DIVERSITAS DAN POTENSI KELELAWAR MEGACHIROPTERA SEBAGAI DISPERSER DAN POLINATOR DI HUTAN HARAPAN, JAMBI

FITRIA, RAMONA (2013) DIVERSITAS DAN POTENSI KELELAWAR MEGACHIROPTERA SEBAGAI DISPERSER DAN POLINATOR DI HUTAN HARAPAN, JAMBI. Masters thesis, UNIVERSITAS ANDALAS.

Text (TESIS FULLTEXT) CRV0068.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB)

Abstract

Kelelawar merupakan hewan nocturnal, yaitu aktif pada malam hari yang dimulai dari terbenamnya matahari hingga sebelum terbit matahari. Perilaku ini merupakan adaptasi dari bentuk sayapnya yang berupa selaput kulit tipis dan sayap ini sangat rentan terkena sinar matahari, sehingga lebih banyak panas yang diserap daripada yang dikeluarkan. Selain itu, kelelawar juga mengalami adaptasi khusus berupa indera pendengaran yang sangat mendukung aktivitas mereka di 3 malam hari, sehingga dapat mengurangi persaingan dengan hewan diurnal yang beraktivitas pada siang hari (Prasetyo, Noerfahmy dan Tata, 2011). Ramona (2009) menemukan kelelawar jenis C. sphinx memulai aktivitas mencari makan menjelang hari mulai gelap pada pukul 18.18 s.d 18.45 WIB dengan suhu 26-26.50◦C, kelembaban 92-96% dan intensitas cahaya relatif pada daerah terbuka adalah 0.30-0.38%. C. sphinx satu persatu mulai meninggalkan roosting menuju arah barat dan selatan secara beriringan dengan jarak yang cukup lebar (tidak bersamaan). C. sphinx kembali ke tempat roosting setelah mencari makan di malam hari pada pukul 04.10 s.d 04.45 WIB dengan 24◦C, kelembaban 92% dan intensitas cahaya relatif pada daerah terbuka adalah 0.04%. hewan ini berdatangan dari arah barat dan selatan diawali oleh satu ekor dan diikuti oleh yang lain satu persatu. Penelitian Isaac dan Stephenraj (2010) menyatakan bahwa C. sphinx memakan nektar Parkia biglandulosa pada pukul 20.00 sampai 23.00. Dimana pada waktu ini adalah puncak aktivitas jenis kelelawar frugivorus dan nektarivorus.

Actions (login required)

View Item