PENGARUH PERCEIVED DESIRABILITY, PERCEIVED FEASIBILITY, PROPENSITY TO ACT TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Kampus II Payakumbuh dan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh)

Septia, Wulandari (2015) PENGARUH PERCEIVED DESIRABILITY, PERCEIVED FEASIBILITY, PROPENSITY TO ACT TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Kampus II Payakumbuh dan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh). Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img] Text (Universitas Andalas)
201505141121th_septia wulandari 1110523023.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Sumber daya manusia yang paling diharapkan untuk dapat menjadi wirausahawan yaitu mahasiswa, dan perguruan tinggi adalah tempat yang ideal untuk mengembangkan ide dan kreatifitas yang diharapkan dapat menghasilkan lulusannya menjadi wirausahawan baru yang tercerahkan (Darmanto, 2013). Sebagian besar pendorong perubahan, inovasi, dan kemajuan suatu daerah adalah para wirausahawannya. Intensi wirausaha atau niat kesungguhan untuk berwirausaha harus tertanam dalam benak mahasiswa. Hal ini penting dilakukan karena intensi wirausaha telah terbukti menjadi prediktor yang terbaik bagi perilaku kewirausahaan. Intensi wirausaha juga dapat dijadikan sebagai pendekatan dasar yang masuk akal untuk memahami siapa-siapa yang akan menjadi wirausaha (Indarti dan Rostiani, 2008). Seseorang dengan intensi untuk memulai usaha akan memiliki kesiapan dan kemajuan yang lebih baik dalam usaha yang dijalankan dibandingkan seseorang tanpa intensi untuk memulai usaha. Mengenai minat dan motivasi pemuda Payakumbuh untuk memilih berwirausaha dewasa ini menjadi pemikiran serius oleh berbagai pihak, baik pemerintah, dunia pendidikan, dunia industri, maupun masyarakat. Terlihat dari usaha pemerintah kota akhir-akhir ini dalam memfokuskan pada pendidikan kewirausahaan, baik itu pada masyarakat maupun pada anak didik seperti mahasiswa. Sehingga menjadikan pembelajaran mata kuliah pendidikan 1 kewirausahaan menjadi mata kuliah wajib fakultas dan menjadi bekal bagi mahasiswa dalam merencanakan dan membangun sebuah usaha sendiri. Program pemerintah ini bertujuan agar setiap lulusan bisa bekerja tanpa harus mencari pekerjaan melainkan membuka lapangan pekerjaan sendiri. Selain itu Pemerintah Kota Payakumbuh juga ikut serta dalam mengembangkan minat berwirausaha dengan mengadakan berbagai seminar, pelatihan-pelatihan dan bahkan menghadirkan pakar atau ahli kewirausahaan dalam kuliah umum seperti yang pernah berlangsung tahun kemarin di Fakultas Ekonomi Universitas Andalas (FE UNAND) Kampus II Payakumbuh yang menghadirkan pengajar asing di kuliah umumnya. Tidak jauh berbeda di Politeknik Pertanian (POLITANI) Negeri Payakumbuh juga sangat aktif dalam berbagai kegiatan yang bersifat kewirausahaan, mulai dari melakukan seminar kewirausahaan bahkan lebih seringnya dan lebih banyak melakukan praktek langsung dari yang telah dipelajari. Meskipun risiko mempengaruhi pengambilan keputusan berwirausaha, namun penelitian empiris kecil telah secara eksplisit meneliti bahwa unsur-unsur risiko, risiko persepsi, dan kecenderungan pengusaha untuk mengambil risiko mempengaruhi pilihan antara usaha kewirausahaan berpotensi berisiko (Forlani & Mullins, 2000). Berpatokan kepada angka-angka persentase dari hasil penelitian Economic Analysis Department tentang banyaknya wirausaha yang berhasil dan gagal dimana terdapat 44% gagal karena tidak memiliki kompetensi, 17% karena tidak mempunyai pengalaman manajemen, dan hanya 1% karena buruknya perhatian terhadap usahanya. Sedangkan dari sudut keberhasilan, jika memiliki kompetensi angka keberhasilan 56%, bila memiliki pengalaman manajemen 83% dan apabila menaruh perhatian yang besar terhadap usahanya mencapai keberhasilan 99%. Walaupun penelitain ini dilakukan di Amerika, namun secara universal manusia pada dasarnya memiliki sifat yang sama. Maka seseorang yang sedang dan atau berniat meniti karir sebagai seorang wirausaha seyogya melengkapi dirinya dengan komptensi tentang bidang usahanya, meningkatkan pengetahuan manajemen dan memberikan perhatian yang besar terhadap usahanya (Nitisusastro, 2012). