ANALISIS KEGAGALAN KONSTRUKSI DARI PERSPEKTIF SOCIO-ENGINEERING SYSTEM

RIKI, SAPUTRA (2015) ANALISIS KEGAGALAN KONSTRUKSI DARI PERSPEKTIF SOCIO-ENGINEERING SYSTEM. Masters thesis, Universitas Andalas.

[img] Text (Tesis Full Teks)
201510291410th_tesis riki saputra_s2_2015.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Salah satu penyebab utama kerentanan fisik dan lingkungan adalah kegiatan manusia dalam membangun lingkungan-binaannya, dan hal ini sangat erat terkait dengan sektor konstruksi. Cara membangun yang salah, baik dari segi perencanaan dan perancangan maupun dari segi pelaksanaan dan pengawasannya dapat menghasilkan infrastruktur yang rentan terhadap bencana, selain juga risiko degradasi lingkungan. Hasil studi data statistik kegagalan, memperlihatkan bahwa Practitioners mempunyai saham dan potensi yang lebih besar dari Theoreticians dalam menekan resiko kegagalan. Persentasi resiko terbesar datang dari Human Activities dan Human Attitude . Socio-Engineering berfokus pada atribut yang melekat pada seseorang seperti , sikap ( attitude ), keahlian (skill) , nilai/norma yang diyakini ( values) , relasi sesam a manusia , pengakuan dan penghargaan ( reward system), wewenang struktural ( authority structure) . Salah satu penyebab utama kerentanan fisik dan lingkungan adalah kegiatan manusia dalam membangun lingkungan-binaannya, dan hal ini sangat erat terkait dengan sektor konstruksi. Cara membangun yang salah, baik dari segi perencanaan dan perancangan maupun dari segi pelaksanaan dan pengawasannya dapat menghasilkan infrastruktur yang rentan terhadap bencana, selain juga risiko degradasi lingkungan. Untuk mendapatkan faktor penyebab kegagalan konstruksi tidaklah mudah. Seringkali sumber dari kegagalan itu sendiri merupakan akumulasi dari berbagai faktor. Oyfer (2002) menyatakan bahwa “Construction failures, including quality defects may stem from not only single but also multiple sources”. Sedangkan Pranoto (2007) menyebutkan bahwa sumber kegagalan konstruksi seringkali dipengaruhi oleh faktor alam dan perilaku manusia. Faktor alam dicontohkan sebagai kegagalan yang terjadi akibat perubahan dinamik dari alam seperti letusan gunung berapi, banjir, gelombang laut dan gempa bumi. Perilaku manusia juga berperan signifikan terhadap kegagalan konstruksi. Vickynason (2003) menyatakan bahwa 80% dari total projects risk in construction dimungkinkan penyebabnya faktor manusia. Riset yang dilakukan Oyfer (2002) menyatakan “construction defects” di Amerika disebabkan oleh faktor manusia (54%), desain (17%), perawatan (15%), material (12%), dan hal tak terduga (2%).iii Pada umumnya kasus pada pekerjaan konstruksi didominasi oleh penyimpangan berupa pengaturan lelang, kekurangan volume pekerjaan, ketidak- sesuaian spesifikasi berupa pengurangan kualitas pekerjaan, pemahalan harga atau mark up dan keterlambatan penyelesaian pekerjaan. Hal ini merupakan penyimpangan pada pekerjaan konstruksi. Yang nantinya hal ini akan menimbulkan gejala lain, yang tampaknya meningkat menjadi lebih dominan pada masa resesi ekonomi dewasa ini. Gejala dimulai dari keinginan dari pihak yang terkait memperoleh short-term profit dengan menempuh jalur yang tidak normal dan menggantinya dengan kompetisi yang didasarkan pada besarnya angka rupiah semata. Tujuan dari penelitian ini mengkaji faktor prilaku/ sikap , atribute yang melekat pada seseorang dari perspektif Socio - Engineering System pada produk konstruksi dan menganalisis indikasi – indikasi kegagalan konstruksi terhadap bencana dari perspektif Socio – Engineering System yang berlaku selama ini dalam industri konstruksi khususnya diwilayah Kota Padang. Kerentanan dari socio engineering system sangat berpengaruh terhadap kegagalan kontruksi dan bangunan sangat beresiko sebesar ( 66,7 %) dalam arti kata perilaku manusia / pihak – pihak yang berperan memiliki peranan yang cukup berarti dalam kegagalan konstruksi dan bangunan. Kegagalan konstruksi dilihat dari perspektif socio engineering system tahapan yang berpengaruh yaitu pada tahap perencanaan , dokumen perencanaan dan proses pengadaan. Pada tahapan salah satu faktor yang mengakibatkan kegagalan kontruksi, seperti persaingan yang tidak sehat ,korupsi, kolusi, nepotisme, (KKN) dan penyuapan agar memenangkan tender Pengadaan Bara ng dan Jasa dinilai ( 90,00% ), Terjadinya persekongkolan dengan Owner untuk mengatur harga penawaran diluar prosedur pengadaan (80,00 %), Keinginan Owner untuk meraih keuntungan yang tidak normal ( Fee Proyek ) dengan menekan imbalan jasa dari konsultan Perencana / Kontraktor diluar kontrak yang telah disepakati (76,7%) Perlu adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia dimana akan sangat berpengaruh terhadap kesuksesan proyek konstruksi. Untuk itu perlu diadakan penelitian pemetaan para pelaku konstruksi yang bersertifikat baik pada tingkat tenaga ahli maupun tenaga terampil. Pemetaan ini akan sangat membantu pemahaman dan antisipasi terkait dengan kegagalan bangunan dan kosntruksi, khususnya di wilayah Kota Padang serta perlu di tinjau kembali faktor penyebab kegagalan konstruksi yang lebih mendetail di lihat dari perspestif lainnya yang berkaitan dengan industri konstruksi.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions: Pascasarjana (Tesis)
Depositing User: Ms Dian Budiarti
Date Deposited: 21 Aug 2016 08:36
Last Modified: 21 Aug 2016 08:36
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/15395

Actions (login required)

View Item View Item