PENINGKATAN KUALITAS KULIT BUAH COKLAT MELALUI FERMENTASI DENGAN Phanerochaete chrysosporium dan Neurospora crassa DAN APLIKASINYA DALAM RANSUM BROILER

DOHARNI, PANE (2015) PENINGKATAN KUALITAS KULIT BUAH COKLAT MELALUI FERMENTASI DENGAN Phanerochaete chrysosporium dan Neurospora crassa DAN APLIKASINYA DALAM RANSUM BROILER. Masters thesis, UPT. Perpustakaan.

[img] Text
201512170836th_tesiss doharni upload pustaka.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Pakan merupakan faktor yang paling banyak membutuhkan biaya. Sekitar 60-70% dari seluruh biaya produksi digunakan untuk penyediaan pakan (Siregar dkk, 1980). Berbagai penelitian telah dilakukan untuk memanfaatkan limbah yang tidak berharga menjadi bahan pakan yang nilai biologisnya tinggi dan memberikan nilai tambah. Tanaman coklat/kakao (Theobroma cacao) merupakan salah satu tanaman komoditi ekspor di daerah Sumatera Barat. Pada tahun 2012, di Sumatera Barat luas areal perkebunan buah coklat mencapai 137.155 hektar dengan produksi buah coklat sebanyak 69.281 ton (Dinas Perkebunan, 2012). Ketersediaan KBC cukup banyak karena sekitar 75% dari satu buah coklat utuh adalah berupa kulit buah, sedangkan biji coklat sebanyak 23% dan plasenta 2% (Wawo, 2007). Ditinjau dari segi kandungan zat-zat makanan KBC dapat dijadikan sebagai pakan ternak karena mengandung protein kasar 13,44% tetapi kandungan serat kasarnya tinggi yaitu 35,22% (selulosa 22,07% dan lignin 25,39%). Oleh sebab itu perlu dilakukan upaya untuk menurunkan serat kasar salah satunya dengan menggunakan kapang Phanerochaete chrysosporium. Disamping itu juga menggunakan kapang Neurospora crassa untuk mendapatkan pakan yang tinggi kandungan β-karoten. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lama fermentasi yang tepat untuk pertumbuhan kapang Phanerochaete chrysosporium dan Neurospora crassa pada substrat campuran KBC dan AT dalam menurunkan kandungan serat kasar (lignin dan selulosa) dan meningkatkan kandungan protein kasar serta untuk mengetahui pengaruh penggunaan KBCATF yang dapat mengurangi penggunaan jagung dan bungkil kedelai dalam ransum terhadap performa dan kolesterol daging broiler. Penelitian dilakukan 2 tahap yaitu tahap I (uji kualitas nutrisi produk fermentasi) yang diawali dengan penyediaan substrat dan pembuatan inokulum untuk pembiakan kapang Phanerochaete chrysosporium dan Neurospora crassa. Kemudian dilanjutkan fermentasi campuran kulit buah coklat dan ampas tahu. Metode penelitian tahap I adalah eksperiman menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan yaitu perlakuan A = 10 hari Phanerochaete chrysosporium + 4 hari Neurospora crassa, B = 13 hari Phanerochaete chrysosporium + 4 hari Neurospora crassa, C = 16 hari Phanerochaete chrysosporium + 4 hari Neurospora crassa dan D = 19 hari Phanerochaete chrysosporium + 4 hari Neurospora crassa. Kemudian dilakukan analisa kandungan nutrisi secara proksimat dan vansoest, serta analisa aktivitas 6 enzim selulase. Penelitian tahap II (uji bilogi ransum mengandung kulit buah coklat ampas tahu fermentasi terhadap broiler) dilakukan dengan cara mengukur parameter performa dan kolesterol daging broiler. Metode penelitian tahap II adalah eksperiman menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan yaitu perlakuan A = Penggunaan 0 % KBCATF dalam ransum, B = Penggunaan 5 % KBCATF dalam ransum, C = Penggunaan 10 % KBCATF dalam ransum, D = Penggunaan 15 % KBCATF dalam ransum dan E = Penggunaan 20 % KBCATF dalam ransum. Hasil penelitian tahap I adalah fermentasi kulit buah coklat dan ampas tahu yang difermentasi dengan kapang Phanerochaete chrysosporium yang dilanjutkan dengan Neurospora crassa memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap persentase peningkatan protein kasar, persentase penurunan serat kasar, persentase penurunan selulosa, persentase penurunan lignin, persentase peningkatan hemiselulosa dan aktivitas enzim selulase. Kesimpulan penelitian tahap I adalah kulit buah coklat dan ampas tahu yang difermentasi dengan kapang Phanerochaeta chrysosporium selama 16 hari dilanjutkan dengan kapang Neurospora crassa selama 4 hari merupakan lama fermentasi terbaik. Pada kondisi ini diperoleh persentase peningkatan protein kasar sebesar 56,49%, persentase penurunan serat kasar sebesar 42,01%, persentase penurunan selulosa sebesar 40,31%, persentase penurunan lignin sebesar 35,36%, persentase peningkatan hemiselulosa sebesar 41,79% dan aktivitas enzim selulase sebesar 0,23 U/ml. Hasil penelitian tahap II adalah penggunaan kulit buah coklat dan ampas tahu fermentasi dengan kapang Phanerochaeta chrysosporium selama 16 hari dilanjutkan dengan kapang Neurospora crassa selama 4 hari dalam ransum broiler memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum, dan persentase bobot karkas broiler, akan tetapi memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kolesterol daging broiler. Kesimpulan penelitian tahap II adalah penggunaan produk KBCATF sebagai bahan pakan alternatif dalam ransum broiler dapat mengurangi penggunaan jagung dan bungkil kedelai tanpa mempengaruhi konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum dan persentase karkas broiler, tetapi dapat menurunkan kolesterol daging broiler. Penggunaan produk KBCATF sampai level 20% dalam ransum broiler dapat mengurangi penggunaan jagung dan bungkil kedelai masing-masing sebanyak 28,88% dan 22,5% dari ransum kontrol tanpa menurunkan pertambahan bobot badan dan kualitas protein ransum, bahkan dapat menurunkan kolesterol daging broiler sebanyak 33,84%.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: Q Science > QK Botany
S Agriculture > SB Plant culture
Divisions: Pascasarjana Tesis
Depositing User: Ms Randa Erdianti
Date Deposited: 12 Feb 2016 01:43
Last Modified: 12 Feb 2016 01:43
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/1484

Actions (login required)

View Item View Item