KAJIAN DRUG RELATED PROBLEM’s (DRP) PENGGUNAAN PREDNISON DI BAGIAN POLIKLINIK ANAK RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

SRI, SUFYANTINI (2013) KAJIAN DRUG RELATED PROBLEM’s (DRP) PENGGUNAAN PREDNISON DI BAGIAN POLIKLINIK ANAK RSUP DR. M. DJAMIL PADANG. Masters thesis, UNIVERSITAS ANDALAS.

[img] Text (TESIS)
CRV0202.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Pertimbangan pengobatan pada anak, tidak saja diambil berdasarkan ketentuan dewasa, tetapi perlu beberapa penyesuaian seperti dosis dan perhatian lebih besar pada kemungkinan efek samping, karena adanya imaturitas fungsi organ-organ tubuh, sehingga mungkin diperlukan pemilihan obat yang benarbenar tepat. Selain itu, pengobatan pada anak juga memerlukan pertimbangan lebih kompleks, antara lain karena berbagai masalah cara pemberian obat, pemilihan bentuk sediaan, dan masalah ketaatan (patient's compliance) (Anonim, 2008). Glukokortikoid alami (hidrokortison dan kortison), umumnya digunakan dalam terapi pengganti (replacement therapy) dalam kondisi defisiensi adrenokortikal. Sedangkan analog sintetiknya (prednison) terutama digunakan karena efek imunosupresan dan antiinflamasi yang kuat (Sweetman, 2009). Prednison memiliki efek sebagai imunosupresan jika digunakan dalam dosis besar. Mekanisme kerja sebagai imunosupresan yaitu kortikosteroid dapat iii menurunkan jumlah limfosit, menghambat proliferasi sel limfosit T, imunitas seluler dan ekspresi gen pada berbagai sitokin (IL-1, IL-2, IL-6, IFN-alfa, TNFalfa). Kortikosteroid juga dapat menekan respon makrofag dan sel monosit sehingga dapat mengurangi makrofag dalam sirkulasi dan menurunkan aktifitas fagositosis mikrobisidal, antigen intraseluler digestif serta elaborasi plasminogen activation factor (Katzung, 2009). Prednison dapat menekan inflamasi oleh beberapa mekanisme yaitu selsel imunokompeten dan makrofag dalam sirkulasi dikurangi karena efek kortikosteoid yang dapat menekan respon makrofag dan pembentukan mediator proinflamasi, seperti prostaglandin, leukotrien, dan platelet activating factor (PAF) dihambat. Steroid menghasilkan efek yang terakhir ini dengan menstimulasi sintesis protein (lipokortin) dalam leukosit yang menghambat fosfolipase A2. Enzim ini, yang terletak dalam membran sel, diaktivasi dalam selsel yang rusak dan bertanggung jawab terhadap pembentukan asam arakhidonat yang merupakan prekursor sebagai mediator inflamasi. Kortikosteroid juga menekan gen yang mengkode reseptor fosfolipase A2, sikooksigenase A2 (COX- 2), dan interleukin-2 (IL-2) (Katzung, 2009). Reaksi efek samping yang mungkin muncul akibat penggunaan glukokortikoid yaitu berat badan meningkat, simpanan lemak di dada, simpanan lemak di wajah (moon face), leher bagian belakang (buffalo hump) dan perut, retensi air dan garam menyebabkan peningkatan tekanan darah dan diabetes (Petkova, 2012). Glukokortikoid dosis tinggi dalam waktu lama dapat menimbulkan gejala pseudotumor cerebri karena tekanan intrakranial yang meningkat. Terhadap tulang, glukokortikoid dapat menghambat maturasi dan iv proses pertumbuhan memanjang (Kronenberg, 2008). Penelitian-penelitian tentang penggunaan glukokortikoid seperti yang telah disebutkan diatas, menunjukkan penggunaan glukokortikoid pada anak harus diberikan secara hatihati karena menimbulkan beberapa efek samping yang merugikan jika tidak digunakan secara tepat. Sampel yang diperoleh selama penelitian yaitu 22 orang dengan 128 kunjungan. Perolehan sampel dengan menggunakan metode sensus yaitu sampel seluruh pasien anak yang mendapatkan prednison dalam pengobatan di Poliklinik Anak RSUP DR. M. Djamil Padang pada tahun 2012 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi untuk sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh pasien anak usia 1-14 tahun yang mendapatkan terapi prednison selama pengobatan di Poliklinik Anak RSUP DR. M. Djamil Padang pada tahun 2012, sedangkan kriteria ekslusinya yaitu pasien neonatus (usia 0-29 hari) dan bayi yang berumur 30 hari sampai 11 bulan 29 hari, pasien anak yang mendapatkan prednison dengan kombinasi kortikosteroid lainnya dalam satu resep, serta pasien anak yang mendapatkan metilprednisolon dan deksametason, agar data diagnosa, masalah medis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan data pemberian obat sudah cukup adekuat untuk dilakukan analisis DRP (Drug Related Problems) terhadap penggunaan prednison. Pengumpulan data berupa umur pasien, berat badan, jenis kelamin, diagnosa penyakit, keadaan penyakit yang menyertai, riwayat medis, penggunaan obat dan DRP yang ada selama pengobatan dengan prednison. Data diperoleh dari rekam medik pasien, dilengkapi dengan melihat catatan perawat, catatan obat di depo farmasi. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis untuk menentukan v DRP berdasarkan standar terapi RSUP DR. M. Djamil Padang dan literatur yang mendukung. Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk mengidentifikasi jumlah dan persentase DRP. Kategori DRP yang diteliti meliputi pemilihan obat yang tidak tepat (drug of choice), adanya obat tanpa indikasi medis, dosis yang berlebih, dosis rendah, Adverse Drug Reactions (ADR), kegagalan memperoleh obat, interaksi obat, dan ketidakpatuhan pasien. Untuk data kuantitatif kemudian dipersentasekan dan dilakukan pembahasan berdasarkan standar terapi. Gambaran penggunaan prednison di Poliklinik Anak RSUP DR.M. Djamil Padang pada tahun 2012 yaitu 12 pasien laki-laki (54,55%) dan 10 pasien perempuan (45,45%) dengan jenis penyakit yang paling banyak mendapatkan terapi yaitu sindrome nefrotik (95,45%) dengan atau tanpa komplikasi dan SLE (Syndrome Lupus Eritematosus) (4,55%). Dari penelitian yang telah dilakukan, ditemukan kejadian Drug Related Problems (DRP) sebesar 100% dengan total angka kejadian sebannyak 61. Angka kejadian DRP yang ditemukan pada penelitian ini berupa adanya kelebihan dosis obat sebanyak 8,19%, adanya kekurangan dosis obat sebanyak 19,67%, adanya Adverse Drug Reaction (ADR) sebanyak 3,27%, adanya interaksi obat sebanyak 21,31%, kegagalan memperoleh obat sebanyak 18,03%, ketidakpatuhan pasien sebanyak 18,03%, dan ketidaktepatan dosis tappering off sebanyak 11,5%. Dari aspek kesesuaian indikasi medis dan ketepatan pemilihan obat, penggunaan prednison dalam terapi di Poliklinik Anak RSUP DR. M. Djamil Padang sudah sesuai dengan standar terapi.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: R Medicine > RS Pharmacy and materia medica
Divisions: Pascasarjana (Tesis)
Depositing User: Yth Vebi Dwi Putra
Date Deposited: 15 Aug 2016 09:49
Last Modified: 15 Aug 2016 09:49
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/15019

Actions (login required)

View Item View Item