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis di FE UNAND Kampus II Payakumbuh dan POLITANI Negeri Payakumbuh, melihat ada beberapa mahasiswa yang sudah mencoba terjun langsung ke dalam dunia bisnis. Hal ini sedikit membuktikan bahwa ada beberapa mahasiswa yang tertarik untuk memulai dan melakoni bisnis usaha sejak masih duduk dibangku kuliah. Perkembangan dari intensi mahasiswa seperti ini sudah banyak memberikan dampak positif baik terhadap diri mereka sendiri maupun lingkungan sekitarnya. Dengan membentuk dan mendorong semangat kewirausahaan pada mahasiswa, membantu meningkatkan niat atau intensi berwirausaha. Memahami anteseden niat kewirausahaan memungkinkan guru, konsultan, penasehat dan pembuat kebijakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana niat terbentuk dari bagaimana keyakinan, persepsi, kelayakan dan motif mempengaruhi niat untuk memulai usaha. Pengetahuan tentang faktorfaktor penentu niat kewirausahaan dapat membantu wirausahawan menemukan cara yang tepat untuk membentuk niat dan meningkatkan probabilitas konsekuen perilaku menciptakan usaha baru (Wang,et al., 2011). Terdapat dua teori utama yang digunakan para peneliti untuk meneliti tentang Intensi Berwirausaha sebagai prediktor dari perilaku berwirausaha, yaitu : The Entrepreneurial Event Theory (Shapero dan Sokol, 1982) dan The Theory of Planed Behavior (Ajzen, 1991). Menurut beberapa peneliti teori yang dikemukakan oleh Shapero dan Sokol, 1982 The Entrepreneurial Event Theory yang mana faktor perceived desirability, perceived feasibility, propensity to act lebih akurat dalam memprediksi perilaku berwirausaha, akan tetapi belum cukup banyak digunakan untuk penelitian. Model Shapero dan Sokol dikembangkan atas dasar tiga elemen, yaitu perceived desirability maksudnya adalah sistem nilai individu dan sosial yang mempengaruhi penilaian seseorang, perceived feasibility berarti persepsi seseorang memandang dirinya mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan sumber daya (manusia, sosial, finansial) untuk membangun usaha baru dan propensity to act yaitu dorongan dalam diri seseorang untuk bertindak (Krueger, et al., 2000) Peneliti melakukan penelitian pada Mahasiswa S1 FE UNAND Kampus II Payakumbuh dan DIII/DIV POLITANI Negeri Payakumbuh yang telah mengikuti kelas kewirausahaan. Melalui proses pembelajaran dari kelas Kewirausahaan maka mereka akan lebih mengerti makna kewirausahaan yang sebenarnya dan dianggap memahami topik kewirausahaan sehingga mahasiswa mempunyai ketertarikan untuk menjadi seorang pengusaha. Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian sejauh mana PENGARUH PERCEIVED DESIRABILITY, PERCEIVED FEASIBILITY, PROPENSITY TO ACT TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA yang Studi Kasusnya Mahasiswa FE UNAND Kampus II Payakumbuh dan POLITANI Negeri Payakumbuh.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management
Divisions: Fakultas Ekonomi > Manajemen
Depositing User: Mr Iswadi S Nupin
Date Deposited: 13 Aug 2016 10:52
Last Modified: 13 Aug 2016 10:53
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/14919

Actions (login required)

View Item View Item