itu, sampel A, B, C, dan D memiliki aktivitas antioksidan lebih kuat daripada kontrol positif (asam askorbat), semua sampel memiliki aktivitas antibakteri yang bersifat resisten terhadap bakteri gram positif S. aureus dan bakteri gram negatif E. coli dengan diameter zona bening lebih kecil daripada kontrol positif (Amoxicillin), serta semua sampel kemampuan toksik yang sangat aktif.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Q Science > QD Chemistry
Divisions: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Kimia
Depositing User: s1 kimia kimia
Date Deposited: 23 Aug 2016 08:47
Last Modified: 23 Aug 2016 08:47
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/15505

Actions (login required)

View Item View Item